Wednesday, July 9, 2014

laporan buffer biokimia

Rizki Hasmi
ACARA V
LARUTAN BUFFER
PENDAHULUAN

Latar Belakang
          Kata pH dan larutan buffer (penyangga) sering dijumapi ketika mempelajari materi asam basa. Suatu larutan yang dapat mempertahankan nilai ph dengan mempertahankan nilai pH dengan penambahan sedikit asam, basa, dan pengenceran oleh air disebut larutan buffer. Larutan penyangga dapat dibuat dari campuran asam lemah dan basa konjugasinya serta basa lemah dan asam konjugasinya. Larutan buffer dapat pula dibuat dari campuran asam atau basa kuat dengan ketentuan jumlah asam atau basa lemahnya harus lebih besar dari basa atau asam kuatnya. Oleh karena itu dilakukan pengujian mengenai larutan buffer.
Tujuan Praktikum
          Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk membandingkan kapasitas buffer fosfat pada berbagai konsentrasi.











TINJAUAN PUSTAKA
Larutan buffer adalah campuran asam lemah dengan garamnya dari basa kuat atau campuran basa lemah dengan garamnya dari asam kuat. misalnya CH3COOH dengan CH3COONa dan larutan NH3 dengan larutan NH4Cl. Campuran larutan ini mempunyai sifat penyangga (penahan) terhadap usaha untuk mengubah pH penambahan sedikit asam, sedikit basa, atau penambahan air tidak mengubah pH larutan (Pujiyanti, 2009).
Larutan penyangga atau larutan buffer adalah larutan yang dapat mempertahankan pH tertentu terhadap usaha mengubah pH seperti penambahan asam, basa, ataupun pengenceran. Dengan kata lain, pH larutan penyangga tidak akan berubah walaupun pada larutan tersebut ditambahkan sedikit asam kuat, basa kuat atau jika larutan tersebut diencerkan. Larutan buffer mengandung zat terlarut yang bersifat penyangga. Penyangga memiliki komponen asam basa mengatasi penurunan pH. Asam dan basa ini merupakan pasangan konjugasi (Mangihut, 2009).
Larutan buffer yang terdiri dari garam dan asam lemahnya atau basa lemahnya memiliki harga pH yang berbeda dari garamnya maupun asam lemahnya, karena kedua larutan terionisasi. pH sebuah larutan tidak akan berubah apabila ditambahkan air atau diencerkan dan bila ditambah basa atau asam. Pengukuran pH biasanya diukur dengan pH meter dan kertas lakmus (Zulfikar, 2010).
Dalam berbagai aktivitas yang melibatkan reaksi-reaksi dalam larutan, seringkali diperlukan pH yang harganya tetap. Perubahan pH suuatu system seringkali memberikan dampak yang tidak diinginkan. Namun larutan penyangga dapat mempertahankan pH system terhadap gangguan yang dapat mengubah pH. Penyangga alami terdapat dalam tubuh makhluk hidup maupun di alam (Mulyasa, 2009).
Kebutuhan buffer kadang menyulitkan karena hampis setiap analisis membutuhkan kondisi pH tertentu yang relatif stabil. Karena banyaknya macam dan jenis buffer, pemilihan buffer yang akan digunakan menjadi masalha tersendiri. Dalam memilih buffer, yang harus diperhatikan adalah pH optimum serta sifat-sifat biologisnya. Banyak jenis buffer yang mempunyai dampak terhadap sistem biologis, aktivitas enzim, subtrat dan kovaktor (Riyadi, 2008).



















PELAKSANAAN PRAKTIKUM
Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum ini dilaksankan pada hari Selasa, 17 Desember 2013 di Laboratorium Kimia dan Biokimia Pangan Fakultas Teknologi Pangan dan Agroindustri  Universitas Mataram.
Alat dan Bahan Praktikum
a. Alat-alat Praktikum
Adapun alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah tabung reaksi, pipet volume, dan pH meter.
b. Bahan-bahan Praktikum
Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah aquades, buffer fosfat (K2HPO4, 3H2O dan KH2PO4), HCl 0,2 M, dan NaOH 0,2 M.
Prosedur Kerja
Disiapkan 8 tabung reaksi dan beri kode 1 sampai 8

Tabung 1 sampai 4 masing-masing diisi 2,5 ml aquades, larutan buffer fosfat A, B, dan C
Tabung 5 sampai 8 masing-masing diisi 2,5 ml aquades, larutan buffer fosfat A, B, dan C

Ditambahkan 5 ml NaOH 0,2 M dengan interval 1 ml

Ditambahkan 5 ml HCl 0,2 M dengan interval 1 ml

Semua tabung digojog dan diukur pH masing-masng tabung

 
















HASIL PENGAMATAN
HASIL PENGAMATAN
Hasil Pengamatan

Tabel 5.1 Perubahan pH larutan buffer fosfat pada berbagai konsentrasi dengan penambahan HCl 0,2
No. Tabung
Volume HCL 0,2 M (ml)
1
2
3
4
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
Ph
2
1
1
1
1
7
6
2
3
2
7
1
2
1
2
6
2
2
2
2
 
No
Tabung.
Volume NaOH 0,2 M (ml)
5
6
7
8
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
pH
12
12
8
12
12
8
7
11
12
12
8
11
12
12
12
8
8
12
12
12
Tabel 5.2 Perubahan pH larutan buffer fosfat pada berbagai konsentrasi dengan penambahan NaOH 0,2 M.

















PEMBAHASAN
          Larutan buffer itu sendiri merupakan larutan yang berfungsi untuk menahan perubahan pH yang ekstrim pada saat terjadi penambahan jumlah ion H+ atau OH- dalam larutan.Larutan buffer adalah laruan yang terdiri dari garam dengan asam lemahnya atau garam dengan basa lemahnya. Komposisi ini menyebabkan larutan memiliki kemampuan untuk mempertahankan pH jika kedalam larutan ditambahkan sedikit asam atau basa. Hal ini disebabkan larutan penyangga memiliki pasangan asam basa konjugasi (Molady, 2010).
          Praktikum kali ini dilakukan pengujian tentang larutan buffer dimana praktikum ini bertujuan untuk membandingkan kapasitas buffer fosfat pada berbagai konsentrasi dengan menambahkan 8 tabung reaksi.
          Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilkakukan diperoleh nilai pH untuk tabung 1 sampai tabung 4 setelah ditambahkan HCl 0,2 M, pH larutan berubah dari tetesan 1 ml pertama larutan HCl, namun perubahan pH pada larutan yang ada ditabung 1 sampai 4 tidak signifikan, yaitu menunjukkan tingkat pH pada 1 ml pertama yaitu asam lemah, setelah tetesan 1 ml kedua sampai 1 ml terakhir tingkat pH-nya rendah yaitu menunjukkan angka 1 dan 2 yang berarti larutan tersebut termasuk dalam asam kuat.
          Tabung 5 sampai tabung 8 se elah ditambahkan larutan NaOH 0,2 M terjadi perubahan pH walaupun perubahan tersebut tidak signifikan. Namun secara keseluruhan pH yang terdapat pada tabung tersebut tetap setelah ditambahkan NaOH.
          Berdasarkan hasil yang diperoleh setelah pengamatan, untuk tabung 2 dan tabung 3 sempat menunjukkan larutan yang memiliki pH netral yaitu pH-nya menunjukkan angka 7. Angka tersebut diperoleh pada saat tetesan 1 ml pertama pada tabung 2 dan 3. Namun setelah dilakukan penetesan yang selanjutnya larutan berubah menjadi asam kuat yaitu menunjukkan angka 1 dan 2.
          Berdasarkan data yang diperoleh pada tabung 5 sampai 8, ditemukan pH bersifat netral pada tabung 6 setelah penetesan 1 ml kedua. Namun setelah itu, secara keseluruhan pH pada tabung 5 dan 8 berubah menjadi basa kuat yaitu menunjukkan pH 12.
          Secara keseluruhan, pH pada tabung 1 sampai 4 mempunyai nilai yang tetap. Untuk taung 5 sampai 8 secara keseluruhan mempunyai pH yang tetap pula. Hal ini membuktikan bahwa setelah ditambahkan HCl 0,2 M pada tabung 1 sampai 4 membuktikan larutan buffer mampu mempertahankan pH. Tabung 5 sampai 8 secara keseluruhan juga menunjukkan pH yang tetap setelah penambahan NaOH 0,2 M. Hal ini membuktikan bahwa larutan buffer juga mampu mempertahankan pHnya setelah penambahan NaOH, dimana NaOH termasuk salah satu contoh basa kuat. larutan buffer berfungsi mempertahankan pH dengan penambahan sedikit asam atau sedikit basa maupun diencerkan. Pada setiap larutan di atas, masing-masing mampu mempertahankan pH dengan jumlah tetesan HCL dan NaOH yang sedikit.








KESIMPULAN
          Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan, dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1.  Berdasarkan hasil pengamatan, pada tabung satu menunjukkan pH asam yang konstan, yaitu pH-nya 1.
2.  Perubahan pH yang signifikan terjadi pada tabung nomer 2.
3.  Tabung 1 merupakan asam kuat setelah penambahan HCl.
4.  Tabung 7 merupakan basa kuat setelah penambahan NaOH.
5.  Larutan buffer adalah larutan yang berfungsi menahan kenaikan pH yang ekstrim dari penambahan asam maupun basa.

















Rafsyanjani
DAFTAR PUSTAKA
Agung, 2013. Laporan uji kualitatif protein. www.agungwidodo.com. Diakses pada hari Senin 25 November 2013.

Almatsier, S. 2010. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta.

Anna. 2008. Ilmu Kimia Organik. Puurwokorto : Pakultas Pertanian Dan Peternakan UNSOED.

Anonim. 2009. Uji Kualitatif Protein dan Asam Amino. www.rismaka.net. Diakses pada tanggal 29 November 2012.

Anonim. 2011. Lipid . www.news-medical/health/what/-are-lipids-(indonesians) . aspx . Diakses pada tanggal 5-12-2012.

Anonim. 2012. Uji Protein. http://www.kimia.upi.edu. (Diakses tanggal 29 November 2012).

Buckle . K. A, dkk . 2010 . Ilmu Pangan . Jakarta . Universitas Indonesia.

Dave . 2011. Prinsip-Prinsip Ailmu Gizi. Erlangga : Jakarta.

Elkhapia, 2013. Praktikum Biokimia Reaksi Uji Protein. www.elkhapia.blogspot.com. Diakses pada hari Senin 25 November 2013.

Gordon. 2009. Analisa Kimia Kuantatif. Erlangga : Jakarta.

Kartasapoetra, G dan Marsetyo . 2008 . Ilmu Gizi . Jakarta . Rineka Citra.

Kim, 2011. Laporan uji protein. www.kim-azil.blogspot.com. Diakses pada hari Senin 25 November 2013.

Mangihut, S. T. 2009. Kimia Dasar. PT. Grafinda Persada. Jakarta.

Martoharsono, S. 2008. Biokimia 2. Univeersitas Gadjah Mada Press. Yogyakarta.

Monruw, 2010. Pengantar Biokimia. UI Press. Jakarta.

Mulyasa. 2009. Larutan Buffer. http://www.scribd.com. Diakses tanggal 20 Desember 2012.

Murray, 2009. Dasar-Dasar Biokimia. Bayumedia Publishing. Malang.

Nazar. 2012. Kimia Pangan Dan Gizi. PT.Gramedia Pustaka Utama: Jakarta.

Nuraeni, 2013. Laporan Praktikum Enzim Amilase. http://nuraeni.blogspot.com/ 2013/06/Laporan-praktikum-enzim-amilase.html. (Diakses pada hari Jumat, 13 Desember 2013).

Poedjiadi, A. 2009. Dasar – Dasar Biokimia. Universitas Indonesia. Bandung.

Potter, A. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Buku Kedokteran. Jakarta.

Pratt. 2009. Analisa Bahan Makanan Dan Pertanian. Leberty Yogyakarta : Yogyakarta.

Pujiyanti, S. 2008. Menjelajah Dunia Biologi 3. Platinum. Jakarta.

Purnomowati, 2008. Kimia Organik Binarupa. Aksara. Jakarta.

Sandjaja, 2010. Kamus Gizi. Kompas. Jakarta.

Sirajuddin, S dan Najamuddin U., 2011. Biokimia. Unhass-Press. Makassar.

Soenardi, 2008. Analisa Bahan Makanan dan Pertanian. Universitas Ilmu Pangan dan Gizi. Yogyakarta.

Sudarmadji, 2011. Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Wirahadikusuma, M., 2008. Biokimia Protein Enzim dan Asam Nukleat. ITB- Press. Bandung.

Zulfikar . 2010 . Asam Lemak . www. Chem-1 s-try . org/materi-kima/kimia-kesehatan/biomolekul/asam-lemak/. Diakses pada tanggal 5-12-2012.


Zulfikar. 2010. Jenis karbohidrat. http://www.chem-is-try.org/materi-kimia/jarbohidrat. Diakses pada tanggal 21 November 2012.

1 comment:

  1. Caesars to buy Caesars Palace in $3.9bn deal - drmcd
    Caesars 서울특별 출장마사지 Entertainment 익산 출장샵 on Wednesday announced it has reached an 여수 출장샵 agreement to buy a 광주광역 출장마사지 33% stake in the Caesars 영천 출장안마 Palace brand.

    ReplyDelete