BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dalam dunia keteknikan pertanian, yang
dipelajari bukan hanya pengetahuan umum tentang pertanian secara luas. Namun juga mempelajari
bagaimana mekanisme kerja mesin-mesin yang digunakan dalam kegiatan pertanian.
Setiap elemen mesin dan bahan hasil pertanian memiliki ukuran, tegangan,
regangan, kecepatan, parameter-parameter lainnya yang harus diukur dengan
besaran tertentu dan satuan yang berbeda-beda. Pembanding suatu hasil
pengukuran dengan pengukuran yang lain disebut dengan satuan. Satuan-satuan di
setiap negara tidak selalu sesuai dengan sistem satuan yang diakui
secara internasional yang dinamakan Sistem Internasional atau biasa disebut SI.
Contohnya di Indonesia menggunakan satuan meter untuk panjang suatu benda, di
Inggris yang digunakan adalah feet. Setiap
buku juga menggunakan satuan yang berbeda-beda sesuai system satuan yang dianut
penulis buku tersebut. Untuk mengubah satuan-satuan tersebut menjadi satuan
SI ataupun untuk mengubah kebalikannya, dibutuhkan suatu cara
yang dikenal dengan konversi satuan. Oleh karena itu, perlu diadakan praktikum
mengenai konversi satuan agar praktikan dapat lebih memahami cara melakukan
konversi satuan.
1.2. Tujuan
Praktikum
Tujuan dilakukannya praktikum ini adalah untuk mengubah
satuan-satuan dan fungsi persamaan dalam massa, panjang, gaya, dan lain-lain,
serta untuk menjumlahkan, mengurangi, membagikan dan mengalikan satuan.
![]() |
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Satuan Dasar
Definisi dari satuan dasar sistem metrik telah
berkembang dari tahun ke tahun. Ketika sistem metrik ditetapkan pada tahun 1791
oleh French Academy of Sciences,
dihasilkan definisi-definisi yang dianggap tidak praktis dan sulit untuk diduplikasi
dengan tepat, dan dengan persetujuan internasional definisi-definisi ini telah
diganti dengan definisi yang lebih diperhalus. Standar sekon yang digunakan
sekarang itu berdasarkan pada jam atomik, yang menggunakan beda energi antara
dua tingkat energi terendah dari atom cesium.
Satu sekon didefinisikan sebagai waktu yang diperlukan untuk melakukan
9.192.631.770 siklus dari radiasi ini. Definisi baru dari meter adalah jarak
yang ditempuh oleh cahaya di ruang hampa dalam 1/299.792.458 sekon. Cara ini
memberikan standar panjang yang lebih teliti daripada standar yang didasarkan
pada panjang gelombang cahaya. Standar massa, kilogram, didefinisikan sebagai
massa suatu tabung yang terbuat dari paduan (alloy) platinum-iridium. Tabung tersebut disimpan di International Bureau of Weights and Measures
di Sevres, dekat Paris (Karmana, 2009).
2.2 Dimensi Suatu Besaran
Dimensi suatu besaran menggambarkan bagaimana suatu
besaran tersusun dari besaran pokok. Besaran pokok dengan dimensinya yaitu
panjang (L), massa (M), waktu (T), suhu (θ), kuat arus listrik (I), intensitas
cahaya (J) dan jumlah zat (N). Dimensi besaran turunan dapat disusun dari
dimensi besaran pokok pembentuknya. Sebagai contoh, dimensi kecepatan merupakan
hasil bagi dimensi panjang (jarak) dengan dimensi waktu, sehingga dapat
dituliskan bahwa dimensi kecepatan adalah LT-1. Salah satu manfaat
dimensi adalah sebagai petunjuk awal untuk memeriksa benar-tidaknya suatu
persamaan fisika. Hal ini karena salah satu syarat kebenaran persamaan fisika adalah
kesamaan dimensi pada kedua ruas persamaan (Purwanto, 2009).
2.3 Macam-Macam Sistem Satuan
Sistem satuan yang diakui secara internasional
berdasarkan hasil konferensi CGPM (Conference
Generale Poids et Measures) dinamakan Sistem Internasional (International System of Units) atau
biasa disebut SI. Sistem ini menggunakan satuan dasar untuk pengukuran panjang,
massa dan waktu dengan satuan mks (meter, kilogram, sekon). Selain
satuan-satuan SI telah dikenal sebelumnya sistem satuan pada beberapa besaran pokok.
Sistem cgs menggunakan standar satuan tiga besaran pokok tadi dengan satuan
centimeter, gram dan sekon. Adapun sistem British
menggunakan satuan lain yang dipakai pada satuan teknik di Amerika Serikat dan
kerajaan Inggris. Beberapa satuan panjang yang digunakan tersebut adalah inchi,
feet, yard dan mil. Kemudian, satuan
massa yang dipakai adalah pon massa (lbm) dan smg (Pauliza, 2008).
2.4 Besaran Vektor dan Besaran Skalar
Beberapa besaran fisika, seperti waktu, temperatur,
massa, densitas dan muatan listrik dapat digambarkan secara lengkap dengan
suatu bilangan serta satuannya. Tetapi banyak besaran penting lainnya yang
memiliki arah dan tidak dapat dideskripsikan hanya dengan sebuah bilangan.
Besaran-besaran seperti itu memiliki peranan penting di banyak topik utama
dalam fisika, termasuk gerak dan penyebabnya, serta gejala listrik dan magnet.
Sebuah contoh sederhana dari besaran yang memiliki arah adalah gerak sebuah
pesawat. Untuk mendeskripsikan gerak ini dengan lengkap, kita tidak hanya harus
mengatakan secepat apa pesawat itu bergerak, tetapi juga harus menyatakan ke
arah mana pesawat itu bergerak. Laju pesawat dan arahnya membentuk suatu
besaran yang disebut kecepatan. Besaran fisika yang dapat digambarkan dengan
suatu bilangan disebut besaran skalar. Sebaliknya, suatu besaran vektor
memiliki besar (magnitude) dan arah
dalam ruang (Juliastuti, 2002).
2.5 Notasi Ilmiah
Penulisan massa elektron
(0,00000000000000000000000000000091 kg) dan jarak bumi-bulan (380.000.000
m) memerlukan tempat penulisan yang panjang. Penulisan seperti itu tidak
praktis. Oleh karena itu digunakan notasi ilmiah yang lebih praktis. Penulisan
angka dalam notasi ilmiah berbentuk a x
10n, dengan 1< a < 10 dan n adalah bilangan bulat. Jadi, dalam bentuk notasi ilmiah, massa
elektron adalah 9,1 x 10-31 kg, sedangkan jarak bumi-bulan adalah
3,8 x 107 m. Ada nama-nama khusus untuk beberapa bilangan 10
berpangkat yang menjadi faktor pengali dalam penulisan besaran. Nama khusus
dilekatkan sebagai awalan penyebutan satuan, antara lain yaitu piko (p =10-12),
nano (n = 10-9), mikro (µ = 10-6), mili (m = 10-3),
senti (c = 10-2), desi (d = 10-1), deka (da = 101),
hekto (h = 102), kilo (k = 103), mega (M = 106),
giga (G = 109) dan tera (T = 1012) (Sudiana, 2005).
BAB III
METODOLOGI
PRAKTIKUM
3.1. Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Minggu, 15 Desember 2013 di Ruang 2.1
Fakultas Teknologi Pangan dan Agroindustri Universitas Mataram.
3.2. Alat dan Bahan Praktikum
Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini adalah kalkulator.
3.3. Prosedur Kerja
Adapun
langkah-langkah kerja yang dilakukan pada praktikum ini adalah sebagai berikut
:
1. Co. Asisten
menjelaskan tentang konversi satuan.
2. Setiap
kelompok praktikan diberikan soal-soal konversi satuan oleh Co. Asisten.
3. Praktikan diharapkan dapat mengerjakan soal-soal
tersebut dengan mengetahui satuan-satuan yang telah dijelaskan oleh Co. Assisten
sebelumnya.
BAB IV
HASIL
PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN
4.1. Hasil Pengamatan
Tabel 1.
Konversi Satuan dan Dimensinya
No
|
Besaran
|
Satuan (SI)
|
Satuan British
|
Dimensi
|
1
|
Panjang
|
Meter
|
Feet
|
[L]
|
2
|
Massa
|
Kilogram
|
Pound
|
[M]
|
3
|
Waktu
|
Sekon
|
Hour
|
[T]
|
4
|
Suhu
|
Kelvin
|
Celcius
|
[θ]
|
5
|
Kuat
Arus Listrik
|
Ampere
|
Ampere
|
[I]
|
6
|
Intensitas
Cahaya
|
Candela
|
Candela
|
[J]
|
7
|
Jumlah
Zat
|
Mol
|
Mol
|
[N]
|
4.2. Contoh Soal Konversi Satuan
1. Apa yang dimaksud dengan satuan ?
Jawab
: Satuan adalah suatu yang digunakan
untuk menyatakan besaran.
2. Kenapa konversi satuan perlu kita lakukan ?
Jawab : Karena
konversi satuan memudahkan kita untuk menghitung apabila memiliki satuan yang
berbeda. Setiap negara menganut sistem satuan yang berbeda-beda, pustaka dari
negara tersebut kadang kita gunakan sebagai referensi. Oleh karena itu kita
perlu mengubah satuannya.
3. A mengendarai motor dengan kecepatan 72 km/jam, B
mengendarai motor dengan kecepatan 20 m/s. Dengan masing-masing kecepatan
tersebut manakah yang duluan tiba ditempat tujuannya ?
Jawab
: A = 72 km/jam
= 72 x
m/s

=
20,000002 m/s
B =
20 m/s
A memiliki kecepatan yang lebih besar dari
pada kecepatan B, jadi A lebih cepat sampai.
4. Dua plat hitam tak terhingga yang suhunya
masing-masing 800oC dan 300oC saling bertukar kalor
melalui proses radiasi hitunglah perpindahan kalor persatuan luas ?
Jawab:
Diketahui: T1 = 800oC
=
800 + 273
=
1073 K
T2 = 300oC
=
300 + 273
=
573 K
σ = 5,67 x 10-8
W/m2K4
Ditanya : Q =
...?
Penyelesaian:
Q = σ A (T14-T24)
Q =
5,67 x A x (10734 K - 5734 K)


5. Kapal pesiar melaju dengan kecepatan rata-rata 5 knot
(1 knot = 1,852 km/jam). Berapakah kecepatan kapal tersebut bila dinyatakan
dalam m/s. Dan bila perjalanan tersebut menempuh jarak 500 km. Berapakah waktu
yang dibutuhkan kapal tersebut dinyatakan dalam skon ?
Jawab
: Diketahui : v = 5
knot
1 knot = 1,852 km/jam
1 km/jam =
10/36 m/s
x = 500 km
Ditanya :
v = m/s
t = s
Penyelesaian :
v = 5 x 1,852 km/jam
= 9,26 x 10/36 m/s
=
2,5722 m/s
t =
x/v
=
500/9,26 s
=
53,99 s
BAB V
PEMBAHASAN
Konversi satuan merupakan cara untuk mengubah satuan yang
ada ke satuan SI atau sebaliknya. Konversi satuan perlu dilakukan karena disetiap
negara biasanya memiliki sistem satuan sendiri-sendiri. Untuk mencari
kesesuaiannya diperlukan konversi satuan. Pengubahan satuan sering kita hadapi dalam
persoalan fisika. Pengubahan satuan pada dasarnya adalah mengubah nilai besaran
dari satuan yang satu ke satuan yang lain. Kadang kadang besaran yang di
berikan menggunakan sistem satuan yang berbeda dengan sistem satuan yang kita
inginkan. Sebelum melakukan perhitungan kita harus menyesuaikan sistem satuan
ke dalam sistem satuan yang kita kehendaki. Untuk memudahkan dalam mengubah
dari awalan yang satu ke awalan yang lain, kita menggunakan tangga konversi
satuan. Penggunaan satuan yang beraneka ragam dapat menimbulkan beberapa
kesulitan. Kesulitan pertama yaitu, kesulitan dalam menentukan faktor konversi
apabila ingin beralih dari suatu satuan ke satuan lain. Kesulitan kedua adalah
memerlukan banyak alat ukur yang sesuai dengan satuan yang digunakan (Tandra,
2011).
Ketika mengukur suatu besaran, besaran tersebut akan
selalu dibandingkan terhadap suatu acuan standar. Jika disebutkan bahwa sebuah
bambu memiliki panjang 30,35 meter, ini berarti panjang bambu tersebut adalah 30,35
kali panjang suatu batang meteran, yang didefinisikan sebagai 1 meter. Meter
adalah satuan untuk jarak. Jika digunakan suatu bilangan untuk mendeskripsikan
suatu besaran fisika, maka harus selalu dituliskan satuan yang digunakan. Jika
mendeskripsikan jarak dengan menuliskan “30,35” saja maka tidak akan memberikan arti apa-apa.
Untuk membuat pengukuran yang akurat, diperlukan
suatu sistem pengukuran yang tidak dapat berubah dan dapat diduplikasi oleh
pengamat di berbagai lokasi. Oleh karena itulah, maka menurut Purwanto (2009), pada tahun 1790, pemerintah Perancis memberi arahan kepada
akademi ilmu pengetahuan Perancis untuk mengganti semua sistem pengukuran
dengan sistem satuan internasional. Sebagai dasar pertama, para ilmuwan
Perancis memutuskan bahwa sistem pengukuran yang universal didasarkan pada
ukuran-ukuran permanen yang diberikan oleh alam, bukannya bergantung pada
standar yang dibuat oleh manusia. Sebagai dasar
kedua, mereka memutuskan bahwa semua satuan lainnya akan diturunkan dari satuan panjang,
massa dan waktu. Sebagai dasar ketiga, mereka mengusulkan penggunaan
sistem desimal dalam pengalian dan pengalian tambahan satuan-satuan dasar. Usulan para akademisi Perancis ini kemudian
dikabulkan dan diperkenalkan sebagai sistem satuan metrik pada tahun 1795. Pada
tahun 1875, dibuat suatu kesepakatan oleh 17 negara untuk mengakui sistem ini
sebagai sistem yang resmi, yang dikenal dengan metre convention.
Pada
tahun 1960, diadakan Konferensi Umum Berat dan Ukuran ke-11 (Eleventh General Conference of Weigths and
Measures). Pada konferensi ini diakui sebuah sistem satuan standar yang
dapat digunakan secara internasional yang dikenal dengan Sistem Internasional
atau yang biasa disebut SI. Pada konferensi ini juga ditetapkan enam besaran
pokok dan satuannya, yaitu panjang (meter), massa (kilogram), waktu (detik),
arus listrik (Ampere), temperatur (Kelvin) dan intensitas cahaya (kandela).
Besaran adalah segala sesuatu yang bisa diukur dan dinyatakan besarnya dengan
angka. Sedangkan satuan adalah suatu pembanding yang tetap dalam mengukur suatu
besaran.
Pada
tahun 1971, diadakan Konferensi Umum Berat dan Ukuran ke-14 (Fourteenth General Conference of Weigths and
Measures). Pada konferensi ini ditambahkan lagi satu besaran pokok, yaitu
jumlah zat (mol). Oleh karena itu, sekarang ada tujuh besaran pokok yang
menjadi standar satuan internasional. Jadi, dapat disimpulkan bahwa besaran
pokok adalah besaran yang telah ditetapkan terlebih dahulu satuannya.
Dari tujuh besaran pokok,
dihasilkan berbagai macam besaran turunan. Besaran turunan adalah besaran yang
satuannya diperoleh dari besaran pokok. Contoh besaran turunan antara lain
kecepatan, luas, volume, massa jenis, gaya, usaha dan energi. Kecepatan
diperoleh dengan cara membagi jarak (besaran panjang) dengan besaran waktu
sehingga satuannya merupakan satuan panjang dibagi satuan waktu, yaitu m/s.
Selain dikelompokkan menjadi
besaran pokok dan besaran turunan, besaran fisika juga dapat dikelompokkan
menjadi besaran skalar dan besaran vektor. Besaran skalar adalah besaran yang
memiliki besar (nilai), tetapi tidak memiliki arah. Contoh besaran skalar
adalah waktu, volume, massa jenis dan suhu. Besaran vektor adalah besaran yang
memiliki besar dan arah. Contoh besaran vektor adalah gaya, kecepatan dan
percepatan.
Dimensi adalah suatu yang
dinyatakan secara umum dalam besaran primer. Dalam penggunaan umum, dimensi
berarti parameter atau pengukuran yang dibutuhkan untuk mendefinisikan
sifat-sifat suatu objek yaitu panjang, lebar, dan tinggi atau ukuran dan
bentuk. Dalam matematika dan fisika, dimensi adalah parameter yang dibutuhkan
untuk menggambarkan posisi dan sifat-sifat objek dalam suatu ruang. Dalam konteks
khusus, satuan ukur dapat pula disebut dimensi meter atau inchi.
Dimensi mempunyai beberapa
kegunaan antara lain untuk menentukan kesetaraan dua buah besaran. Kesetaraan
dua besaran dapat dilihat dari dimensi masing-masing, jika dimensinya sama maka
dinyatakan kedua besaran itu setara. Untuk menentukan ketepatan suatu
persamaan. Benar tidaknya sebuah persamaan dapat dilihat secara cepat dengan
melihat dimensinya. Jika dimensi dikedua ruas sama maka persamaan tersebut
benar. Untuk menentukan satuan besaran turunan dalam besaran dasar. Untuk
mengonversi satuan dari sistem cgs ke MKS atau sebaliknya.
Faktor konversi adalah angka
tidak berdimensi yang merupakan ekivalensi satuan yang bersambutan. Pada
operasi, penambahan dan pengurangan dimensi dari bilangan yang dioperasikan
harus sama, sedangkan dalam perkalian atau pembagian tidak ada syarat dalam
pengoperasiannya. Dalam kehidupan kita terdapat empat sistem satuan yaitu :
(1).Absolute Dynamic System (cgs), (2).
English Absolute System (fps), (3).
Sistem Internasional (mks), (4). Gravitational
system.
Aplikasi konversi satuan pada kehidupan
sehari-hari misalnya saja saat ibu ingin membuat pai apel. Dalam resep
disebutkan dibutuhkan buah
apel sebanyak 7,3 kg. Sedangkan di supermarket, massa buah apel tersebut dinyatakan
dalam gr, sehingga satuan massa buah apel tersebut harus dikonversi terlebih
dahulu. Diketahui 1 kg setara dengan 1000 gr, maka 7,3 kg apel adalah 7,3 dikali 1000 gr, yaitu 7300 gr. Jadi, 7,3 kg apel setara dengan 7300 gr.
BAB VI
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dan
pembahasan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1.
Besaran adalah segala sesuatu yang dapat diukur dan dinyatakan dengan
angka.
2.
Satuan adalah suatu pembanding yang tetap dalam
mengukur suatu besaran.
3.
Satuan Internasional (SI) adalah suatu sistem satuan standar yang dapat
digunakan secara internasional.
4.
Ada tujuh besaran pokok yang menjadi standar satuan internasional, yaitu panjang (meter), massa (kilogram), waktu (detik),
arus listrik (ampere), temperatur (Kelvin), intensitas cahaya (kandela) dan
jumlah zat (mol).
5.
Dalam matematika dan
fisika, dimensi adalah parameter yang dibutuhkan untuk menggambarkan posisi dan
sifat-sifat objek dalam suatu ruang.
5.2. Saran
Sebaiknya seluruh praktikan lebih
ditegaskan lagi untuk membawa kalkulator agar
praktikum dapat berjalan dengan lebih
lancar dan efisien.
Akhirudin, T., 2008. Desain
Alat Destilasi Air Laut dengan Sumber Energi Tenaga Surya sebagai Alternatif
Penyediaan Air Bersih. IPB Press. Bogor
Alakali,
Joseph S., Sunday O. Eze, and Michael O. Ngadi., 2012. Influence of Variety and Processing
Methods on Specific Heat Capacity of Crude Palm Oil. International Journal
of Chemical Engineering and Applications, Vol. 3 (5) : 300 – 302. McGill
University. Canada
Almatsier,
S., 2010. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Pustaka
Gramedia Utama. Jakarta
Anonim a, 2008. Modul Praktikum
Mekanika Fluida. Universitas Jenderal Soedirman.
Purwokerto
Anonim a, 2008. Modul
Praktikum Mekanika Fluida. Universitas Jenderal Soedirman. Purwokerto
Anonim b,
2013. Mekanika Fluida. http://id.wikipedia.org/wiki/Mekanika_fluida.
(Diakses pada tanggal 3 Desember 2013)
Anonim b, 2013. Mekanika fluida. http://id.wikipedia.org/wiki/Mekanika_fluida.
(Diakses pada tanggal 3 Desember 2013)
Anonim, 2007. Petunjuk Praktikum Satuan Operasi. Fakultas Pertanian. Universitas Mataram. Mataram
Anonim, 2012. Peralatan Pengecilan
Ukuran. http://agroindustrialis.blogspot.
com/2012/06/peralatan-pengecil-ukuran-size.html. (Diakses pada hari
Kamis, 19 desember 2013)
Arutanti, Osi dan
Mikrajuddin Abdullah, Khairurrijal, dan Hernawan Mahfudz. 2009. Penjernihan Air Dari Pencemar Organik dengan
Proses Fotokatalis pada Permukaan Titanium Dioksida (TiO2) . Jurnal
Nanosains & Nanoteknologi ISSN 1979-0880
Budiarti, Akhmad. 2009., Teknologi Sederhana. Erlangga. Jakarta
Choirunnisa, F., 2009. Dasar-Dasar Keteknikan Pengolahan.
Liberty. Yogyakarta
Fathi, 2013. Laporan Praktikum Mekanika Fluida. http://binderismine. blogspot.com/2013/01/laporan-praktikum-mekanika-fluida.html.
(Diakses pada tanggal 3 Desember 2013)
Fathi, 2013. Laporan Praktikum
Mekanika Fluida. http://binderismine. blogspot.com/2013/01/laporan-praktikum-mekanika-fluida.html.
(Diakses pada tanggal 3 Desember 2013)
Giancoly,
D.C., 2001. Fisika Jilid 1(Terjemahan).
Erlangga. Jakarta
Gibbs, K. 2008. Advanced
Physics. Cambridge University Press. New York
Intan, Sunita., 2013. Filtrasi Air Limbah. http://sunitaintan.blogspot.com/
2013/01/filtrasi-air-limbah.html. (Diakses pada hari Rabu 11
Desember 2013)
Ismanilda. A.,
2011. Ilmu Pangan Lanjut. Liberty.
Yogyakarta
Jennes, 2005. Teori dan
Prosedur mutu susu. Jilid 1. Liberty.Yogya
Juliastuti, E., 2002. Fisika Universitas. Erlangga. Jakarta
Karmana, O., 2009. Pengantar Fisika Teknik. Rhineka Cipta. Jakarta
Lukman, D.,
2013. Kerusakan Pangan. http://higiene-pangan.blogspot.com/2013/
07/kerusakan-pangan.html. (Diakses pada hari Selasa, 17 Desember
2013)
Munson and Young., 2009. Fundamentals
of Fluids Mechanics, ed. 4. Erlangga. Jakarta
Munson and Young., 2009. Fundamentals
of Fluids Mechanics, ed. 4. Erlangga. Jakarta
Nabawiyah,
Khilfatin & Ahmad Abtokhi., 2010. Penentuan Nilai Kalor dengan Bahan Bakar
Kayu Sesudah Pengeringan serta Hubungannya dengan Nilai Porositas Zat
Padat. Jurnal Neutrino, Vol.3 (1) : 13 – 20. UIN Maulana Malik Ibrahim. Malang
Nurmaed, Im., 2012. Laporan
Praktikum Destilasi. http://imnurmaed.blogspot.com/
2012/12/laporan-rktikum-destilasi.html. (Diakses pada hari Rabu 11
Desember 2013)
Oliveira,
J. M., Lessio, B. C., Morgante, C. M., Santos, M. M. and Augusto, P. E. D.
2012. Specific Heat (Cp) Of Tropical
Fruits: Cajá, Cashew Apple, Cocoa, Kiwi, Pitanga, Soursop Fruit And Yellow
Melon. International Food Research Journal 19 (3) : 811-814. Unicamp. Brazil
Petrucci
Pauliza, O., 2008. Fisika Kelompok Teknologi. Grafindo
Media Pratama. Jakarta
Purwanto, B., 2009. Fisika Dasar 1. Liberty. Yogyakarta
Sahara, Z.,
2010. Sifat Reologi Bahan Pangan.
Andi Offset. Yogyakarta
Saloko, S., 1997. Petunjuk Praktikum Satuan Operasi. Fakultas
Pertanian Universitas Mataram. Mataram
Sebayang, D.,
1986. Teori Elastisitas. Erlangga.
Jakarta
Setyaningsih,
D., 2011. Teknologi Isolasi Minyak Atsiri. Liberty. Yogyakarta
Sinell,
HJ., 1992. Einführung
in Die Lebensmittel Hygiene 3. Überarbeitete
Auflage. Verlag Paul Parley. Berlin
Sudiana. P., 2005. Dasar-Dasar Fisika. Binaputra Aksara.
Jakarta
Sugiharto, 1987. Gelombang dan
Medan. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta
Supardi, N. I., 2007. Pengecilan Ukuran Produk Pertanian. Andi Offset. Yogyakarta
Sutrisno,
E.T., 2010. Penuntun Praktikum Kimia Dasar. Universitas Pasundan Press.
Bandung
Syarief, R., 1998. Pengetahuan
Bahan Industri Pertanian. Mediatama Sarana Prakasa. Jakarta
Tandra, 2011. Laporan Praktikum Konversi Satuan. http://rianrtandra.
wordpress.com/2011/10/20/laporan-praktikum-satuan-operasi-i-konversi-satuan.html.
(Diakses pada hari Minggu, 22 Desember 2013)
Utami, Isni.,
2009. Mekanika Fluida.
www.lontar.ui.ac.id (Diakses pada tanggal 3 Desember 2013)
Walker, J.,
2008. Dasar-Dasar Fisika (Terjemahan).
Binaputra Aksara. Jakarta
No comments:
Post a Comment