Wednesday, July 9, 2014

laporan satuan operasi KESEIMBANGAN MASSA UNTUK DESTILASI AIR LAUT

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.      Latar Belakang
Indonesia merupakan negara agraris yang terdiri dari ribuan pulau. Indonesia juga adalah negara yang memiliki iklim tropis dengan curah hujan tinggi. Namun, di beberapa daerah seperti pulau-pulau kecil dan wilayah yang mempunyai musim kemarau cukup panjang selalu kekurangan air bersih. Apalagi di daerah sepanjang pinggir pantai yang gersang dan jauh dari sumber air tawar. Jangankan untuk minum, untuk keperluan sehari-hari seperti mencuci, mandi dan buang air saja tidak ada. Untuk mengatasi hal tersebut diperlukan suatu alat dengan teknologi sederhana yang dapat memanfaatkan energi radiasi matahari untuk mengubah air laut menjadi air tawar. Alat tersebut dapat berupa destilator air laut dengan sumber energi tenaga surya. Hasil destilasi yang baik akan diperoleh jika terjadi keseimbangan massa dan energi dalam proses destilasinya. Sebagai mahasiswa kita harus memiliki pengetahuan tentang alat destilator serta bagaimana pengaruh keseimbangan massa dan energi dalam proses destilasi tersebut. Langkah awalnya adalah dengan melakukan praktikum mengenai keseimbangan massa dan energi untuk destilasi air laut.
1.2.      Tujuan Praktikum
Praktikum ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui keseimbangan massa dan energi untuk destilasi air laut.








BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Destilasi
Destilasi adalah suatu teknik pemisahan suatu zat dari campurannya berdasarkan titik didih. Destilasi ada dua macam, yaitu destilasi sederhana dan destilasi bertingkat. Destilasi sederhana merupakan proses penguapan yang diikuti pengembunan. Destilasi ini dilakukan untuk memisahkan suatu cairan dari campurannya apabila komponen lain tidak ikut menguap (titik didih komponen lain jauh lebih tinggi), misalnya pengolahan air tawar dan air laut. Sementara destilasi bertingkat merupakan proses destilasi berulang-ulang yang terjadi pada kolom fraksionasi. Kolom fraksionasi terdiri atas beberapa plat yang lebih tinggi dan lebih banyak mengandung cairan yang mudah menguap, sedangkan cairan yang tidak mudah menguap lebih banyak dalam kondensat. Contoh destilasi bertingkat adalah pemisahan campuran alkohol-air, pemurnian minyak bumi dan lain-lain (Setyaningsih, 2011).
2.2. Prinsip Kerja Destilasi
Prinsip destilasi adalah pemisahan komponen dari campuran cairan melalui penyaringan yang tergantung kepada perbedaan titik didih dari masing-masing komponen. Proses destilasi tergantung pula pada konsentrasi komponen dan jenis tekanan uap dari campuran cairan. Proses destilasi merupakan proses yang mirip dengan proses daur air di alam yang bertujuan untuk membersihkan air dari kontaminan. Destilasi merupakan proses yang menggunakan panas sehingga bakteri, virus dan zat-zat pencemar biologi lainnya akan musnah. Destilasi merupakan proses yang mengumpulkan uap air yang murni, uap air naik dari air yang dimurnikan, sisa-sisa hampir semua zat pencemar lain tidak akan ikut menguap. Titik embun hasil penguapan memiliki diameter yang variasinya tergantung pada lapisan permukaan, sehingga titik-titik embun itu akan membentuk cairan, mekanisme pindah panas yang efektif dan koefisien panas bahan yang sangat ekstrim juga menjadi faktor penentu dalam pembentukan titik embun (Akhirudin, 2008).
2.3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Proses Destilasi
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi destilasi diantaranya yaitu intensitas radiasi matahari, suhu lingkungan, keadaan awan, keadaan cuaca, kecepatan angin, luas destilator, kemiringan destilator dan lamanya waktu proses destilasi. Faktor yang paling berpengaruh dalam proses destilasi adalah suhu atau pemanasan. Jika pemanasan terlalu besar dikhawatirkan akan terjadi flooding (banjir). Ciri dari flooding itu sendiri adalah tertahannya cairan di atas kolom, pada saat terjadi flooding transfer massa yang dihasilkan tidak maksimal. Ketika terjadi flooding, cairan tidak dapat mengalir ke bawah lagi, tetapi akan terakumulasi atau bahkan dapat ikut terbawa ke atas oleh uap, sehingga proses destilasi harus segera dihentikan (Sutrisno, 2010).

2.4. Energi Surya
Energi surya merupakan sumber energi yang langsung tersedia dan murah. Untuk memanfaatkan energi surya ini salah satu cara dengan mengubah energi radiasi menjadi energi panas. Sistem pemanfaatan prinsip termal yaitu dengan cara pengumpulan energi panas matahari dengan kolektor untuk disimpan dan mendapatkan suhu yang lebih tinggi. Panas yang didapatkan ini selanjutnya dapat digunakan untuk penyulingan atau mendestilasi air laut menjadi air bersih (Saloko, 1997 ).
Temperatur yang tinggi menyebabkan organisme tumbuh lebih cepat, setelah itu suhu atau intensitas cahaya yang tinggi bisa dimanfaatkan untuk proses destilasi air laut untuk mendapatkan air bersih (Sugioharto, 1987).




BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1. Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Minggu, 1 Desember 2013 di Parkiran Fakultas Teknologi Pangan dan Agroindustri Universitas Mataram.
3.2.      Alat dan Bahan Praktikum
3.2.1. Alat-alat praktikum
Adapun alat-alat yang digunakan pada praktikum ini adalah destilator bertingkat, 3 buah thermometer, thermodigital, stopwatch dan gelas ukur.
3.2.2. Bahan-bahan praktikum
Bahan-bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah air laut 1 galon.
3.3. Prosedur Kerja
Langkah-langkah kerja yang dilakukan pada praktikum adalah sebagai berikut:
1.      Diletakkan destilator menghadap sinar matahari.
2.      Dimasukkan air laut sebanyak yang diperlukan ke dalam alat destilator bertingkat.
3.      Diletakkan thermometer dan thermokopel masing-masing pada air laut, dinding bagian dalam, dinding kaca bagian luar, dinding alat destilator, dan pada lingkungan.
4.      Diambil data setiap satu jam selama 8 jam pengamatan yaitu dari pukul 10.00 – 17.00 WITA.
5.      Diambil data radiasi sinar matahari dan kecepatan angin yang diperoleh dari stadium Meteorologi dan Geofisika Selaparang.
6.      Dihitung dan dianalisis setiap data primer dengan setiap persamaan-persamaan yang ada.

BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN
4.1. Hasil Pengamatan
2
 
3
 
4.1.1.   Gambar Alat Destilasi
 


















Keterangan:
1.        Thermometer dinding
2.        Thermometer dalam kaca
3.        Thermometer luar kaca
4.        Kaca kolektor
5.        Thermometer lingkungan
6.        Wadah bertingkat
7.        Pipa alir
8.        Gelas ukur
9.        Termokopel
10.    Termokontrol
4.1.2 Hasil Pengamatan Destilasi Air Laut
Tabel. Hasil Pengamatan Destilasi Air Laut
Jam
T dalam kaca
(0C)
T
air laut
(0C)
T dinding
(0C)
T
luar kaca
(0C)
T
ling-
kungan
(0C)
Va tampungan
m3
Keterangan
Warna
10.00
54
40
39
46
39
0
-
11.00
46
40
43
33
33
0
-
12.00
59
43
54
34
34
5
Bening
13.00
43
41
49
31
31
8
Bening
14.00
31
32
59
42
42
10
Bening
15.00
65
50
53
37
37
14
Bening
16.00
48
41
44
32
32
15
Bening
17.00
46
39
40
30
30
19
Bening
Diketahui:
I max     = 177,8 kalori = 741,07 Joule
I min      = 0,00 kalori    = 0 Joule
V angin = 8 knot           = 14,4 km/jam
t                         = 8 jam
β            = 15°
θ             = 48°
n            = 2669,0 jam
Kc          = Ki                 = 0,78
Tal           = 40,75 oC       = 313,75 K
Tling        = 34,75 oC       =307,75 K
T1max         = 49 °C            = 322 K
T1min         = 35,625 °C     = 308,625 K
ISC        = 1353
            = 21,438
x             =  0,43
 е            =  5,672 x
 
(
           = 0,15
             = 5,6697x
4.2. Perhitungan
4.2.1. Radiasi yang sampai ke bumi
           Ih              = (Imax – Imin) sin n (t-(t-1)) + Imin
= (741,07-0) sin 2669,0 (8- (8-1) + 0
= 741,07 sin 2669
= 741,07 x 0,5150
= 381,6792 Joule
4.2.2.  Penentuan Keawanan
Io          = ISC. Tling.  
                  = 1353 x 307,75 x
            =  1353 x 307,75x
=  992314,7643 Joule
Aw       =   
                        =  381,6792 / 992314,7643
                        =  3,85 x 10-4 joule
4.2.3.   Penentuan Energi yang Hilang
Rb         = cos (
                  = cos (48 + 15) cos 21,438 . cos 0,43 + sin (48 + 15) sin 21,438
                  = cos (63) . cos 21,438 . cos 0,43 + sin (63) sin 21,438
                  = 0,749 joule
     Rd         =
=  
                  = 8 joule
     Id          = 0,16 . Ih
                  = 0,16 . 381,6792
                  = 61,0686 Joule
     Ib          = Ih – Id
                  = 381,6792 – 61,0686
                  = 320,6106 Joule
     Qabs     =  Id . Rd
                        = 0,86 . 320,6106 . 0,749 + 0,76 . 61,0686 . 8
                        = 206,5181 + 371,2970
                        = 577,8151 Joule
4.2.4.      Penentuan Energi Terkumpul
A        = 0,48
             H2       = Rb . 30 .14,4
                        = 0,749 x 30 x 14,4
                        = 323,568
             UL3     =
                        =  
=  
                        = 
                        = 5,1203 km/jam
            Q         = UL3 . A . x (T1 max - T1 min)
= 5,1203 . 0,48 . 0,43 (322– 308,625)
=1,05. (13,375)
= 14,044Joule
4.2.5.      Penentuan Q total
            Q tot    = e . (Tal4 – Tling4 )
                        = 5,672.10-4 . 5,6697.10-4 (313,754 – 307,754)
                        = 32,1585.10-8. (0,969.1010 –0,897.1010)
                        = 32,1585 . 10-8 (0,072. 1010)
                        = 231,5Joule
4.2.6.      Penentuan Q efisien
             Qef    =
                        =  0,4006
4.2.7.      Kapasitas
Kapasitas         =
                                    =  19/ 8
                                    =  2,375 m3/ jam








BAB V
PEMBAHASAN
Destilasi adalah proses pemurnian zat cair berdasarkan perbedaan titik didih cairan. Pada proses ini energi panas matahari dikumpulkan dan disimpan oleh kolektor agar mendapatkan suhu yang tinggi.  Air laut yang berubah menjadi uap air akibat pemanasan bergerak ke atas dan mengembun saat menyentuh permukaan dalam kaca kolektor. Air yang mengembun itu kemudian dialirkan melalui pipa alir dan ditampung di gelas ukur. Sedangkan adanya senyawa yang mengendap karena massa jenisnya lebih besar dari massa jenis air.  Uap air yang didinginkan dan mengembun tersebut disebut destilat. Sedangkan senyawa yang mengendap disebut destilat
Komponen-komponen yang ada pada destilator bertingkat memiliki fungsi yang berbeda. Termometer dinding berfungsi untuk mengukur suhu di dalam kolektor. Termometer dalam kaca berfungsi untuk mengukur suhu di bagian dalam kaca. Termometer luar kaca berfungsi untuk mengukur suhu di luar kaca. Termometer lingkungan berfungsi untuk mengukur suhu di lingkungan sekitar tempat praktikum. Kaca kolektor berfungsi untuk menutup alat kolektor dan sebagai penahan air yang diuapkan sekaligus menahan panas dari sinar matahari sehingga suhu dalam kaca lebih tinggi daripada suhu di luar kaca. Wadah bertingkat berfungsi sebagai tempat untuk menampung air laut yang akan didestilasi dan juga sebagai tempat sisa dari residu. Wadah tempat air laut yang akan didestilasi dicat dengan warna hitam agar dapat menyerap kalor dari radiasi matahari secara sempurna. Pipa alir berfungsi untuk mengalirkan air hasil destilasi (destilat) ke wadah penampung atau gelas ukur. Gelas ukur berfungsi sebagai wadah untuk menampung destilat. Termokopel merupakan bagian dari termokontrol yang berfungsi untuk mengontrol suhu pada saat proses destilasi berlangsung.
Prinsip kerja destilasi bertingkat merupakan prinsip termal yaitu dengan mengumpulkan energi panas sinar matahari melalui alat destilator untuk disimpan agar mendapatkan suhu yang lebih tinggi. Wadah destilator berwarna hitam  yang berfungsi menyerap kalor radiasi sinar matahari secara sempurna. Proses penguapan dimulai dengan meningkatnya suhu air dalam destilator yang diakibatkan oleh panas radiasi surya, kemudian uap air bergerak menuju permukaan bagian dalam kaca yang memiliki permukaan bagian dalam lebih kasar daripada permukaan bagian luar yang bertujuan untuk menyebarkan sinar matahari keseluruh bagian dalam destilator, sehingga suhu dalam destilator lebih tinggi dari suhu diluar destilator atau suhu lingkungannya. Uap air yang menyentuh permukaan kaca bagian dalam akhirnya mengalami titik jenuh dan membentuk titik-titik air yang kemudian mengalir menuju pipa dalam destilator, air hasil destilasi kemudian bergerak menuju penampungan air yang diletakkan diluar.
Hasil perhitungan yang didapatkan berdasarkan data hasil pengamatan yaitu radiasi yang sampai ke bumi (Ih) adalah 381,6792 Joule, keawanan (Aw) adalah 3,85 x 10-4 Joule dan energi yang hilang saat proses destilasi (Qabs) adalah 577,8151 Joule. Hasil perhitungan untuk E yang terkumpul (Q) didapatkan hasil sebanyak 14,044 Joule, untuk jumlah Q total sebanyak 231,5 Joule, jumlah Q efesiensi pada percobaan didapatkan 0,4006 Joule dan jumlah kapasitas dari percobaannya adalah sebanyak 2,375 m3/jam. Jika diperhatikan, air destilat yang dihasilkan dari percobaan sangat sedikit karena kondisi cuaca pada saat praktikum tidak terlalu terik. Langit agak mendung dan berawan, hal ini menyebabkan panas dari radiasi matahari kurang, sehingga pemanasan dan penguapan air laut pun menjadi tidak sempurna. Selain itu, alat destilator yang digunakan juga menyebabkan air hasil destilat sedikit, keadaan alat yang kurang baik mengakibatkan uap air yang seharusnya banyak mengembun dalam destilator menjadi keluar dan terbawa angin.
Berdasarkan hasil pengamatan air yang dihasilkan bening, karena dengan proses destilasi hanya uap air yang menguap dan mengembun. Kotoran dan mineral lain yang titik didih  atau titik uapnya lebih besar dari air akan tetap berada dibawah bak penampungan dan akhirnya menjadi residu dari proses destilasi. Sedangkan volume air destilat pada jam 10.00 – 11.00 belum ada, hal ini disebabkan karena air belum terlalu panas dan menguap sehingga belum ada hasil pengembunan juga. Pukul 12.00 – 17.00 sudah mulai terlihat air hasil destilat menjadi banyak. Selisih volume air destilat paling banyak diperoleh antara pukul 14.00 – 15.00 dan pikul 16.00 – 17.00 yaitu 4 m3, yang disebabkan karena pada jam itu matahari bersinar cukup terik dan suhu cukup panas sehingga suhu dalam destilator tinggi. Tingkat penguapan menjadi tinggi dan uap air juga mudah mengembun.
Faktor-faktor yang mempengaruhi destilasi diantaranya yaitu intensitas radiasi matahari, suhu lingkungan, keadaan awan, keadaan cuaca, kecepatan angin, luas destilator, kemiringan destilator dan lamanya waktu proses destilasi serta komponen campuran bahan. Semakin tinggi intensitas radiasi matahari dan suhu lingkungan maka makin cepat terjadi peningkatan suhu dan semakin cepat pula terjadi pengembunan, begitu juga sebaliknya. Semakin tinggi kemiringan destilator maka semakin cepat destilat mengalir ke gelas ukur dan semakin lama waktu proses destilasi maka makin banyak destilat yang didapat. Keadaan awan dan cuaca juga mempengaruhi intensitas matahari yang memanaskan air laut, jika cuaca mendung proses destilasi juga akan berjalan lambat. Angin juga dapat mempengaruhi kondisi cuaca dimana angin membawa awan ke daerah dimana sedang dilakukan proses destilasi air laut. Kapasitas destilator yang besar akan meningkatkan hasil yang diperoleh karena semakin banyak air laut yang bisa ditampung dalam wadah penampungan. Begitu juga dengan lamanya waktu, semakin lama waktu yang digunakan untuk proses destilasi ini, semakin banyak pula hasil yang didapat. Jika kandungan garam mineral air laut yang di destilasi banyak tentunya destilat yang dihasilkan sedikit karena sebagian besar volumenya adalah garam mineral. Setiap faktor yang mempengaruhi proses destilasi memiliki hubungan yang sangat erat dan tidak dapat dipisahkan dari proses destilasi itu sendiri. Setiap faktor harus bisa di tanggulangi ataupun diatur sedemikian rupa menjadi seefisien mungkin agar hasil destilasi sesuai dengan yang diinginkan .

BAB VI
PENUTUP
6.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan yang telah dilakukan pada praktikum kali ini, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1.    Destilasi adalah proses pemurnian zat cair berdasarkan perbedaan titik didih cairan.
2.    Destilat adalah hasil destilasi yaitu air, sedangkan residu adalah hasil sampingan yang mengendap yaitu senyawa NaCl dan garam mineral lainnya.
3.    Komponen-komponen yang ada pada destilator antara lain adalah termometer dinding, termomter dalam kaca, termometer luar kaca, termometer lingkungan, kaca kolektor, wadah bertingkat, gelas ukur dan termokopel.
4.    Radiasi yang sampai ke bumi (Ih) adalah 381,6792 Joule, (Aw) sebesar 3,85 x 10-4 Joule dan (Qabs) sebesar 577,8151 Joule. (Q)  sebesar 14,044 Joule, Q total sebanyak 231,5 Joule, jumlah Q 0,4006 Joule dan jumlah kapasitas percobaannya adalah 2,375 m3/jam.
5.    Faktor-faktor yang mempengaruhi proses destilasi antara lain intensitas radiasi matahari, suhu lingkungan, keadaan awan, keadaan cuaca, kecepatan angin, luas destilator, kemiringan destilator dan lamanya waktu proses destilasi, serta komponen campuran bahan.
6.2. Saran
            Saran penulis untuk praktikum selanjutnya agar praktikum dilakukan saat cuaca sedang terik sehingga hasil yang diperoleh lebih baik. Alat praktikum juga sebaiknya diganti dengan alat yang kondisinya lebih baik.




 DAFTAR PUSTAKA
Akhirudin, T., 2008. Desain Alat Destilasi Air Laut dengan Sumber Energi Tenaga Surya sebagai Alternatif Penyediaan Air Bersih. IPB Press. Bogor
Alakali, Joseph S., Sunday O. Eze, and Michael O. Ngadi., 2012. Influence of Variety and Processing Methods on Specific Heat Capacity of Crude Palm Oil. International Journal of Chemical Engineering and Applications, Vol. 3 (5) : 300 – 302. McGill University. Canada

Almatsier, S., 2010. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Pustaka Gramedia Utama. Jakarta

Anonim a, 2008. Modul Praktikum Mekanika Fluida. Universitas Jenderal Soedirman. Purwokerto

Anonim a, 2008. Modul Praktikum Mekanika Fluida. Universitas Jenderal Soedirman. Purwokerto

Anonim b, 2013. Mekanika Fluida. http://id.wikipedia.org/wiki/Mekanika_fluida. (Diakses pada tanggal 3 Desember 2013)

Anonim b, 2013. Mekanika fluida. http://id.wikipedia.org/wiki/Mekanika_fluida. (Diakses pada tanggal 3 Desember 2013)

 Anonim, 2007. Petunjuk Praktikum Satuan Operasi. Fakultas Pertanian.    Universitas Mataram. Mataram

Anonim, 2010. Kalorimeter. www.sarjanaku.com. (Diakses pada tanggal 3 Desember 2013)

Anonim, 2012. Peralatan Pengecilan Ukuran. http://agroindustrialis.blogspot. com/2012/06/peralatan-pengecil-ukuran-size.html. (Diakses pada hari Kamis, 19 desember 2013)

Arutanti, Osi dan Mikrajuddin Abdullah, Khairurrijal, dan Hernawan Mahfudz. 2009. Penjernihan Air Dari Pencemar Organik dengan Proses Fotokatalis pada Permukaan Titanium Dioksida (TiO2) . Jurnal Nanosains & Nanoteknologi ISSN 1979-0880

Budiarti, Akhmad. 2009.,  Teknologi Sederhana. Erlangga. Jakarta

Choirunnisa, F., 2009. Dasar-Dasar Keteknikan Pengolahan. Liberty. Yogyakarta
Fathi, 2013. Laporan Praktikum Mekanika Fluida. http://binderismine. blogspot.com/2013/01/laporan-praktikum-mekanika-fluida.html. (Diakses pada tanggal 3 Desember 2013)

Fathi, 2013. Laporan Praktikum Mekanika Fluida. http://binderismine. blogspot.com/2013/01/laporan-praktikum-mekanika-fluida.html. (Diakses pada tanggal 3 Desember 2013)

Giancoly, D.C., 2001. Fisika Jilid 1(Terjemahan). Erlangga. Jakarta

Gibbs, K. 2008. Advanced Physics. Cambridge University Press. New York

Intan, Sunita., 2013. Filtrasi Air Limbah. http://sunitaintan.blogspot.com/ 2013/01/filtrasi-air-limbah.html. (Diakses pada hari Rabu 11 Desember 2013)

Ismanilda. A., 2011. Ilmu Pangan Lanjut. Liberty. Yogyakarta

Jennes, 2005. Teori dan Prosedur mutu susu. Jilid 1. Liberty.Yogya

Juliastuti, E., 2002. Fisika Universitas. Erlangga. Jakarta

Karmana, O., 2009. Pengantar Fisika Teknik. Rhineka Cipta. Jakarta

Lukman, D., 2013. Kerusakan Pangan. http://higiene-pangan.blogspot.com/2013/ 07/kerusakan-pangan.html. (Diakses pada hari Selasa, 17 Desember 2013)

Munson and Young., 2009. Fundamentals of Fluids Mechanics, ed. 4. Erlangga. Jakarta

Munson and Young., 2009. Fundamentals of Fluids Mechanics, ed. 4. Erlangga. Jakarta

Nabawiyah, Khilfatin & Ahmad Abtokhi., 2010. Penentuan Nilai Kalor dengan Bahan Bakar Kayu Sesudah Pengeringan serta Hubungannya dengan Nilai Porositas Zat Padat. Jurnal Neutrino, Vol.3 (1) : 13 – 20. UIN Maulana Malik Ibrahim. Malang

Nurmaed, Im., 2012. Laporan Praktikum Destilasi. http://imnurmaed.blogspot.com/ 2012/12/laporan-rktikum-destilasi.html. (Diakses pada hari Rabu 11 Desember 2013)

Oliveira, J. M., Lessio, B. C., Morgante, C. M., Santos, M. M. and Augusto, P. E. D. 2012. Specific Heat (Cp) Of Tropical Fruits: Cajá, Cashew Apple, Cocoa, Kiwi, Pitanga, Soursop Fruit And Yellow Melon. International Food Research Journal 19 (3) : 811-814. Unicamp. Brazil Petrucci
Pauliza, O., 2008. Fisika Kelompok Teknologi. Grafindo Media Pratama. Jakarta

Purwanto, B., 2009. Fisika Dasar 1. Liberty. Yogyakarta

Rizal, 2011. Kalorimeter. www.ocayarizal.blogspot.com. (Diakses pada tanggal 3 Desember 2013)

Sahara, Z., 2010. Sifat Reologi Bahan Pangan. Andi Offset. Yogyakarta

Saloko, S., 1997. Petunjuk Praktikum Satuan Operasi. Fakultas Pertanian Universitas Mataram. Mataram

Sebayang, D., 1986. Teori Elastisitas. Erlangga. Jakarta

Setyaningsih, D., 2011. Teknologi Isolasi Minyak Atsiri. Liberty. Yogyakarta

Sinell, HJ.,  1992.  Einführung in Die Lebensmittel Hygiene  3. Überarbeitete Auflage. Verlag Paul Parley. Berlin

Sudiana. P., 2005. Dasar-Dasar Fisika. Binaputra Aksara. Jakarta

Sugiharto, 1987. Gelombang dan Medan. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta

Supardi, N. I., 2007. Pengecilan Ukuran Produk Pertanian. Andi Offset. Yogyakarta
Sutrisno, E.T., 2010. Penuntun Praktikum Kimia Dasar. Universitas Pasundan Press. Bandung

Syarief, R., 1998. Pengetahuan Bahan Industri Pertanian. Mediatama Sarana Prakasa. Jakarta

Tandra, 2011. Laporan Praktikum Konversi Satuan. http://rianrtandra. wordpress.com/2011/10/20/laporan-praktikum-satuan-operasi-i-konversi-satuan.html. (Diakses pada hari Minggu, 22 Desember 2013)

Utami, Isni., 2009. Mekanika Fluida. www.lontar.ui.ac.id (Diakses pada tanggal 3 Desember 2013)

Walker, J., 2008. Dasar-Dasar Fisika (Terjemahan). Binaputra Aksara. Jakarta

1 comment:

  1. Jardin Casino 22Bet Sign In For Sale
    Jardin is a gambling site that offers a virtual sports real air jordan 18 retro men betting 무료 슬롯 머신 experience as a way air jordan 18 retro men discount to enjoy a 사설토토 개설 샤오미 virtual 스포츠 토토 확률 벳피스트 sports betting experience as a member of the

    ReplyDelete