Wednesday, July 9, 2014

laporan lemak lipid biokimia

Nuryana Rahmawati
ACARA III
PENGUJIAN LEMAK
PENDAHULUAN

Latar Belakang
          Lemak dan minyak sering di temui dalam kehidupan sehari-hari, yaitu sebagai mentega. Lemak berasal dari hewan dan tumbuhan. Contohnya minyak jagung, minyak zaitun, minyak kacang dan lain-lain. Walaupun lemak berbentuk padat dan minyak berbentuk cairan. Keduanya mempunyai struktur dasar yang sama. Perannya dalam kehidupan sehari-hari yang cukup banyak adalah mengetahui lemak dan minyak ini lebih mendalam karena ini dianggap penting dalam bahan pangan. Maka pada praktikum ini akan menguji bahan yang mengandung lipid pada beberapa pelarut.
Tujuan Praktikum
          Tujuan praktikum ini adalah  mengetahui pengaruh jenis pelarut terhadap sifat pelarut lemak, mengetahui tingkat ketidakjenuhan berbagai jenis lemak dan mengetahui sifat penyabunan dua jenis garam asam lemak (sabun).











TINJAUAN PUSTAKA

          Lemak dan minyak adalah trigliserida atau trigliserol, kedua istilah ini berarti triester dari gliserol. Perbedaan antara lemak dan minyak bersifat sembarang, pada temperatur kamar lemak berbentuk padat dan minyak bersifat cair. Sehingga bentuk gliserida pada hewan adalah berupa lemak, sedangkan gliserida dalam tumbuhan cenderung berupa minyak (Gordon, 2009).
          Lemak digolongkan berdasarkan kejenuhan ikatan pada asam lemaknya. Adapun penggolongannya adalah asam lemah jenuh dan asam lemak tak jenuh. Lemak yang mengandung asam lemak jenuh yaitu asam lemak yang tidak memiliki ikatan rangkap. Dalam lemak hewani misalnya lemak sapi, kandungan asam lemak jenuh lebih dominan. Asam lemak tak jenuh adalah asam lemak yang mempunyai ikatan rangkap. Jenis asam lemak ini dapat didefinisikan dengan reaksi adisi, dimana ikatan rangkap terputus sehingga terbentuk asam lemak jenuh (Nazar, 2012).
          Lipid adalah senyawa yang merupakan ester dari asam lemak dengan gliserol yang kadang-kadang mengandung gugus lain. Lipid tidak larut dalam air tapi larut dalam pelarut organik seperti ester, aseton, kloroform dan  benzena (Pratt, 2009).
          Lipid secara umum dapat dibagi ke dalam dua kelas besar yaitu lipid sederhana dan lipid kompleks. Lipid yang paling sederhana dan yang paling banyak mengandung asam lemak sebagai unit penyusunya adalah triasilgliserol dan juga sering disebut lemak netral atau gliserida. Jenis lipid ini merupakan contoh lipid yang sering dijumpai baik pada manusia, hewan dan tumbuhan. Triasilgliserida adalah komponen utama dari lemak penyimpanan atau didapat lemak pada sel tumbuhan dan hewan tapi tidak dijumpai pada membran (Dave, 2011).
          Panjang rantai asam lemak pada trigliserida yang terdapat secara alami dapat bervariasi, namun panjang yang paling umum adalah 16, 18 dan 20 atom karbon. Penyusun lipid hanya berupa gliserida., monogliserida, asam lemak bebas, lilin dan juga kompleks lipid sederhana (yang tidak mengandung komponen atom lemak) seperti derivat senyawa terpenoid atau isopenoid serta derivat steroida. Lipid sering berupa senyawa komplek dengan protein (lipoprotein) atau karbohidrat (glikolipida) (Anna, 2008).





















PELAKSANAAN PRAKTIKUM

Waktu dan Tempat Praktikum
          Praktikum ini dilaksanakan pada hari Selasa, 3 Desember 2013 di Laboratorium Kimia dan Biokimia Pangan Fakultas Teknologi Pangan dan Agroindustri Universitas Mataram.
Alat dan Bahan Praktikum
a. Alat-alat Praktikum
          Adapun alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah tabung reaksi, pipet tetes, pipet ukur, gelas piala dan erlenmeyer.
b. Bahan-bahan Praktikum
          Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah minyak FILMA, minyak rakyat, minyak jelantah, kloroform, benzena, etanol, NaOH, HCL, CaCl2, MgCl3, dan larutan sabun 1% serta larutan deterjen 1%.
Prosedur Kerja
Kloroform, Etanol, NaOH, HCL, dan Benzena
Sifat Kelarutan Lemak

Disiapkan 5 tabung reaksi, diberi label
 



Dimasukkan ke dalam tabung masing-masing 2 ml pelarut kloroform(I1) benzena (I2 ) etnaol (I3) NaOH (I4 ) dan HCL (I5 )
                                 

                                  
Ditambah ke dalam setiap tabung reasi 2 ml miyak FILMA
 


                                                  
Digojog dan diamati kelarutan minyak tersebut
                                                  
Diulang untuk minyak rakyat
 



Uji Tingkat Ketidakjenuhan Lemak
Kloroform + Etanol
                                     
Disiapkan 3 buah tabung reaksi dan diberi label
 


                                              
Dimasukkan larutan iodin 2 ml
 



Ditambahkan beberapa tetes minyak FILMA, minyak rakyat  dan minyak jelatah samapi jernih
                                         
Dicatat dan dibandingkan beberapa tetes yang diperlukan
 



                                                      
Sifat Penyabunan Lemak
Disiapkan 8 buah erlenmayer dan diberi label
CaCl2 0,5%, FeCl3 0,5%, MgCl2 dan minyak FILMA
 



                                                        
Dimasukkan larutan sabun 1% sebanyak 25 ml ke dalam masing-masing erlenmayer no 1-4 dan larutan deterjen 1% ke erlenmeyer no 5-8
 


                                                                                              
Diamati dan dibandingkan sifat penyabunan lemak
Ditambahkan 5 ml CaCl 0,5 % erlenmayer 1 dan 5
5 ml MgCl2 0,5 % erlenmayer 2 dan 6
5 ml FeCl3 0,5 % erlenmayer 3 dan 7
10 tetes minyak FILMA erlenmayer 4 dan 8
 




































HASIL PENGAMATAN
Hasil  Pengamatan
Tabel 3.1. Hasil Pengamatan Sifat Kelarutan Lemak
Jenis Pelarut
Jenis Minyak
Minyak FILMA
Minyak Rakyat
Kloroform
Larut
Larut
Benzena
Larut
Larut
Etanol
Semi larut
Semi larut
NaOH
Tidak larut
Tidak larut
HCl
Tidak larut
Tidak larut

Tabel 3.2. Hasil Pengamatan Uji Tingkat Ketidakjenuhan Lemak
Sampel
Jumlah tetesan
Minyak FILMA
20 tetes
Minyak rakyat
30 tetes
Minyak jelantah
40 tetes

Tabel 3.3. Hasil Pengamatan Uji Penyabunan
Larutan uji
Sabun
Deterjen
MgCl2 0,5 %
Agak banyak
Sangat banyak
FeCl3 0,5 %
Agak banyak
Sedikit
Minyak FILMA
Agak banyak
Agak banyak
CaCl2 0,5 %
Agak banyak
Sangat banyak









PEMBAHASAN
          Lipid adalah senyawa organik yang tidak larut dalam air tapi dapat diekstraksi dengan pelarut non polar seperti kloroform, ester, benzena, alkohol, aseton dan karbondisulfid. Lipid juga merupakan kelompok senyawa beraneka ragam, lemak merupakan salah satu dari senyawa lipid.
          Uji kelarutan dapat digunakan untuk menguji kepolaran lipid, parameternya ialah lipid yang bersifat polar dapat larut dalam air sementara yang bersifat non polar tdak dapat larut dalam air. Gliserol larut dalam air maupun alkohol. Hal tersebut disebabkan karena pada gliserol mempunyai kepala polar berupa gugus -OH yang dapat berikatan dengan hidrogen dengan molekul air ataupun alkohol. Lemak hewan dan minyak kelapa dapat terdispersi menjadi misel yang mengubah asam-asam lemak penyusun menjadi sabun (Putri, 2008). Pada pengujian ini dari hasil pengamatan minyak FILMA dan minyak rakyat larut dalam kloroform dan benzena sementara pada etanol semi larut dan pada NaOH dan HCl tidak larut karena pada NaOH dan HCl bersifat basa.
          Uji ketidakjenuhan ini dilakukan untuk menyatakan adanya ikatan tak jenuh dalam suatu lemak. Reaksi  yang terjadi adalah reaksi adisi oleh iodin. Iodin akan memutuskan ikatan rangkap yang terdapat dalam molekul zat, kemudian iodin terbentuk akan menggantkan posisi dari  ikatan rangkap tersebut melalui reaksi adisi sehingga jumlah ikatan rangkap dalam melekul zat berkurang (Putri, 2008). Pada minyak FILMA, minyak rakyat dan minyak jelantah untuk memperoleh kejernihan 20 tetes, 30 tetes dan 40 tetes. Minyak FILMA yang paling jenuh.
          Uji sifat penyabunan lemak bertujuan mengetahui sifat penyabunan dua jenis garam asam lemak (sabun). Asam lemak bila bergabung dengan alkali (KOH atau NaOH ) akan membentuk sabun, yang berfungsi sebagai amuglator (Putri, 2008). Dari hasil pengamatan pada larutan uji CaCl2, MgCl2 ,FeCl3 dan minyak FILMA, semua larutan ini setelah ditambahkan sabun hasilnya agak banyak sifat penyabunannya dan setelah ditambahkan deterjen hasil menunjukkkan pada CaCl2 sangat banyak sifat penyabunannya, MgCl2 sedikit, FeCl3 agak banyak dan minyak FILMA sangat banyak sifat penyabunannya. Minyak FILMA memiliki sifat kesadahan karena setelah ditambahkan larutan sabun dan deterjen terbentuk busa yang banyak.




















KESIMPULAN
          Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan dapat ditarik beberapa kesimpulann  sebagai  berikut :
1.     Lipid adalah senyawa organik yang tidak larut dalam air tapi larut dalam zat pelarut non polar seperti benzena, ester, dan alkkohol.
2.     Minyak FILMA dan minyak rakyat larut dalam kloroform dan benzena karena sifatnya non polar.
3.     Minyak jelantah untut membentuk kejernihan yang paling banyak adalah 40 tetes.
4.     Minyak FILMA memiliki sifat penyabunan paling banyak.

5.     Uji sifat kejenuhan tergantuk banyak ikatan yang terdapat pada minyak.

Rafsyanjani
DAFTAR PUSTAKA
Agung, 2013. Laporan uji kualitatif protein. www.agungwidodo.com. Diakses pada hari Senin 25 November 2013.

Almatsier, S. 2010. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta.

Anna. 2008. Ilmu Kimia Organik. Puurwokorto : Pakultas Pertanian Dan Peternakan UNSOED.

Anonim. 2009. Uji Kualitatif Protein dan Asam Amino. www.rismaka.net. Diakses pada tanggal 29 November 2012.

Anonim. 2011. Lipid . www.news-medical/health/what/-are-lipids-(indonesians) . aspx . Diakses pada tanggal 5-12-2012.

Anonim. 2012. Uji Protein. http://www.kimia.upi.edu. (Diakses tanggal 29 November 2012).

Buckle . K. A, dkk . 2010 . Ilmu Pangan . Jakarta . Universitas Indonesia.

Dave . 2011. Prinsip-Prinsip Ailmu Gizi. Erlangga : Jakarta.

Elkhapia, 2013. Praktikum Biokimia Reaksi Uji Protein. www.elkhapia.blogspot.com. Diakses pada hari Senin 25 November 2013.

Gordon. 2009. Analisa Kimia Kuantatif. Erlangga : Jakarta.

Kartasapoetra, G dan Marsetyo . 2008 . Ilmu Gizi . Jakarta . Rineka Citra.

Kim, 2011. Laporan uji protein. www.kim-azil.blogspot.com. Diakses pada hari Senin 25 November 2013.

Mangihut, S. T. 2009. Kimia Dasar. PT. Grafinda Persada. Jakarta.

Martoharsono, S. 2008. Biokimia 2. Univeersitas Gadjah Mada Press. Yogyakarta.

Monruw, 2010. Pengantar Biokimia. UI Press. Jakarta.

Mulyasa. 2009. Larutan Buffer. http://www.scribd.com. Diakses tanggal 20 Desember 2012.

Murray, 2009. Dasar-Dasar Biokimia. Bayumedia Publishing. Malang.

Nazar. 2012. Kimia Pangan Dan Gizi. PT.Gramedia Pustaka Utama: Jakarta.

Nuraeni, 2013. Laporan Praktikum Enzim Amilase. http://nuraeni.blogspot.com/ 2013/06/Laporan-praktikum-enzim-amilase.html. (Diakses pada hari Jumat, 13 Desember 2013).

Poedjiadi, A. 2009. Dasar – Dasar Biokimia. Universitas Indonesia. Bandung.

Potter, A. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Buku Kedokteran. Jakarta.

Pratt. 2009. Analisa Bahan Makanan Dan Pertanian. Leberty Yogyakarta : Yogyakarta.

Pujiyanti, S. 2008. Menjelajah Dunia Biologi 3. Platinum. Jakarta.

Purnomowati, 2008. Kimia Organik Binarupa. Aksara. Jakarta.

Sandjaja, 2010. Kamus Gizi. Kompas. Jakarta.

Sirajuddin, S dan Najamuddin U., 2011. Biokimia. Unhass-Press. Makassar.

Soenardi, 2008. Analisa Bahan Makanan dan Pertanian. Universitas Ilmu Pangan dan Gizi. Yogyakarta.

Sudarmadji, 2011. Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Wirahadikusuma, M., 2008. Biokimia Protein Enzim dan Asam Nukleat. ITB- Press. Bandung.

Zulfikar . 2010 . Asam Lemak . www. Chem-1 s-try . org/materi-kima/kimia-kesehatan/biomolekul/asam-lemak/. Diakses pada tanggal 5-12-2012.

Zulfikar. 2010. Jenis karbohidrat. http://www.chem-is-try.org/materi-kimia/jarbohidrat. Diakses pada tanggal 21 November 2012.

No comments:

Post a Comment