Wednesday, July 9, 2014

laporan satuan operasi konversi satuan

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
 Dalam dunia keteknikan pertanian, yang dipelajari bukan hanya pengetahuan umum tentang pertanian secara luas. Namun juga mempelajari bagaimana mekanisme kerja mesin-mesin yang digunakan dalam kegiatan pertanian. Setiap elemen mesin dan bahan hasil pertanian memiliki ukuran, tegangan, regangan, kecepatan, parameter-parameter lainnya yang harus diukur dengan besaran tertentu dan satuan yang berbeda-beda. Pembanding suatu hasil pengukuran dengan pengukuran yang lain disebut dengan satuan. Satuan-satuan di setiap negara tidak selalu sesuai dengan sistem satuan yang diakui secara internasional yang dinamakan Sistem Internasional atau biasa disebut SI. Contohnya di Indonesia menggunakan satuan meter untuk panjang suatu benda, di Inggris yang digunakan adalah feet. Setiap buku juga menggunakan satuan yang berbeda-beda sesuai system satuan yang dianut penulis buku tersebut. Untuk mengubah satuan-satuan tersebut menjadi satuan SI ataupun untuk mengubah kebalikannya, dibutuhkan suatu cara yang dikenal dengan konversi satuan. Oleh karena itu, perlu diadakan praktikum mengenai konversi satuan agar praktikan dapat lebih memahami cara melakukan konversi satuan.
1.2. Tujuan Praktikum
Tujuan dilakukannya praktikum ini adalah untuk mengubah satuan-satuan dan fungsi persamaan dalam massa, panjang, gaya, dan lain-lain, serta untuk menjumlahkan, mengurangi, membagikan dan mengalikan satuan.






 


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Satuan Dasar
Definisi dari satuan dasar sistem metrik telah berkembang dari tahun ke tahun. Ketika sistem metrik ditetapkan pada tahun 1791 oleh French Academy of Sciences, dihasilkan definisi-definisi yang dianggap tidak praktis dan sulit untuk diduplikasi dengan tepat, dan dengan persetujuan internasional definisi-definisi ini telah diganti dengan definisi yang lebih diperhalus. Standar sekon yang digunakan sekarang itu berdasarkan pada jam atomik, yang menggunakan beda energi antara dua tingkat energi terendah dari atom cesium. Satu sekon didefinisikan sebagai waktu yang diperlukan untuk melakukan 9.192.631.770 siklus dari radiasi ini. Definisi baru dari meter adalah jarak yang ditempuh oleh cahaya di ruang hampa dalam 1/299.792.458 sekon. Cara ini memberikan standar panjang yang lebih teliti daripada standar yang didasarkan pada panjang gelombang cahaya. Standar massa, kilogram, didefinisikan sebagai massa suatu tabung yang terbuat dari paduan (alloy) platinum-iridium. Tabung tersebut disimpan di International Bureau of Weights and Measures di Sevres, dekat Paris (Karmana, 2009).

2.2 Dimensi Suatu Besaran
            Dimensi suatu besaran menggambarkan bagaimana suatu besaran tersusun dari besaran pokok. Besaran pokok dengan dimensinya yaitu panjang (L), massa (M), waktu (T), suhu (θ), kuat arus listrik (I), intensitas cahaya (J) dan jumlah zat (N). Dimensi besaran turunan dapat disusun dari dimensi besaran pokok pembentuknya. Sebagai contoh, dimensi kecepatan merupakan hasil bagi dimensi panjang (jarak) dengan dimensi waktu, sehingga dapat dituliskan bahwa dimensi kecepatan adalah LT-1. Salah satu manfaat dimensi adalah sebagai petunjuk awal untuk memeriksa benar-tidaknya suatu persamaan fisika. Hal ini karena salah satu syarat kebenaran persamaan fisika adalah kesamaan dimensi pada kedua ruas persamaan (Purwanto, 2009).

2.3 Macam-Macam Sistem Satuan
Sistem satuan yang diakui secara internasional berdasarkan hasil konferensi CGPM (Conference Generale Poids et Measures) dinamakan Sistem Internasional (International System of Units) atau biasa disebut SI. Sistem ini menggunakan satuan dasar untuk pengukuran panjang, massa dan waktu dengan satuan mks (meter, kilogram, sekon). Selain satuan-satuan SI telah dikenal sebelumnya sistem satuan pada beberapa besaran pokok. Sistem cgs menggunakan standar satuan tiga besaran pokok tadi dengan satuan centimeter, gram dan sekon. Adapun sistem British menggunakan satuan lain yang dipakai pada satuan teknik di Amerika Serikat dan kerajaan Inggris. Beberapa satuan panjang yang digunakan tersebut adalah inchi, feet, yard dan mil. Kemudian, satuan massa yang dipakai adalah pon massa (lbm) dan smg (Pauliza, 2008).
2.4  Besaran Vektor dan Besaran Skalar
Beberapa besaran fisika, seperti waktu, temperatur, massa, densitas dan muatan listrik dapat digambarkan secara lengkap dengan suatu bilangan serta satuannya. Tetapi banyak besaran penting lainnya yang memiliki arah dan tidak dapat dideskripsikan hanya dengan sebuah bilangan. Besaran-besaran seperti itu memiliki peranan penting di banyak topik utama dalam fisika, termasuk gerak dan penyebabnya, serta gejala listrik dan magnet. Sebuah contoh sederhana dari besaran yang memiliki arah adalah gerak sebuah pesawat. Untuk mendeskripsikan gerak ini dengan lengkap, kita tidak hanya harus mengatakan secepat apa pesawat itu bergerak, tetapi juga harus menyatakan ke arah mana pesawat itu bergerak. Laju pesawat dan arahnya membentuk suatu besaran yang disebut kecepatan. Besaran fisika yang dapat digambarkan dengan suatu bilangan disebut besaran skalar. Sebaliknya, suatu besaran vektor memiliki besar (magnitude) dan arah dalam ruang (Juliastuti, 2002).
2.5 Notasi Ilmiah
Penulisan massa elektron (0,00000000000000000000000000000091 kg) dan jarak bumi-bulan (380.000.000 m) memerlukan tempat penulisan yang panjang. Penulisan seperti itu tidak praktis. Oleh karena itu digunakan notasi ilmiah yang lebih praktis. Penulisan angka dalam notasi ilmiah berbentuk a x 10n, dengan 1< a < 10 dan n adalah bilangan bulat. Jadi, dalam bentuk notasi ilmiah, massa elektron adalah 9,1 x 10-31 kg, sedangkan jarak bumi-bulan adalah 3,8 x 107 m. Ada nama-nama khusus untuk beberapa bilangan 10 berpangkat yang menjadi faktor pengali dalam penulisan besaran. Nama khusus dilekatkan sebagai awalan penyebutan satuan, antara lain yaitu piko (p =10-12), nano (n = 10-9), mikro (µ = 10-6), mili (m = 10-3), senti (c = 10-2), desi (d = 10-1), deka (da = 101), hekto (h = 102), kilo (k = 103), mega (M = 106), giga (G = 109) dan tera (T = 1012) (Sudiana, 2005).





























BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1. Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Minggu, 15 Desember 2013 di Ruang 2.1 Fakultas Teknologi Pangan dan Agroindustri Universitas Mataram.
3.2.      Alat dan Bahan Praktikum
Adapun alat  yang digunakan pada praktikum ini adalah kalkulator.
3.3. Prosedur Kerja
            Adapun langkah-langkah kerja yang dilakukan pada praktikum ini adalah sebagai berikut :
1.  Co. Asisten menjelaskan tentang konversi satuan.           
2.  Setiap kelompok praktikan diberikan soal-soal konversi satuan oleh Co. Asisten.
3. Praktikan diharapkan dapat mengerjakan soal-soal tersebut dengan mengetahui satuan-satuan yang telah dijelaskan oleh Co. Assisten sebelumnya.














BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN
4.1. Hasil Pengamatan
Tabel 1. Konversi Satuan dan Dimensinya
No
Besaran
Satuan (SI)
Satuan British
Dimensi
1
Panjang
Meter
Feet
[L]
2
Massa
Kilogram
Pound
[M]
3
Waktu
Sekon
Hour
[T]
4
Suhu
Kelvin
Celcius
[θ]
5
Kuat Arus Listrik
Ampere
Ampere
[I]
6
Intensitas Cahaya
Candela
Candela
[J]
7
Jumlah Zat
Mol
Mol
[N]

4.2. Contoh Soal Konversi Satuan
1. Apa yang dimaksud dengan satuan ?
            Jawab :  Satuan adalah suatu yang digunakan untuk menyatakan besaran.
2. Kenapa konversi satuan perlu kita lakukan ?
            Jawab : Karena konversi satuan memudahkan kita untuk menghitung apabila memiliki satuan yang berbeda. Setiap negara menganut sistem satuan yang berbeda-beda, pustaka dari negara tersebut kadang kita gunakan sebagai referensi. Oleh karena itu kita perlu mengubah satuannya.
3. A mengendarai motor dengan kecepatan 72 km/jam, B mengendarai motor dengan kecepatan 20 m/s. Dengan masing-masing kecepatan tersebut manakah yang duluan tiba ditempat tujuannya ?
                 Jawab : A        = 72 km/jam
= 72 x  m/s
= 20,000002 m/s
                         B        = 20 m/s
                        A memiliki kecepatan yang lebih besar dari pada kecepatan B, jadi A lebih cepat sampai.
4. Dua plat hitam tak terhingga yang suhunya masing-masing 800oC dan 300oC saling bertukar kalor melalui proses radiasi hitunglah perpindahan kalor persatuan luas ?
     Jawab:
Diketahui:       T1    = 800oC
                                         = 800 + 273
                                         = 1073 K
                                  T2    = 300oC
                                         = 300 + 273
                                         = 573 K
                                 σ      = 5,67 x 10-8 W/m2K4
Ditanya :         Q     = ...?
Penyelesaian: Q      = σ A (T14-T24)
                                 Q     = 5,67 x A x (10734 K - 5734 K)
                                    = 5,67 x 10-8 W/m2K4 x (1,32 x 1012­­ K4 - 1,078 x 1011 K4)
                      = 1,2122 x 1012 W/m2
5. Kapal pesiar melaju dengan kecepatan rata-rata 5 knot (1 knot = 1,852 km/jam). Berapakah kecepatan kapal tersebut bila dinyatakan dalam m/s. Dan bila perjalanan tersebut menempuh jarak 500 km. Berapakah waktu yang dibutuhkan kapal tersebut dinyatakan dalam skon ?
                 Jawab :  Diketahui      : v                    = 5 knot
                                                       1 knot            = 1,852 km/jam
                                                       1 km/jam       = 10/36 m/s
                                                       x                    = 500 km
                               Ditanya         : v                    =   m/s
                                                       t                     =   s
                               Penyelesaian  : v                    = 5 x 1,852 km/jam
= 9,26 x 10/36 m/s
                                                                             = 2,5722 m/s
                                                      t                      = x/v
                                                                             = 500/9,26 s
                                                                             = 53,99 s






































BAB V
PEMBAHASAN
            Konversi satuan merupakan cara untuk mengubah satuan yang ada ke satuan SI atau sebaliknya. Konversi satuan perlu dilakukan karena disetiap negara biasanya memiliki sistem satuan sendiri-sendiri. Untuk mencari kesesuaiannya diperlukan konversi satuan. Pengubahan satuan sering kita hadapi dalam persoalan fisika. Pengubahan satuan pada dasarnya adalah mengubah nilai besaran dari satuan yang satu ke satuan yang lain. Kadang kadang besaran yang di berikan menggunakan sistem satuan yang berbeda dengan sistem satuan yang kita inginkan. Sebelum melakukan perhitungan kita harus menyesuaikan sistem satuan ke dalam sistem satuan yang kita kehendaki. Untuk memudahkan dalam mengubah dari awalan yang satu ke awalan yang lain, kita menggunakan tangga konversi satuan. Penggunaan satuan yang beraneka ragam dapat menimbulkan beberapa kesulitan. Kesulitan pertama yaitu, kesulitan dalam menentukan faktor konversi apabila ingin beralih dari suatu satuan ke satuan lain. Kesulitan kedua adalah memerlukan banyak alat ukur yang sesuai dengan satuan yang digunakan (Tandra, 2011).
Ketika mengukur suatu besaran, besaran tersebut akan selalu dibandingkan terhadap suatu acuan standar. Jika disebutkan bahwa sebuah bambu memiliki panjang 30,35 meter, ini berarti panjang bambu tersebut adalah 30,35 kali panjang suatu batang meteran, yang didefinisikan sebagai 1 meter. Meter adalah satuan untuk jarak. Jika digunakan suatu bilangan untuk mendeskripsikan suatu besaran fisika, maka harus selalu dituliskan satuan yang digunakan. Jika mendeskripsikan jarak dengan menuliskan “30,35” saja maka tidak akan memberikan arti apa-apa.
Untuk membuat pengukuran yang akurat, diperlukan suatu sistem pengukuran yang tidak dapat berubah dan dapat diduplikasi oleh pengamat di berbagai lokasi. Oleh karena itulah,  maka menurut Purwanto (2009), pada tahun 1790, pemerintah Perancis memberi arahan kepada akademi ilmu pengetahuan Perancis untuk mengganti semua sistem pengukuran dengan sistem satuan internasional. Sebagai dasar pertama, para ilmuwan Perancis memutuskan bahwa sistem pengukuran yang universal didasarkan pada ukuran-ukuran permanen yang diberikan oleh alam, bukannya bergantung pada standar yang dibuat oleh manusia. Sebagai dasar kedua, mereka memutuskan bahwa semua satuan lainnya akan diturunkan dari satuan panjang, massa dan waktu. Sebagai dasar ketiga, mereka mengusulkan penggunaan sistem desimal dalam pengalian dan pengalian tambahan satuan-satuan dasar. Usulan para akademisi Perancis ini kemudian dikabulkan dan diperkenalkan sebagai sistem satuan metrik pada tahun 1795. Pada tahun 1875, dibuat suatu kesepakatan oleh 17 negara untuk mengakui sistem ini sebagai sistem yang resmi, yang dikenal dengan metre convention.
            Pada tahun 1960, diadakan Konferensi Umum Berat dan Ukuran ke-11 (Eleventh General Conference of Weigths and Measures). Pada konferensi ini diakui sebuah sistem satuan standar yang dapat digunakan secara internasional yang dikenal dengan Sistem Internasional atau yang biasa disebut SI. Pada konferensi ini juga ditetapkan enam besaran pokok dan satuannya, yaitu panjang (meter), massa (kilogram), waktu (detik), arus listrik (Ampere), temperatur (Kelvin) dan intensitas cahaya (kandela). Besaran adalah segala sesuatu yang bisa diukur dan dinyatakan besarnya dengan angka. Sedangkan satuan adalah suatu pembanding yang tetap dalam mengukur suatu besaran.
            Pada tahun 1971, diadakan Konferensi Umum Berat dan Ukuran ke-14 (Fourteenth General Conference of Weigths and Measures). Pada konferensi ini ditambahkan lagi satu besaran pokok, yaitu jumlah zat (mol). Oleh karena itu, sekarang ada tujuh besaran pokok yang menjadi standar satuan internasional. Jadi, dapat disimpulkan bahwa besaran pokok adalah besaran yang telah ditetapkan terlebih dahulu satuannya.
Dari tujuh besaran pokok, dihasilkan berbagai macam besaran turunan. Besaran turunan adalah besaran yang satuannya diperoleh dari besaran pokok. Contoh besaran turunan antara lain kecepatan, luas, volume, massa jenis, gaya, usaha dan energi. Kecepatan diperoleh dengan cara membagi jarak (besaran panjang) dengan besaran waktu sehingga satuannya merupakan satuan panjang dibagi satuan waktu, yaitu m/s.
Selain dikelompokkan menjadi besaran pokok dan besaran turunan, besaran fisika juga dapat dikelompokkan menjadi besaran skalar dan besaran vektor. Besaran skalar adalah besaran yang memiliki besar (nilai), tetapi tidak memiliki arah. Contoh besaran skalar adalah waktu, volume, massa jenis dan suhu. Besaran vektor adalah besaran yang memiliki besar dan arah. Contoh besaran vektor adalah gaya, kecepatan dan percepatan.
Dimensi adalah suatu yang dinyatakan secara umum dalam besaran primer. Dalam penggunaan umum, dimensi berarti parameter atau pengukuran yang dibutuhkan untuk mendefinisikan sifat-sifat suatu objek yaitu panjang, lebar, dan tinggi atau ukuran dan bentuk. Dalam matematika dan fisika, dimensi adalah parameter yang dibutuhkan untuk menggambarkan posisi dan sifat-sifat objek dalam suatu ruang. Dalam konteks khusus, satuan ukur dapat pula disebut dimensi meter atau inchi.
Dimensi mempunyai beberapa kegunaan antara lain untuk menentukan kesetaraan dua buah besaran. Kesetaraan dua besaran dapat dilihat dari dimensi masing-masing, jika dimensinya sama maka dinyatakan kedua besaran itu setara. Untuk menentukan ketepatan suatu persamaan. Benar tidaknya sebuah persamaan dapat dilihat secara cepat dengan melihat dimensinya. Jika dimensi dikedua ruas sama maka persamaan tersebut benar. Untuk menentukan satuan besaran turunan dalam besaran dasar. Untuk mengonversi satuan dari sistem cgs ke MKS atau sebaliknya.
Faktor konversi adalah angka tidak berdimensi yang merupakan ekivalensi satuan yang bersambutan. Pada operasi, penambahan dan pengurangan dimensi dari bilangan yang dioperasikan harus sama, sedangkan dalam perkalian atau pembagian tidak ada syarat dalam pengoperasiannya. Dalam kehidupan kita terdapat empat sistem satuan yaitu : (1).Absolute Dynamic System (cgs), (2). English Absolute System (fps), (3). Sistem Internasional (mks), (4). Gravitational system.
Aplikasi konversi satuan pada kehidupan sehari-hari misalnya saja saat ibu ingin membuat pai apel. Dalam resep disebutkan dibutuhkan buah apel sebanyak 7,3 kg. Sedangkan di supermarket, massa buah apel tersebut dinyatakan dalam gr, sehingga satuan massa buah apel tersebut harus dikonversi terlebih dahulu. Diketahui 1 kg setara dengan 1000 gr, maka 7,3 kg apel adalah 7,3 dikali 1000 gr, yaitu 7300 gr. Jadi, 7,3 kg apel setara dengan 7300 gr.









































BAB VI
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
            Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1.    Besaran adalah segala sesuatu yang dapat diukur dan dinyatakan dengan angka.
2.    Satuan adalah suatu pembanding yang tetap dalam mengukur suatu besaran.
3.    Satuan Internasional (SI) adalah suatu sistem satuan standar yang dapat digunakan secara internasional.
4.    Ada tujuh besaran pokok yang menjadi standar satuan internasional, yaitu panjang (meter), massa (kilogram), waktu (detik), arus listrik (ampere), temperatur (Kelvin), intensitas cahaya (kandela) dan jumlah zat (mol).
5.    Dalam matematika dan fisika, dimensi adalah parameter yang dibutuhkan untuk menggambarkan posisi dan sifat-sifat objek dalam suatu ruang.
5.2. Saran
            Sebaiknya seluruh praktikan lebih ditegaskan lagi untuk membawa kalkulator agar praktikum  dapat berjalan dengan lebih lancar dan efisien.


 DAFTAR PUSTAKA
Akhirudin, T., 2008. Desain Alat Destilasi Air Laut dengan Sumber Energi Tenaga Surya sebagai Alternatif Penyediaan Air Bersih. IPB Press. Bogor
Alakali, Joseph S., Sunday O. Eze, and Michael O. Ngadi., 2012. Influence of Variety and Processing Methods on Specific Heat Capacity of Crude Palm Oil. International Journal of Chemical Engineering and Applications, Vol. 3 (5) : 300 – 302. McGill University. Canada

Almatsier, S., 2010. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Pustaka Gramedia Utama. Jakarta

Anonim a, 2008. Modul Praktikum Mekanika Fluida. Universitas Jenderal Soedirman. Purwokerto

Anonim a, 2008. Modul Praktikum Mekanika Fluida. Universitas Jenderal Soedirman. Purwokerto

Anonim b, 2013. Mekanika Fluida. http://id.wikipedia.org/wiki/Mekanika_fluida. (Diakses pada tanggal 3 Desember 2013)

Anonim b, 2013. Mekanika fluida. http://id.wikipedia.org/wiki/Mekanika_fluida. (Diakses pada tanggal 3 Desember 2013)

 Anonim, 2007. Petunjuk Praktikum Satuan Operasi. Fakultas Pertanian.    Universitas Mataram. Mataram

Anonim, 2010. Kalorimeter. www.sarjanaku.com. (Diakses pada tanggal 3 Desember 2013)

Anonim, 2012. Peralatan Pengecilan Ukuran. http://agroindustrialis.blogspot. com/2012/06/peralatan-pengecil-ukuran-size.html. (Diakses pada hari Kamis, 19 desember 2013)

Arutanti, Osi dan Mikrajuddin Abdullah, Khairurrijal, dan Hernawan Mahfudz. 2009. Penjernihan Air Dari Pencemar Organik dengan Proses Fotokatalis pada Permukaan Titanium Dioksida (TiO2) . Jurnal Nanosains & Nanoteknologi ISSN 1979-0880

Budiarti, Akhmad. 2009.,  Teknologi Sederhana. Erlangga. Jakarta

Choirunnisa, F., 2009. Dasar-Dasar Keteknikan Pengolahan. Liberty. Yogyakarta
Fathi, 2013. Laporan Praktikum Mekanika Fluida. http://binderismine. blogspot.com/2013/01/laporan-praktikum-mekanika-fluida.html. (Diakses pada tanggal 3 Desember 2013)

Fathi, 2013. Laporan Praktikum Mekanika Fluida. http://binderismine. blogspot.com/2013/01/laporan-praktikum-mekanika-fluida.html. (Diakses pada tanggal 3 Desember 2013)

Giancoly, D.C., 2001. Fisika Jilid 1(Terjemahan). Erlangga. Jakarta

Gibbs, K. 2008. Advanced Physics. Cambridge University Press. New York

Intan, Sunita., 2013. Filtrasi Air Limbah. http://sunitaintan.blogspot.com/ 2013/01/filtrasi-air-limbah.html. (Diakses pada hari Rabu 11 Desember 2013)

Ismanilda. A., 2011. Ilmu Pangan Lanjut. Liberty. Yogyakarta

Jennes, 2005. Teori dan Prosedur mutu susu. Jilid 1. Liberty.Yogya

Juliastuti, E., 2002. Fisika Universitas. Erlangga. Jakarta

Karmana, O., 2009. Pengantar Fisika Teknik. Rhineka Cipta. Jakarta

Lukman, D., 2013. Kerusakan Pangan. http://higiene-pangan.blogspot.com/2013/ 07/kerusakan-pangan.html. (Diakses pada hari Selasa, 17 Desember 2013)

Munson and Young., 2009. Fundamentals of Fluids Mechanics, ed. 4. Erlangga. Jakarta

Munson and Young., 2009. Fundamentals of Fluids Mechanics, ed. 4. Erlangga. Jakarta

Nabawiyah, Khilfatin & Ahmad Abtokhi., 2010. Penentuan Nilai Kalor dengan Bahan Bakar Kayu Sesudah Pengeringan serta Hubungannya dengan Nilai Porositas Zat Padat. Jurnal Neutrino, Vol.3 (1) : 13 – 20. UIN Maulana Malik Ibrahim. Malang

Nurmaed, Im., 2012. Laporan Praktikum Destilasi. http://imnurmaed.blogspot.com/ 2012/12/laporan-rktikum-destilasi.html. (Diakses pada hari Rabu 11 Desember 2013)

Oliveira, J. M., Lessio, B. C., Morgante, C. M., Santos, M. M. and Augusto, P. E. D. 2012. Specific Heat (Cp) Of Tropical Fruits: Cajá, Cashew Apple, Cocoa, Kiwi, Pitanga, Soursop Fruit And Yellow Melon. International Food Research Journal 19 (3) : 811-814. Unicamp. Brazil Petrucci
Pauliza, O., 2008. Fisika Kelompok Teknologi. Grafindo Media Pratama. Jakarta

Purwanto, B., 2009. Fisika Dasar 1. Liberty. Yogyakarta

Rizal, 2011. Kalorimeter. www.ocayarizal.blogspot.com. (Diakses pada tanggal 3 Desember 2013)

Sahara, Z., 2010. Sifat Reologi Bahan Pangan. Andi Offset. Yogyakarta

Saloko, S., 1997. Petunjuk Praktikum Satuan Operasi. Fakultas Pertanian Universitas Mataram. Mataram

Sebayang, D., 1986. Teori Elastisitas. Erlangga. Jakarta

Setyaningsih, D., 2011. Teknologi Isolasi Minyak Atsiri. Liberty. Yogyakarta

Sinell, HJ.,  1992.  Einführung in Die Lebensmittel Hygiene  3. Überarbeitete Auflage. Verlag Paul Parley. Berlin

Sudiana. P., 2005. Dasar-Dasar Fisika. Binaputra Aksara. Jakarta

Sugiharto, 1987. Gelombang dan Medan. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta

Supardi, N. I., 2007. Pengecilan Ukuran Produk Pertanian. Andi Offset. Yogyakarta
Sutrisno, E.T., 2010. Penuntun Praktikum Kimia Dasar. Universitas Pasundan Press. Bandung

Syarief, R., 1998. Pengetahuan Bahan Industri Pertanian. Mediatama Sarana Prakasa. Jakarta

Tandra, 2011. Laporan Praktikum Konversi Satuan. http://rianrtandra. wordpress.com/2011/10/20/laporan-praktikum-satuan-operasi-i-konversi-satuan.html. (Diakses pada hari Minggu, 22 Desember 2013)

Utami, Isni., 2009. Mekanika Fluida. www.lontar.ui.ac.id (Diakses pada tanggal 3 Desember 2013)

Walker, J., 2008. Dasar-Dasar Fisika (Terjemahan). Binaputra Aksara. Jakarta


No comments:

Post a Comment