BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Indonesia merupakan
negara agraris yang terdiri dari ribuan pulau. Indonesia juga adalah negara
yang memiliki iklim tropis dengan curah hujan tinggi. Namun, di beberapa daerah
seperti pulau-pulau kecil dan wilayah yang mempunyai musim kemarau cukup
panjang selalu kekurangan air bersih. Apalagi di daerah sepanjang pinggir pantai
yang gersang dan jauh dari sumber air tawar. Jangankan untuk minum, untuk
keperluan sehari-hari seperti mencuci, mandi dan buang air saja tidak ada. Untuk mengatasi hal tersebut diperlukan suatu alat dengan teknologi
sederhana yang dapat memanfaatkan energi radiasi matahari untuk mengubah air laut menjadi air tawar. Alat tersebut dapat berupa destilator air laut dengan sumber
energi tenaga surya. Hasil destilasi
yang baik akan diperoleh jika terjadi keseimbangan massa dan energi dalam
proses destilasinya. Sebagai mahasiswa kita harus memiliki pengetahuan
tentang alat destilator serta bagaimana pengaruh keseimbangan massa dan energi
dalam proses destilasi tersebut. Langkah awalnya adalah dengan melakukan
praktikum mengenai keseimbangan massa dan energi untuk destilasi air laut.
1.2. Tujuan Praktikum
Praktikum ini dilakukan dengan
tujuan untuk mengetahui keseimbangan massa dan energi untuk destilasi air laut.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Destilasi
Destilasi adalah suatu teknik pemisahan suatu zat dari
campurannya berdasarkan titik didih. Destilasi ada dua macam, yaitu destilasi sederhana dan
destilasi bertingkat. Destilasi sederhana merupakan proses penguapan yang
diikuti pengembunan. Destilasi ini dilakukan untuk memisahkan
suatu cairan dari campurannya apabila komponen lain tidak ikut menguap (titik
didih komponen lain jauh lebih tinggi), misalnya pengolahan air tawar dan air
laut. Sementara destilasi bertingkat merupakan proses destilasi berulang-ulang
yang terjadi pada kolom fraksionasi. Kolom fraksionasi terdiri atas beberapa
plat yang lebih tinggi dan lebih banyak mengandung cairan yang mudah menguap,
sedangkan cairan yang tidak mudah menguap lebih banyak dalam kondensat. Contoh
destilasi bertingkat adalah pemisahan campuran alkohol-air, pemurnian minyak
bumi dan lain-lain (Setyaningsih, 2011).
2.2. Prinsip Kerja Destilasi
Prinsip destilasi adalah pemisahan komponen dari campuran
cairan melalui penyaringan yang tergantung kepada perbedaan titik didih dari
masing-masing komponen. Proses destilasi tergantung pula pada konsentrasi
komponen dan jenis tekanan uap dari campuran cairan. Proses destilasi merupakan
proses yang mirip dengan proses daur air di alam yang bertujuan untuk
membersihkan air dari kontaminan. Destilasi merupakan proses yang menggunakan
panas sehingga bakteri, virus dan zat-zat pencemar biologi lainnya akan musnah.
Destilasi merupakan proses yang mengumpulkan uap air yang murni, uap air naik
dari air yang dimurnikan, sisa-sisa hampir semua zat pencemar lain tidak akan
ikut menguap. Titik embun hasil penguapan memiliki diameter yang variasinya
tergantung pada lapisan permukaan, sehingga titik-titik embun itu akan membentuk
cairan, mekanisme pindah panas yang efektif dan koefisien panas bahan yang
sangat ekstrim juga menjadi faktor penentu dalam pembentukan titik embun
(Akhirudin, 2008).
2.3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Proses Destilasi
Adapun
faktor-faktor yang mempengaruhi destilasi diantaranya yaitu intensitas
radiasi matahari, suhu lingkungan, keadaan awan, keadaan cuaca, kecepatan angin, luas
destilator, kemiringan destilator dan lamanya waktu proses destilasi. Faktor yang paling berpengaruh
dalam proses destilasi adalah suhu atau pemanasan. Jika pemanasan terlalu
besar dikhawatirkan akan terjadi flooding (banjir). Ciri dari flooding itu sendiri adalah
tertahannya cairan di atas kolom, pada saat terjadi flooding transfer massa yang dihasilkan tidak maksimal. Ketika
terjadi flooding, cairan tidak
dapat mengalir ke bawah lagi, tetapi akan terakumulasi atau bahkan dapat ikut
terbawa ke atas oleh uap, sehingga proses destilasi harus segera dihentikan (Sutrisno,
2010).
2.4. Energi Surya
Energi surya merupakan sumber energi yang langsung tersedia dan murah.
Untuk memanfaatkan energi surya ini salah satu cara dengan mengubah energi
radiasi menjadi energi panas. Sistem pemanfaatan prinsip termal yaitu dengan
cara pengumpulan energi panas matahari dengan kolektor untuk disimpan dan
mendapatkan suhu yang lebih tinggi. Panas yang didapatkan ini selanjutnya dapat
digunakan untuk penyulingan atau mendestilasi air laut menjadi air bersih (Saloko,
1997 ).
Temperatur yang tinggi menyebabkan organisme tumbuh lebih cepat, setelah
itu suhu atau intensitas cahaya yang tinggi bisa dimanfaatkan untuk proses
destilasi air laut untuk mendapatkan air bersih (Sugioharto, 1987).
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1. Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum
ini dilaksanakan pada hari Minggu, 1 Desember 2013 di Parkiran Fakultas Teknologi
Pangan dan Agroindustri Universitas Mataram.
3.2. Alat dan Bahan Praktikum
3.2.1. Alat-alat praktikum
Adapun
alat-alat yang digunakan pada praktikum ini adalah destilator bertingkat, 3
buah thermometer, thermodigital, stopwatch
dan gelas ukur.
3.2.2. Bahan-bahan praktikum
Bahan-bahan yang
digunakan pada praktikum ini adalah air laut 1 galon.
3.3. Prosedur Kerja
Langkah-langkah
kerja yang dilakukan pada praktikum adalah sebagai berikut:
1.
Diletakkan destilator menghadap sinar matahari.
2. Dimasukkan air laut sebanyak yang
diperlukan ke dalam alat destilator bertingkat.
3. Diletakkan thermometer dan thermokopel masing-masing pada air laut, dinding bagian dalam,
dinding kaca bagian luar, dinding alat destilator, dan pada lingkungan.
4. Diambil data setiap satu jam
selama 8 jam pengamatan yaitu dari pukul 10.00 – 17.00 WITA.
5. Diambil data radiasi sinar
matahari dan kecepatan angin yang diperoleh dari stadium Meteorologi dan
Geofisika Selaparang.
6. Dihitung dan dianalisis setiap
data primer dengan setiap persamaan-persamaan yang ada.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN
4.1. Hasil Pengamatan
|
|
4.1.1. Gambar Alat Destilasi
![]() |
Keterangan:
1.
Thermometer dinding
2.
Thermometer dalam kaca
3.
Thermometer luar kaca
4.
Kaca kolektor
5.
Thermometer lingkungan
6.
Wadah bertingkat
7.
Pipa alir
8.
Gelas ukur
9.
Termokopel
10. Termokontrol
4.1.2 Hasil Pengamatan Destilasi Air Laut
Tabel. Hasil Pengamatan Destilasi
Air Laut
Jam
|
T dalam kaca
(0C)
|
T
air laut
(0C)
|
T dinding
(0C)
|
T
luar kaca
(0C)
|
T
ling-
kungan
(0C)
|
Va tampungan
m3
|
Keterangan
Warna
|
10.00
|
54
|
40
|
39
|
46
|
39
|
0
|
-
|
11.00
|
46
|
40
|
43
|
33
|
33
|
0
|
-
|
12.00
|
59
|
43
|
54
|
34
|
34
|
5
|
Bening
|
13.00
|
43
|
41
|
49
|
31
|
31
|
8
|
Bening
|
14.00
|
31
|
32
|
59
|
42
|
42
|
10
|
Bening
|
15.00
|
65
|
50
|
53
|
37
|
37
|
14
|
Bening
|
16.00
|
48
|
41
|
44
|
32
|
32
|
15
|
Bening
|
17.00
|
46
|
39
|
40
|
30
|
30
|
19
|
Bening
|
Diketahui:
I max = 177,8 kalori = 741,07 Joule
I
min = 0,00 kalori = 0 Joule
V
angin = 8 knot = 14,4 km/jam
t = 8 jam
β = 15°
θ =
48°
n = 2669,0 jam
Kc = Ki =
0,78
Tal
= 40,75 oC = 313,75 K
Tling
= 34,75 oC =307,75 K
T1max
= 49 °C = 322 K
T1min
= 35,625 °C = 308,625 K
ISC
= 1353

x = 0,43
е =
5,672 x 


(




4.2. Perhitungan
4.2.1. Radiasi yang sampai ke bumi
Ih = (Imax – Imin) sin n
(t-(t-1)) + Imin
= (741,07-0) sin 2669,0 (8- (8-1) + 0
= 741,07 sin 2669
= 741,07 x 0,5150
= 381,6792 Joule
4.2.2. Penentuan
Keawanan
Io = ISC. Tling.

= 1353 x 307,75 x 

= 1353 x 307,75x 

= 992314,7643 Joule
Aw
=

= 381,6792 / 992314,7643
= 3,85 x 10-4 joule
4.2.3. Penentuan Energi yang Hilang
Rb =
cos (

=
cos (48 + 15) cos 21,438 . cos 0,43 + sin (48 + 15) sin 21,438
=
cos (63) . cos 21,438 . cos 0,43 + sin (63) sin 21,438
=
0,749 joule
Rd = 

=

=
8 joule
Id =
0,16 . Ih
=
0,16 . 381,6792
=
61,0686 Joule
Ib =
Ih – Id
=
381,6792 – 61,0686
=
320,6106 Joule
Qabs =
Id . Rd

=
0,86 . 320,6106 . 0,749 + 0,76 . 61,0686 . 8
= 206,5181 + 371,2970
=
577,8151 Joule
4.2.4. Penentuan Energi Terkumpul
A = 0,48
H2 = Rb
. 30 .14,4
=
0,749 x 30 x 14,4
= 323,568
UL3 = 

=

= 

= 

= 5,1203 km/jam
Q = UL3 . A . x (T1
max - T1 min)
= 5,1203 . 0,48 . 0,43 (322– 308,625)
=1,05. (13,375)
= 14,044Joule
4.2.5. Penentuan Q total
Q tot = e .
(Tal4 – Tling4 )

= 5,672.10-4
. 5,6697.10-4 (313,754 – 307,754)
= 32,1585.10-8. (0,969.1010
–0,897.1010)
= 32,1585 . 10-8 (0,072.
1010)
= 231,5Joule
4.2.6. Penentuan Q efisien
Qef = 

= 

= 0,4006
4.2.7.
Kapasitas
Kapasitas = 

= 19/ 8
= 2,375 m3/
jam
BAB V
PEMBAHASAN
Destilasi adalah proses pemurnian
zat cair
berdasarkan perbedaan titik didih cairan. Pada proses ini
energi panas matahari dikumpulkan dan disimpan oleh kolektor agar mendapatkan
suhu yang tinggi. Air laut yang berubah
menjadi uap air akibat pemanasan bergerak ke atas dan mengembun saat menyentuh
permukaan dalam kaca kolektor. Air yang mengembun itu kemudian dialirkan
melalui pipa alir dan ditampung di gelas ukur. Sedangkan adanya senyawa yang mengendap karena massa jenisnya
lebih besar dari massa jenis air. Uap
air yang didinginkan dan mengembun tersebut disebut destilat. Sedangkan senyawa yang
mengendap disebut destilat
Komponen-komponen yang ada pada destilator bertingkat memiliki fungsi yang berbeda. Termometer dinding berfungsi untuk mengukur suhu
di dalam kolektor. Termometer dalam kaca berfungsi untuk mengukur suhu di bagian dalam kaca. Termometer luar kaca berfungsi untuk mengukur suhu
di luar kaca. Termometer lingkungan berfungsi untuk mengukur suhu di lingkungan sekitar
tempat praktikum. Kaca kolektor berfungsi untuk menutup alat kolektor dan
sebagai penahan air yang diuapkan sekaligus menahan panas dari sinar matahari
sehingga suhu dalam kaca lebih tinggi daripada suhu di luar kaca. Wadah bertingkat berfungsi
sebagai tempat
untuk menampung air laut yang akan didestilasi dan juga sebagai tempat sisa
dari residu. Wadah
tempat air laut yang akan didestilasi dicat dengan warna hitam agar dapat menyerap kalor dari
radiasi matahari secara sempurna. Pipa alir berfungsi untuk mengalirkan
air hasil destilasi (destilat) ke wadah penampung atau gelas ukur. Gelas ukur berfungsi sebagai wadah untuk menampung destilat. Termokopel merupakan bagian
dari termokontrol yang berfungsi untuk mengontrol suhu pada saat proses destilasi
berlangsung.
Prinsip kerja
destilasi bertingkat merupakan prinsip termal yaitu dengan mengumpulkan energi
panas sinar matahari melalui alat destilator untuk disimpan agar mendapatkan
suhu yang lebih tinggi. Wadah destilator berwarna hitam yang berfungsi menyerap kalor radiasi sinar
matahari secara sempurna. Proses penguapan dimulai dengan meningkatnya suhu air
dalam destilator yang diakibatkan oleh panas radiasi surya, kemudian uap air
bergerak menuju permukaan bagian dalam kaca yang memiliki permukaan bagian
dalam lebih kasar daripada permukaan bagian luar yang bertujuan untuk
menyebarkan sinar matahari keseluruh bagian dalam destilator, sehingga suhu
dalam destilator lebih tinggi dari suhu diluar destilator atau suhu
lingkungannya. Uap air yang menyentuh permukaan kaca bagian dalam akhirnya
mengalami titik jenuh dan membentuk titik-titik air yang kemudian mengalir
menuju pipa dalam destilator, air hasil destilasi kemudian bergerak menuju
penampungan air yang diletakkan diluar.
Hasil perhitungan yang didapatkan berdasarkan data hasil pengamatan yaitu
radiasi yang sampai ke bumi (Ih) adalah 381,6792 Joule, keawanan
(Aw) adalah 3,85 x 10-4 Joule dan energi yang hilang saat proses
destilasi (Qabs) adalah 577,8151 Joule. Hasil perhitungan untuk E
yang terkumpul (Q) didapatkan hasil sebanyak 14,044 Joule, untuk jumlah Q total
sebanyak 231,5 Joule, jumlah Q efesiensi pada percobaan didapatkan 0,4006 Joule
dan jumlah kapasitas dari percobaannya adalah sebanyak 2,375 m3/jam.
Jika
diperhatikan, air destilat yang dihasilkan dari percobaan sangat sedikit karena
kondisi cuaca pada saat praktikum tidak terlalu terik. Langit agak mendung dan
berawan, hal ini menyebabkan panas dari radiasi matahari kurang, sehingga
pemanasan dan penguapan air laut pun menjadi tidak sempurna. Selain itu, alat
destilator yang digunakan juga menyebabkan air hasil destilat sedikit, keadaan
alat yang kurang baik mengakibatkan uap air yang seharusnya banyak mengembun
dalam destilator menjadi keluar dan terbawa angin.
Berdasarkan hasil
pengamatan air yang dihasilkan bening, karena dengan proses destilasi hanya uap
air yang menguap dan mengembun. Kotoran dan mineral lain yang titik didih atau titik uapnya lebih besar dari air akan
tetap berada dibawah bak penampungan dan akhirnya menjadi residu dari proses
destilasi. Sedangkan volume air destilat pada jam 10.00 – 11.00 belum ada, hal
ini disebabkan karena air belum terlalu panas dan menguap sehingga belum ada
hasil pengembunan juga. Pukul 12.00 – 17.00 sudah mulai terlihat air hasil
destilat menjadi banyak. Selisih volume air destilat paling banyak diperoleh
antara pukul 14.00 – 15.00 dan pikul 16.00 – 17.00 yaitu 4 m3, yang
disebabkan karena pada jam itu matahari bersinar cukup terik dan suhu cukup
panas sehingga suhu dalam destilator tinggi. Tingkat penguapan menjadi tinggi
dan uap air juga mudah mengembun.
Faktor-faktor yang mempengaruhi destilasi diantaranya
yaitu intensitas radiasi matahari, suhu lingkungan, keadaan awan, keadaan
cuaca, kecepatan angin, luas destilator, kemiringan destilator dan lamanya
waktu proses destilasi serta komponen campuran bahan. Semakin tinggi intensitas
radiasi matahari dan suhu lingkungan maka makin cepat terjadi peningkatan suhu dan
semakin cepat
pula terjadi pengembunan, begitu juga sebaliknya. Semakin tinggi kemiringan
destilator maka semakin cepat destilat mengalir ke gelas ukur dan semakin lama
waktu proses destilasi maka makin banyak destilat yang didapat. Keadaan awan dan cuaca juga
mempengaruhi intensitas matahari yang memanaskan air laut, jika cuaca mendung
proses destilasi juga akan berjalan lambat. Angin juga dapat mempengaruhi
kondisi cuaca dimana angin membawa awan ke daerah dimana sedang dilakukan
proses destilasi air laut. Kapasitas destilator yang besar akan meningkatkan
hasil yang diperoleh karena semakin banyak air laut yang bisa ditampung dalam
wadah penampungan. Begitu juga dengan lamanya waktu, semakin lama waktu yang
digunakan untuk proses destilasi ini, semakin banyak pula hasil yang didapat.
Jika kandungan garam mineral air laut yang di destilasi banyak tentunya
destilat yang dihasilkan sedikit karena sebagian besar volumenya adalah garam
mineral. Setiap faktor yang mempengaruhi proses destilasi memiliki hubungan
yang sangat erat dan tidak dapat dipisahkan dari proses destilasi itu sendiri.
Setiap faktor harus bisa di tanggulangi ataupun diatur sedemikian rupa menjadi
seefisien mungkin agar hasil destilasi sesuai dengan yang diinginkan .
BAB VI
PENUTUP
6.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dan
pembahasan yang telah dilakukan pada praktikum kali ini, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1.
Destilasi adalah proses pemurnian zat cair berdasarkan perbedaan titik didih cairan.
2.
Destilat adalah hasil destilasi yaitu air,
sedangkan residu adalah hasil sampingan yang mengendap yaitu senyawa NaCl dan garam mineral lainnya.
3.
Komponen-komponen yang ada pada destilator antara
lain adalah
termometer dinding, termomter dalam kaca, termometer luar kaca, termometer
lingkungan, kaca kolektor, wadah bertingkat, gelas ukur dan termokopel.
4.
Radiasi yang sampai ke bumi (Ih) adalah
381,6792 Joule, (Aw) sebesar 3,85 x 10-4 Joule dan (Qabs) sebesar 577,8151 Joule.
(Q) sebesar 14,044 Joule, Q total
sebanyak 231,5 Joule, jumlah Q 0,4006 Joule dan jumlah kapasitas percobaannya
adalah 2,375 m3/jam.
5.
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses destilasi antara
lain intensitas radiasi matahari, suhu lingkungan, keadaan awan, keadaan cuaca,
kecepatan angin, luas destilator, kemiringan destilator dan lamanya waktu
proses destilasi, serta komponen campuran bahan.
6.2. Saran
Saran penulis untuk praktikum
selanjutnya agar praktikum dilakukan saat cuaca sedang terik sehingga hasil
yang diperoleh lebih baik. Alat praktikum juga sebaiknya diganti dengan alat yang kondisinya lebih
baik.
Akhirudin, T., 2008. Desain
Alat Destilasi Air Laut dengan Sumber Energi Tenaga Surya sebagai Alternatif
Penyediaan Air Bersih. IPB Press. Bogor
Alakali,
Joseph S., Sunday O. Eze, and Michael O. Ngadi., 2012. Influence of Variety and Processing
Methods on Specific Heat Capacity of Crude Palm Oil. International Journal
of Chemical Engineering and Applications, Vol. 3 (5) : 300 – 302. McGill
University. Canada
Almatsier,
S., 2010. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Pustaka
Gramedia Utama. Jakarta
Anonim a, 2008. Modul Praktikum
Mekanika Fluida. Universitas Jenderal Soedirman.
Purwokerto
Anonim a, 2008. Modul
Praktikum Mekanika Fluida. Universitas Jenderal Soedirman. Purwokerto
Anonim b,
2013. Mekanika Fluida. http://id.wikipedia.org/wiki/Mekanika_fluida.
(Diakses pada tanggal 3 Desember 2013)
Anonim b, 2013. Mekanika fluida. http://id.wikipedia.org/wiki/Mekanika_fluida.
(Diakses pada tanggal 3 Desember 2013)
Anonim, 2007. Petunjuk Praktikum Satuan Operasi. Fakultas Pertanian. Universitas Mataram. Mataram
Anonim, 2012. Peralatan Pengecilan
Ukuran. http://agroindustrialis.blogspot.
com/2012/06/peralatan-pengecil-ukuran-size.html. (Diakses pada hari
Kamis, 19 desember 2013)
Arutanti, Osi dan
Mikrajuddin Abdullah, Khairurrijal, dan Hernawan Mahfudz. 2009. Penjernihan Air Dari Pencemar Organik dengan
Proses Fotokatalis pada Permukaan Titanium Dioksida (TiO2) . Jurnal
Nanosains & Nanoteknologi ISSN 1979-0880
Budiarti, Akhmad. 2009., Teknologi Sederhana. Erlangga. Jakarta
Choirunnisa, F., 2009. Dasar-Dasar Keteknikan Pengolahan.
Liberty. Yogyakarta
Fathi, 2013. Laporan Praktikum Mekanika Fluida. http://binderismine. blogspot.com/2013/01/laporan-praktikum-mekanika-fluida.html.
(Diakses pada tanggal 3 Desember 2013)
Fathi, 2013. Laporan Praktikum
Mekanika Fluida. http://binderismine. blogspot.com/2013/01/laporan-praktikum-mekanika-fluida.html.
(Diakses pada tanggal 3 Desember 2013)
Giancoly,
D.C., 2001. Fisika Jilid 1(Terjemahan).
Erlangga. Jakarta
Gibbs, K. 2008. Advanced
Physics. Cambridge University Press. New York
Intan, Sunita., 2013. Filtrasi Air Limbah. http://sunitaintan.blogspot.com/
2013/01/filtrasi-air-limbah.html. (Diakses pada hari Rabu 11
Desember 2013)
Ismanilda. A.,
2011. Ilmu Pangan Lanjut. Liberty.
Yogyakarta
Jennes, 2005. Teori dan
Prosedur mutu susu. Jilid 1. Liberty.Yogya
Juliastuti, E., 2002. Fisika Universitas. Erlangga. Jakarta
Karmana, O., 2009. Pengantar Fisika Teknik. Rhineka Cipta. Jakarta
Lukman, D.,
2013. Kerusakan Pangan. http://higiene-pangan.blogspot.com/2013/
07/kerusakan-pangan.html. (Diakses pada hari Selasa, 17 Desember
2013)
Munson and Young., 2009. Fundamentals
of Fluids Mechanics, ed. 4. Erlangga. Jakarta
Munson and Young., 2009. Fundamentals
of Fluids Mechanics, ed. 4. Erlangga. Jakarta
Nabawiyah,
Khilfatin & Ahmad Abtokhi., 2010. Penentuan Nilai Kalor dengan Bahan Bakar
Kayu Sesudah Pengeringan serta Hubungannya dengan Nilai Porositas Zat
Padat. Jurnal Neutrino, Vol.3 (1) : 13 – 20. UIN Maulana Malik Ibrahim. Malang
Nurmaed, Im., 2012. Laporan
Praktikum Destilasi. http://imnurmaed.blogspot.com/
2012/12/laporan-rktikum-destilasi.html. (Diakses pada hari Rabu 11
Desember 2013)
Oliveira,
J. M., Lessio, B. C., Morgante, C. M., Santos, M. M. and Augusto, P. E. D.
2012. Specific Heat (Cp) Of Tropical
Fruits: Cajá, Cashew Apple, Cocoa, Kiwi, Pitanga, Soursop Fruit And Yellow
Melon. International Food Research Journal 19 (3) : 811-814. Unicamp. Brazil
Petrucci
Pauliza, O., 2008. Fisika Kelompok Teknologi. Grafindo
Media Pratama. Jakarta
Purwanto, B., 2009. Fisika Dasar 1. Liberty. Yogyakarta
Sahara, Z.,
2010. Sifat Reologi Bahan Pangan.
Andi Offset. Yogyakarta
Saloko, S., 1997. Petunjuk Praktikum Satuan Operasi. Fakultas
Pertanian Universitas Mataram. Mataram
Sebayang, D.,
1986. Teori Elastisitas. Erlangga.
Jakarta
Setyaningsih,
D., 2011. Teknologi Isolasi Minyak Atsiri. Liberty. Yogyakarta
Sinell,
HJ., 1992. Einführung
in Die Lebensmittel Hygiene 3. Überarbeitete
Auflage. Verlag Paul Parley. Berlin
Sudiana. P., 2005. Dasar-Dasar Fisika. Binaputra Aksara.
Jakarta
Sugiharto, 1987. Gelombang dan Medan. Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan. Jakarta
Supardi, N. I., 2007. Pengecilan Ukuran Produk Pertanian. Andi Offset. Yogyakarta
Sutrisno,
E.T., 2010. Penuntun Praktikum Kimia Dasar. Universitas Pasundan Press.
Bandung
Syarief, R., 1998. Pengetahuan
Bahan Industri Pertanian. Mediatama Sarana Prakasa. Jakarta
Tandra, 2011. Laporan Praktikum Konversi Satuan. http://rianrtandra.
wordpress.com/2011/10/20/laporan-praktikum-satuan-operasi-i-konversi-satuan.html.
(Diakses pada hari Minggu, 22 Desember 2013)
Utami, Isni.,
2009. Mekanika Fluida.
www.lontar.ui.ac.id (Diakses pada tanggal 3 Desember 2013)
Walker, J.,
2008. Dasar-Dasar Fisika (Terjemahan).
Binaputra Aksara. Jakarta
Jardin Casino 22Bet Sign In For Sale
ReplyDeleteJardin is a gambling site that offers a virtual sports real air jordan 18 retro men betting 무료 슬롯 머신 experience as a way air jordan 18 retro men discount to enjoy a 사설토토 개설 샤오미 virtual 스포츠 토토 확률 벳피스트 sports betting experience as a member of the