BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Tanah merupakan materi yang melapisi daratan di
bumi yang terdiri dari bahan organik dan bahan anorganaik. Bahan anorganik
meliputi batuan penyusun litosfer, air dan udara. Sedangkan bahan organik
berasal dari hewan dan tumbuhan. Variasi komponen suatu penyusun tanah akan
menentukan ciri, sifat, watak dan kelakuan tanah. Tanah adalah akumulasi tubuh alam yang
bebas, menduduki sebagian besar permukaan bumi yang mampu menumbuhkan tumbuhan,
memiliki sifat sebagai pengaruh iklim dan jasa hidup yang bertindak terhadap
bahan induk dalam keadaan relief tertentu dan selama jangka waktu tertentu
pula. Tanah
adalah suatu benda berbentuk tiga dimensi, tersusun dari masa padat, cair dan
gas yang
terdapat dipermukaan bumi, berasal dari pelapukan batuan atau dekomposisi bahan
organik.
Air merupakan zat kehidupan, dimana tidak satupun
makhluk hidup di bumi ini yang tidak membutuhkan air. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa 65-75 % dari berat manusia dewasa terdiri dari air. Air
memiliki fungsi sebagai unsur hara tanaman, sebagai pelarut unsur hara dan
merupakan bagian dari sel-sel tanaman.
Pertumbuhan tanaman dalam tanah tidak dapat
dipisahkan dari air, maka diperlukan penentuan kadar lengas tanah untuk
mengetahui jumlah air yang tersedia didalam tanah. Kadar lengas adalah air yang
terdapat didalam tanah yang terikat oleh tanah. Keberadaan lengas tanah
dipengaruhi oleh energi pengikatan spesifik yang berhubungan dengan tekanan
air. Pengukuran kadar lengas tanah sangat dibutuhkan untuk mengetahui jumlah
kadar air tersedia pada tanah.
Tekstur tanah adalah salah satu sifat tanah yang
menunjukan komposisi partikel penyusun tanah yang dinyatakan sebagai
perbandingan proporsi tanah fraksi pasir, debu dan liat. Tekstur tanah sangat
menentukan tingkat pertumbuhan tanaman dan penyerapan air serta mineral. Dalam menetapkan tekstur
tanah terdapat dua metode, yaitu menurut metode perasaan dilapangan atau uji
kualitatif. Metode ini dimulai dengan masa tanah kering atau lembab yang dibasahi secukupnya kemudian dipijat
diantara ibu jari dan telunjuk sehingga
membentuk bola lembab. Hal yang dirasakan adalah kasar atau licin kemudian
ditentukan tekstur berdasarkan tabel. Metode lain yang digunakan adalah metode
kuantitatif. Pada metode ini terdapat tiga tahapan yaitu analisis ukuran
partikel, yaitu menghilangkan bahan-bahan pengikat
tanah.
Tekstur tanah berpengaruh terhadap
ketersediaan air yang ada dalam tanah. Untuk mengetahui peranan tekstur tanah
bagi ketersediaan air, unsur hara dan pertumbuhan tanaman, maka penting dilakukan
pengamatan tekstur tanah, sehingga dapat dipahami dan bisa diketahui berbagai
macam tekstur tanah itu sendiri.
Struktur tanah merupakan sifat fisik tanah
yang menggambarkan susunan ruangan partikel-partikel tanah yang bergabung satu dengan yang lain membentuk agregat dari yang
hasil peroses pedogenesis. Struktur tanah berhubungan dengan cara dimana
partikel pasir, debu dan liat relatif disusun satu sama lain. Didalam tanah
dengan struktur yang baik, partikel debu dan pasir dipegang bersama
agregat-agregat (gumpalan kecil) oleh liat humus dan kalsium. Ruang kosong yang
besar antara agregat (makropori) membentuk sirkulasi air dan udara, juga akar
tanaman untuk untuk tumbuh ke bawah pada tanah yang lebih dalam. Sedangkan
ruangan kosong yang kecil (mikropori) memegang air untuk kebetulan tanaman. Idealnya bahwa struktur disebut granular.
Pengaruh struktur dan tekstur tanah
terhadap pertumbuhan tanaman terjadi secara langsung. Struktur tanah yang remah (ringan) pada
umumnya menghasilkan laju pertumbuhan tanaman pakan dan produksi persatuan
waktu yang
lebih tinggi dibandingkan dengan akar tanaman makanan ternak yang tumbuh pada
tanah berstruktur padat. Struktur tanah berpengaruh terhadap gerakan air,
gerakan udara, suhu udara, suhu tanah dan hambatan mekanik perkecambahan biji
serta penetrasi akar tanaman.
Tanah merupakan materi yang meliputi
daratan bumi yang terdiri dari bahan organik dan anorganik. Bahan anorganik
meliputi batuan penyusun litosfer, air dan udara. Sedangkan bahan organik
berasal dari hewan dan tumbuhan. Variasi komponen penyusun tanah akan
menentukan ciri, sifat dan kelakuan tanah.
Setiap daerah di Indonesia memiliki warna tanah yang berbeda-beda, ha
ini berkaitan dengan kandungan tanah itu sendiri. Warna tanah merupakan gabungan berbagai warna
komponen penyusun tanah. Bila drainase agak baik, warna kelabu tanah lapisan bawah
bercak-bercak kuning. Pada tanah drainase baik, aerasi baik, air dan suhu
menguntungkan untuk periston kimia besi dalam tanah yang teroksidasi dan terhidrasi, sehingga menjadi senyawa
berwarna merah dan kuning. Warna tanah sangat dipengaruhi oleh kadar
kelembaban, itu terjadi karna koloid-koloid kehilangan air oleh pengaruh
drainase, penguapan (evaporasi) dan oleh isapan akar tumbuhan.
Untuk menentukan warna tanah sampel, warna
tanah tersebut dicocokkan dengan warna tanah yang ada di buku Munsell Soil Colour Chart. Pencocokan
warna yang praktis meski pun tidak tepat dengan indikator paper.
Penetapan reaksi tanah (pH) tertentu yang
terukur pada tanah ditentukan oleh seperangkat faktor kimia tertentu. Oleh
karna itu, penentuan pH tanah adalah salah satu uji yang paling penting yang
dapat digunakan untuk mendiagnosa masalah pertumbuhan tanaman. Reaksi tanah
atau pH tanah menggambarkan status kimia tanah yang menunjukan ion H+
berkurang dan ion OH- bertambah, pH akan naik, status kimia tanah
mempunyai proses biologi seperti pertumbuhan tanaman. Reaksi tanah menunjukan
kemasaman atau alkalinitas tanah yang dinyatakan dengan nilai pH. Nilai pH
menunjukan banyaknya konsentrasi ion hidrogen (H) dalam tanah. Nilai pH tanah
sebenarnya dipengaruhi sifat dan ciri tanah yang komplit sekali, yang
diantaranya adalah kejenuhan basa dan macam kation yang diserap. Reaksi tanah dapat
dikategorikan menjadi menjadi tiga kelas
yaitu masam, netral dan basa.
Pengolahan tanah yang tepat sangat
membantu keberhasilan penanaman yang diusahakan. Pengolahan tanah untuk media
pertumbuhan dan perkembangan tanaman sebaiknya dilakukan pada keadaan air yang
tepat, yaitu tidak terlalu kering dan tidak terlalu basah. Hal ini dimaksud
agar tidak merusak struktur tanah.
Salah satu hal yang perlu diketahui
sebelum memulai suatu pengolahan tanah di suatu lahan adalah konsistensi tanah,
karena konsitensi tanah merupakan resistensi terhadap deformasi/perpecahan dan
ditentukan oleh adhesi dan kohesi tanah. Oleh karena itu, konsistensi tanah
harus secara tepat, agar pengolahan tanah yang dilakukan dapat berjalan baik,
serta dapat diusahakan secara maksimal. Selain menentukan langkah pengolahan tanah
yang tepat, konsistensi juga menentukan
kemampuan tanah dilahan tersebut untuk mendukung pertumbuhan tanaman.
Konsistensi mempengaruhi jumlah oksigen dan air dalam tanah yang merupakan
kebutuhan esensial pertumbuhan tanaman.
Batas konsistensi dapat diketahui melalui
suatu tes laboratorium, dimana akan didapat variasi berbagai keadaan
konsistensi tanah. Peningkatan konsistensi tidak merupakan harga mutlak dan
sangat peka terhadap lingkungan, tekanan serta berbagai kekuatan yang
mempengaruhi bentuk tanah. Keadaan air terendah dimana tanah bersifat plastis
(lekat) disebut plastis dan batas tertinggi dimana tanah masih besifat plastis
disebut batas cair. Jika pengolahan tanah dilakukan pada kandungan air dibawah
batas plastis, maka tanah akan bergumpal dan pecah. Sebaliknya jika diolah di atas batas cair
maka tanah akan bersifat seperti benda cair. Jadi pengolahan tanah yang paling
tepat adalah saat kadar air tanah berada diantara batas cair dan batas plastis.
1.2. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan praktikum ini adalah untuk menetapkan
kadar lengas contoh tanah kering udara menetapkan kadar lengas kapasitas lapangan,
menetapkan kapasitas lengas maksimum dan menetapkan potensial lengas tanah. Untuk menetapkan kelas
tekstur tanah secara kuantitatif. Untuk mengetahui cara menentukan warna tanah. Untuk mengukur pH tanah aktual dan potensial, menentukan muatan tanah
melalui pengukuran pH. Untuk menetapkan kerapatan butir tanah (BJ), menetapkan
kerapatan massa tanah (BV), menghitung porositas total tanah (n). Serta untuk
menetapkan batas cair tanah (BC), menetapkan batas lekat tanah (BL), menetapkan
batas gulung tanah (BG), menetapkan batas berubah warna ( BBW), menghitung
jangka olah tanah (JO), menghitung indeks plastisitas tanah (IP), menghitung
persediaan air maksimum dalam tanah (PAM).
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
Lengas tanah adalah air yang terdapat dalam tanah
dan terikat oleh berbagai kakas (matrik, osmosis, dan kapiler). Kakas ini
meningkat sejajar dengan peningkatan permukaan jenis α arah dan kerapatan muatan elektrostatik α arah tanah. Tegangan
lengas tanah juga menentukan beberapa banyak air yang terdapat diserap tubuh.
Bagian lengas tanah yang tumbuh mampu menyerap dinamakan ketersediaan
(Purwodidodo, 2006).
Tekstur tanah adalah susunan berat misbi fraksi
pasir, debu, dan liat. Suatu kelas tekstur mempunyai batas susunan dari fraksi
pasir, debu, dan liat. Misalnya tanah yang mengandung 40 persen berat pasir,
atau lebih berat fraksi liat. Kurang dari 45 persen berat pasir dan kurang dari
40 persen berat debu dimasukkan kedalam kelas tanah bertekstur liat. Melalui
pengujian tanah bertahun-tahun dihampir seluruh dunia dibutuhkan berbagai kelas
tekstur tanah. Suatu pembagian kelas tekstur tanah yang banyak dikenal ialah
pembagian 12 kelas tekstur tanah menurut United State Departemen Of Agriculture
(USDA) batasan kelas-kelas tekstur digambarkan dalam segitiga tekstur tanah
(Anonim, 2013).
Warna tanah merupakan sifat morfologi yang
bersifat nyata dan mudah dikenal. Warna tanah dapat digunakan sebagai petunjuk
sifat-sifat tanah seperti kandungan bahan organik, kondisi dranase, aerose
serta meggunakan warna tanah dalam mengklasifikasikan tanah dan mencirikan
perbedaan horizon-horizon dalam tanah( Hakim, 2007).
pH tanah merupakan ukuran
keasaman atau kebasaan dalam tanah. pH didefinisikan sebagai logaritma negatif
dari aktivitas ion hidrogen (H+) dalam larutan. Hal ini berkisar
antara 0 – 14 dengan 7 menjadi netral. pH dibawah 7 bersifat asam dan diatas 7
adalah basa. pH tanah dianggap sebagai variabel master dalam tanah karena
mengendalikan banyak proses kimia yang terjadi. Secara khusu pengaruh
ketersediaan nutrisi tanaman dengan mengendalikan bentuk kimia dari zat gizi
tersebut. Ada dua pengertian pH tanah yaitu pH aktual dan pH potensial. pH
aktual adalah pH yang menunjukkan konsentrasi ion H+ baik yang
berada di dalam larutan tanah maupun yang berada di dalam larutan serapan.
Pertumbuhan tanaman sangat dipengaruhi oleh pH tanah baik secara
langsung maupun tidak langsung (Agus, 2009).
Struktur
tanah adalah salah satu sifat dasar tanah yang sangat mempengaruhi sifat tanah
yang lain serta besar pengaruhnya terhadap kemampuan tanah sebagai media
pertanaman. Struktur digunakan untuk mendeskripsikan agregasi secara umum atau
susunan bagian padat tanah (Soepardi, 2008).
Konsistensi
tanah adalah derajat kohesi dan adhesi di antar partikel-partikel tanah dan
ketahanan massa tanah terdapat perubahan bentuk oleh tekanan dan berbagai
kekuatan yang mempengaruhi bentuk tanah. Pentingnya konsistensi tanah
ditentukan oleh tekstur dan sruktur tanah. Pentingnya struktur tanah adalah
untuk menentukan cara penggarapan tanah yang efisien dan penetrasi akar tanaman
dilapisan tanah bawahan. Penentuan konsistensi tanah harus disesuaikan dengan
kandungan air tanah yaitu dalam keadaan basah, lembab atau kering (Hartai,
2007).
BAB III. METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1. Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Jum’at, 27 Desember 2013 dan 3 Januari 2014
di Laboratorium Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas Mataram.
3.2. Alat dan Bahan Praktikum
3.2.1. Alat-alat
Praktikum
Adapun alat-alat yang digunakan pada
praktikum ini adalah cawan,
sendok, oven, timbangan analitik, tabung tetes, plastik, karet, corong gelas, rak, stopwatch, gelas ukur, piknometer, timbangan
analitik, kertas tisu untuk lap. Munsell
soil colour chart, botol semprot, botol kocak, pH meter, alat tulis menulis, sanset casagrande,
botol pemancar, cawan penguat diameter 12 cm, timbangan analitik, gelas beaker, oven,
eksikator dan kertas label serta platula.
3.2.2. Bahan-bahan
Praktikum
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini
adalah tanah, air, kertas label, NaOH dan alkohol serta KCl.
3.3. Cara Kerja
3.3.1. Kadar Lengas
Tanah
1.
Timbang
cawan kosong bersih dan tertutup (a gr).
2.
Masukkan
contoh tanahnya kedalam cawan kira-kira
separuh penuh kemudian ditimbang (b gr).
3.
Dengan
tutup terbuka masukkan cawan yang terisi tanah tersebut kedalam oven yang telah
diatur temperaturnya 105 c – 110 c biarkan yang paling sedikit 24 jam.
4.
Setelah
dioven dikeluarkan mendingin di dalam eksikator kira-kira 15 menit, kemudian
ditimbang (c gr).
5.
Langkah-langkah
1- 4
dikerjakan untuk contoh tanah lainnya.
3.3.2. Tekstur Tanah
1.
Siapkan
contoh tanah, kemudian letakkan tabung sedimentasi.
2.
Masukkan
contoh kedalam tabung 1 sampai pada garis 15 .
3.
Tambahkan
aquades hingga tanda pada garis 45 kemudian tutup rapat.
4.
Kocok selama 10 menit
hingga homogen.
5.
Buka
tutup tadi, letakkan pada rokk dan biarkan mengendap selama 30 detik.
6.
Tuangkan
larutan 1 dengan perlahan kedalam tabung ii
kedalam tabung iii.
7.
Dicatat
tinggi endapan.
8.
Pengulian.
3.3.3. Warna Tanah
1.
Ambil
bongkah tanah dengan permukaan yang asli jika tanah dalam keadaan kering bisa
dibasahkan untuk memperoleh permukaan tanah asli.
2.
Bandingkan
warna tanah dengan warna-warna pada buku
munsell.
3.
Catat
Hue, value, dan chroma. Jika ada bercak dan kokresi tentukan juga warnanya.
4.
Lakukan
pengamatan serupa (langkah-langkah) untuk tanah dalam keadaan lembab dan basah.
3.3.4. Kemasaman
Tanah
1. Timbang
contoh tanah 10 gram, masukkan ke dalam botol kocok.
2. Tambahkan
aquades 20 ml untuk pH H2O dan 20 ml 0,1 N KCl untuk pH KCl.
3. Aduk
dengan pengaduk gelas hingga tanah betul-betul larut selama kurang lebih
sepuluh menit. Diamkan selama 15 menit.
4. Ukur
pH tanah dengan PH meter.
3.3.5. Konsistensi
Tanah
3.3.5.1. Batas Cair Tanah (BC).
1.
Disiapkan
100 gram contoh tanah, dimasukan ke dalam gelas beaker, berikan air secukupnya
dan aduk sampai merata hingga membentuk pasta yang homogen.
2.
Dipindahkan
sebagian pasta tanah dalam cawan casagrande menjadi dua bagian menggunakan
pengalur. Pembelahan di mulai dari sisi atas cawan (setelah diratakan setebal 1
cm ).
3.
Diputar
engkol pemutar cawan pada casagrande dengan kecepatan 2 putaran perdetik sampai
alur pada cawan menyatu sepanjang 1,27 cm.
4.
Di
catat jumlah ketukan yang didapat untuk mencapai keadaan ( butir 3), kemudian
diambil contoh tanah disekitar alur yang telah menyatu untuk ditetapkan kadar
lengasnya secara gravimetrik menggunakan oven pada suhu 105º C selama 4 – 8 jam.
5.
Penetapan
kadar lengas tanah tersebut dilakukan pada jumlah ketukan antara 15 – 40
ketukan untuk membentuk alur sepanjang 1,27 cm.
6.
Batas
cair diperoleh dengan menentukan kadar lengas pada 25 ketukan, dengan
menggunakan bantuan rumus sebagai berikut :
Wp25/Wpn = ( n/25 )0,121
3.3.5.2. Batas Lekat Tanah (BL)
1.
Disiapkan
contoh tanah 100 gram, masukan kedalam gelas beaker, basahi dan aduk merata
dengan spatula atau pengaduk.
2.
Pemberian
air suling dan pengadukan terus dilakukan agar terbentuk pasta yang homogen.
3.
Diambil
pasta tanah tersebut dan gumpalkan pada tangan kemudian tusukan spatula atau
pengaduk yang telah disediakan. Penusukan dilakukan hingga kedalaman 2,5 cm
dengan kecepatan 1 cm per detik.
4.
Diperiksa
permukaan pengaduk :
a.
Bila
bersih berarti batas lekat belum tercapai
b.
Bia
seluruh tusukan berisi ( dilengketi tanah ) berarti lengas tanah berada diatas
batas lengket
c.
Bila
1,3 / 0,8 dari ujung penusuk dilekati tanah, berarti batas lengket telah
tercapai.
5.
Diambil
contoh tanah tersebut untuk ditetapkan kadar lengasnya menggunakan oven pada
suhu 105º C - 110º C.
3.3.5.3. Batas Gulung
Tanah (BG)
1.
Disiapkan
contoh tanah 100 gram, masukan ke dalam gelas beaker, tambahkan air sambil
diaduk sampai rata.
2.
Bola
tanah diuli atau digulung diatas bidang permukaan rata (misal kaca atau persolen).
Pengulian dilakukan dengan kecepatan 80-90 gerak setengah putaran permenit
sampai terbentuk pita-pita (benang) tanah berdiameter 0.3 cm, jika pita-pita
tanah tersebut menunjukkan keretakan patah, maka batas plastsitas tercapai,
jika tidak, berarti kelengasannya terlalu tinggi dan pengaturan lengasnya
dengan menambahkan tanah, perlu diulangi kembali dan dilanjutkan dengan
pengulian lagi hingga tercapai kriteria batas plastis diatas.
3.
Diambil
pita-pita tanah yang telah memenuhi kriteria tersebut untuk menetapkan kadar
lengasnya dengan oven pada suhu 105-110oC.
3.3.5.4. Batas Berubah
Warna (BBW)
1.
Diratakan
sampai tipis dan licin pasta tanah pada permukaan papan menggunakan pengaduk.
Ketebalannya dibuat sedemikian rupa sehingga menipis dibagian tepi. Ketebalan
bagian tengahnya >3mm.
2.
Disimpan
ditempat yang bebas dari sinar matahari langsung dan kering anginkan. Pada
waktu lengas menguap, maka warna tanah akan menguap dan berubah dari bagian
tepi dan berjalan perlahan ketengah.
3.
Setelah
perubahan warna mencapai lebar >0.5cm, bagian yang berubah ini diambil
bersama-sama dengan bagian yang ada disampingnya, dengan bagian yang lebih
gelap selebar 0.5 cm untuk ditetapka kadar lengasnya lengasnya sebagai BBW.
3.3.6. Struktur
Tanah
3.3.6.1. Kerapatan
Butir Tanah (BJ)
1.
Timbang piknometer kosong, bersih, bersumbat (a gram)
2.
Di
isi piknometer dengan air (sampai leher piknometer/ sampai penuh)
3.
Timbang piknometer penuh dengan air (b gram),
kemudian ukur temperaturnya, liahat dalam daftar yang tersedia berapa BJ air
pada temperatur itu (BJ)
4.
Air
dalam piknometer di buang. Bersihkan bagian leher piknometer sampai bersih
dengan tisu, kemudian tiuang alkohol, goyangkan piknometer sampai semua tetes
air larut, lalu di buang dan di keringkan
5.
Di
masukkan 5 gram tanah ke dalam piknometer (c gram)
6.
Di
isikan air sampai penuh. Timbang piknometer berisi tanah dan air (d garm),
kemudian ukur temperaturnya (BJ2)
7.
Catat
hasil perhitungannya.
3.3.6.2. Kerapatan
Massa Tanah (BV)
1.
Ambil sebongkah contoh tanah yang
dapat masuk ke dalam tabung ukur, ikat dengan benang agar dapat digantung,
timbang bongkah tanah (a gram).
2.
Masukkan bongkah tanah dalam
cairan lilin sampai merata.
3.
Tunggu sampai selaput lilin keras,
bongkah tanah berlilin ditimbang (b gram).
4.
Masukkan tanah berlilin yang sudah
kering ke dalam tabung yang bervolume air tertentu. Ukur volumenya.
5.
Catat hasil pada tabel pengamatan.
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Pengamatan
Tabel 4.1. Hasil
Pengamatan Kadar Lengas, Tekstur dan Warna Tanah
No
|
Pengamatan
|
Nilai
|
Keterangan
|
1
|
Kadar lengas
Tanah A
Tanah B
|
21,9%
33,91%
|
-
|
2
|
Tekstur Tanah
- Sedimentasi
Pasir (%)
Debu (%)
Liat (%)
- Pengulian
Pasir (%)
Debu (%)
Liat (%)
|
63%
30%
7%
60%
30%
10%
|
Lempung berpasir (SL)
Lempung berpasir (SL)
|
3
|
Warna tanah
Tanah A(lembab)
Tanah B(kering)
Tanah C(lembab)
|
2,5/1 7,5YR
7/1
7,5YR
2,5/2
5YR
|
Black
Light gray
Dark reddish brown
|
Tabel
4.2. Hasil Pengamatan Kemasaman Tanah
Larutan
|
pH
|
Nilai
|
KCl
H2O
|
5
4
|
+1
|
Tabel 4.3. Hasil Pengamatan
Struktur Tanah
Kerapatan Tanah
|
Nilai
|
BJ
BV
Porositas Total
Tanah
|
2,5185 gr/cm3
0,768 gr/cm3
69,50 %
|
Tabel 4.4. Hasil
Pengamatan Konsistensi Tanah
Ketetapan
|
Nilai
|
BC
BL
BG
BBW
JO
IP
PAM
|
28,42%
44,1%
4,59%
12,02%
39,51%
23,92%
16,4%
|
4.2. Pembahasan
Kadar lengas tanah artinya kandungan uap air yang
terdapat dalam pori-pori tanah, yang mampu diikat oleh partikel-partikel tanah
dan tersimpan dalam tanah. Pada percobaan lengas tanah yang digunakan adalah
tanah kering. Berat tanah sebelum dioven lebih besar dari pada sebelum dioven. Perbedaan berat itu
terjadi karena saat dioven air yang terkandung dalam tanah menguap, sehingga mengurangi bobot tanah.
Berdasarkan hasil
perhitungan kadar lengas pada cawan A (yang tidak ditambahkan air) didapatkan
kadar lengas 21,92% sedangkan untuk cawan B (yang ditambahkan air) didapatkan kadar lengas
33,91%. Cawan B memilik kadar lengas yang cukup tinggi karena tanah pada cawan
B ditambahakan air kemudian dikeringkan, sedangkan pada cawan A tidak
ditambahkan air, dan tanah yang digunakan kadar airnya sedikit. Kadar lengas
yang tinggi pada tanah sangat berguna bagi tanaman, karena tanaman bisa menyerapnya untuk tumbuh dan berkembang secara maksimal. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kadar lengas tanah yaitu banyaknya
kadar curah hujan, kemampuan tanah menahan air, tingginya muka air tanah dan
besarnya evapotranspirasi.
Penetapan tekstur tanah secara kuantitatif pada
prinsipnya adalah memisahkan fraksi pasir, liat, dan debu. Selanjutnya dihitung
persentase perbandingan relatifnya. Metode yang digunakan dalam penentuan tekstur tanah ini
adalah sedimentasi dan metode pengulian.
Penetapan tekstur tanah dapat dilakukan dengan dua metode, yaitu menurut metode perasaan
dilapangan atau uji kualitatif. Metode ini dimulai dengan masa tanah kering
atau lembab yang dibasahi secukupnya
kemudian dipijat diantara ibu jari dan telunjuk
sehingga membentuk bola lembab. Hal yang dirasakan adalah kasar atau
licin kemudian ditentukan tekstur berdasarkan tabel. Metode lain yang digunakan
adalah metode kuantitatif. Pada metode ini terdapat tiga tahapan yaitu analisis
ukuran partikel, yaitu menghilangkan
bahan-bahan pengikat tanah. Dengan menggunakan metode sedimentasi diperoleh
hasil dengan nilai persentase pada pasir sebesar 63%, debu 30%, dan liat 7%
dengan kelas tekstur lempung berpasir (SL). Gambar dibawah
ini menunjukkan persentase pasir, debu dan liat pada metode sedimentasi.
Liat 7%
|
Debu 30%
|
Pasir 63%
|
Gambar
4.2. Segitiga Tekstur Tanah menurut USDA
Sedangkan pada metode pengulian rasa dan
sifat tanahnya pada saat diraba yaitu agak kasar, membentuk bola agak kukuh
tetapi mudah hancur serta melekat dengan perkiraan persentase pasir adalah 60%,
debu sebesar 30% dan liat 10%, kelas teksturnya adalah lempung berpasir juga.
Dari kedua metode yang digunakan, secara kebetulan didapat hasil yang sama yaitu kelas tekstur tanahnya
lenpung berpasir (SL).
Warna
tanah merupakan gabungan berbagai warna komponen penyusun tanah. Pada praktikum penentuan warna
tanah digunakan sampel tanah yaitu tanah kering dan tanah basah berdasarkan
buku munsell colour soil chart, pada
tanah kering diperoleh nilai value 7, chroma
1 dan hue 7,5 YR dengan warna tanah light
gray, pada tanah yang lembab bergumpal diperoleh nilai value 2,5 chroma 1 dan hue 7,5 YR dengan warna
tanah yaitu black, dan pada tanah
yang kering lalu dibasahi diperoleh nilai value 2,5 chroma 2 dan hue 5 YR,
diperoleh warna tanah dark reddish brown.Warna
tanah berhubungan langsung secara proporsal dari total lampiran warna yang
dipantulkan permukaan tanah, warna tanah sangat ditentukan oleh luas permukaan
spesifik yang dikali dengan proporsi volumetrik masing-masing terhadap tanah.
Warna tanah dipengaruhi oleh kandungan bahan organik yang melapuk. Tanah lapisan bawah yang sedikit
mengandung bahan organik berwarna kelabu muda. Bila drainase agak baik, warna
kelabu tanah lapisan bawah bercak-bercak kuning. Pada tanah yang berdrainase baik, aerasi baik, air dan suhu
menguntungkan untuk periston kimia besi dalam tanah yang teroksidasi dan terhidrasi, sehingga menjadi senyawa
berwarna merah dan kuning. Warna tanah sangat dipengaruhi oleh kadar
kelembaban, itu terjadi karna koloid-koloid kehilangan air oleh pengaruh
drainase, penguapan (evaporasi) dan oleh isapan akar tumbuhan. Perbedaan warna
tanah pada dasarnya dipengaruhi oleh empat bahan penting, yaitu persenyawaan
besi, kandungan bahan organik, persenyawaan kuarsa dan persenyawaan mangan. Persenyawaan besi
dalam tanah mengakibatkan warna tanah bervariasi, seperti merah, merah
kecoklatan, kekuningan sampai kuning. Faktor-faktor yang mempengaruhi warna
tanah adalah bahan organik, iklim, serta
jenis batuan induknya. Bahan organik yang terkandung pada tanah sangat
mempengaruhi warna tanah, semakin banyak bahan organik yang terkandung pada
tanah tersebut maka warna tanah akan semakin gelap.
Berdasarkan hasil analisis data, pH tanah bernilai 1. Dengan demikian
pH yang diperoleh adalah positif, maka tanah yang digunakan pada praktikum ini
diartikan tanah tersebut miskin atau sangat tua. Hal itu disebabkan karena
tanah tersebut tidak dapat mengikat kation-kation yang sangat dibutuhkan oleh
tanaman seperti Mg+2, Ca+2, dan Na+. Sedangkan
jika pH yang diperoleh negatif maka tanah tersebut dikatakan mampu memegang
kation-kation yang diperlukan tanaman dan tanah tersebut sangat baik sebagai
media pertumbuhan tanaman. Kemasaman (pH) tanah aktual menggambarkan aktivitas ion
hidrogen yang ada dalam larutan tanah, sebagai pelarutnya digunakan H2O.
Kemasaman pH potensial menggambarkan aktivitas ion hidrogen yang ada dalam
larutan tanah dan dikompleks jerapan koloid tanah yang mudah tertukar. Jika
jumlah ion H+ lebih tinggi daripada ion OH- maka tanah
akan bersifat masam dan sebaliknya jika jumlah ion OH- lebih besar
daripada ion H+ maka tanah
akan bersifat basa. Tanah dikatakan masam jika pH nya 5,5 ke bawah, netral jika pH-nya berkisar
antara5,5 sampai 7,5 dan disebut basa jika pH-nya 7,5 ke atas. Faktor-faktor
yang mempengaruhi pH tanah adalah unsur-unsur yang terkandung di dalam tanah,
konsentrasi ion H+ dan ion OH-, mineral tanah dan air
hujan serta bahan induk.
Kualitas struktur tanah dapat dinyatakan
dengan berbagai cara, salah satunya ialah
melalui porositas. Porositas dapat menjadi tolak ukur kualitas struktur
tanah karena terdapat proses-proses kimia dan biologi yang aktif terjadi dalam pori tanah.
Pori-pori tanah mempengaruhi struktur tanah. Tanah yang mempunyai struktur
mampat akan mempunyai porositas total yang rendah begitu juga sebaliknya tanah
yang memiliki struktur longgar akan memiliki porositas total tanah yang tinggi.
Dalam perhitungan nilai porositas total
tanah dibutuhkan
nilai berat volume (BV) dan berat jenis (BJ). Berat volume tanah merupakan
berat bongkah tiap satuan volume total bongkah tanah dan dinyatakan dalam g/cm3.
Semakin tinggi nilai BV maka semakin mampat suatu tanah dan
sebaliknya, semakin rendah nilai BV
strutur tanah semakin longgar. Dalam
menentukan nilai BV digunakan metode lilin. Prinsip kerja metode lilin yaitu
membuat selaput lilin secara sempurna diseluruh permukaan bongkah, kemudian
menimbang dan menghitung volumenya, sehingga dapat diketahui nilai antara berat
bongkah yang berselimut lilin dengan volumenya.
Berat jenis (BJ) merupakan perbandingan
relatif antara berat padatan (tanpa
volume pori) yang dinyatakan dalam g/cm3.
Besarnya nilai BJ dipengaruhi oleh jenis mineral tanah. Metode yang digunakan
adalah volume padatan tanpa volume pori maka tanah yang digunakan bukan yang
berbentuk bongkah, tetapi tanah dengan diameter 2 mm. Berdasarkan
hasil analisis data, nilai BV
0,678
g/cm3, maka dari nilai BV tersebut struktur
tanah yang didapat berstruktur longgar. Seharusnya nilai BV berkisar antara 1,1
sampai 1,6 g/cm3, nilai yang diperoleh dari perhitungan kurang dari
nilai tersebut, hal ini terjadi karena praktikan kurang teliti dalam melakukan
praktikum dan menghasilkan perhitungan yang kurang tepat. Nilai BJ yaitu 2,5185 g/cm3, seharusnya
niai BJ tanah berkisar antara 2,6 sampai 2,7 gr/cm3, nilai BJ yang
tidak sesuai dengan ketentuan karena saat melakukan praktikum, praktikan kurang
teliti dan kurang mengikuti prosedur kerja yang ada. Porositas
total tanah yang diperoleh adalah 69,50%. Pengolahan tanah ini harus diperhatikan sistem irigasinya, karena
tanah ini berstruktur remah dengan nilai porositas total tanah yang tinggi. Manfaat mengetahui
struktur tanah dalam bidang pertanian yaitu dapat mengetahui kandungan mineral,
bahan organik, serta kebutuhan air dalam pengelolaan lahan pertanian.
Konsistensi merupakan sifat fisik tanah
yang menunjukkan derajat adhesi dan kohesi zarah-zarah pada berbagai tingkat kelengasan tanah.
Setiap jenis tanah memiliki konsistensi tanah yang berbeda-beda. Batas cair
adalah kemampuan tanah dalam menahan air, bila harkat semakin tinggi maka tanah
tersebut akan tahan terhadap tekanan yang ada diluar dan akan tetap berada pada
kondisi alaminya. Berdasarkan hasil pengamatan diperoleh nilai BC tanah adalah
28,42% yang harkatnya cukup rendah yang
artinya tanah ini tidak terlalu kuat terhadap tekanan dari luar dan akan
berubah bentuk.
Batas lekat adalah kadar air dimana tanah
mulai tidak dapat melekat, tetapi bila kadar air lebih tinggi dari batas lekat,
maka tanah akan mudah lekat pada benda lain. Dari hasil pengamatan diperoleh BL
tanah sebesar 44,1%.
Batas gulung adalah kadar air dimana tanah
sudah tidak dapat digulung lagi, dimana didalam pengamatan ini diperoleh hasil
BG tanah adalah sebesar 4,59%. Batas berubah warna adalah perubahan warna tanah
yang basah karena kehilangan air, tanah lambat laun menjadi kering kemudian
tanah menjadi berwarna lebih terang. Nilai BBW yang diperoleh adalah 12,02%
yang artinya tanah cepat kehilangan air yang selanjutnya merugikan tanaman.
Jangka olah tanah adalah jangka atau
rentang antara mudah atau tidaknya tanah untuk diolah dengan penambahan air.
Sampai mudah atau sulitnya tanah dirombak atau dibongkar. Jangka olah
menunjukkan besarnya perbedaan kandungan air pada batas lekat dnegan batas
gulung. Tanah dengan jangka olah tanah yang rendah merupakan tanah yang lebih
sukar diolah dari pada tanah dengan jangka olah yang tinggi. Berdasarkan
perhitungan diperoleh jangka olah tanah 39,51%. Ini berarti tanah dengan harkat agak rendah, sehingga
tanah ini agak sukar diolah.
Berdasarkan perhitungan diperoleh indeks
plastisitas 23,92%. Indeks plastisitas adalah selisih antara BC dengan BG. Selisih ini menunjukkan
derajat ketegakan tanah, artinya tanah itu mudah hancur atau mudah dibentuk
baik hancur karena kekuranagan ataupun kelebihan air. Indeks
plastisitas tanah yang rendah menunjukkan bahwa tanah yang digunakan pada
praktikum ini mudah hancur.
PAM adalah rentan antara batas cair sampai
batas berubah warna. Semakin kecil rentannya maka tanah akan semakin kecil pula
dalam menyimpan air agar bisa digunakan tanaman. Berdasarkan perhitungan
diperoleh persediaan air maksimum tanah adalah sebesar 16,4 % yang artinya
kemampuan tanah memegang dan mempertahankan air tanah kecil.
Faktor-faktor yang mempengaruhi
konsistensi tanah adalah tekstur tanah, struktur tanah, jumlah koloid-koloid
organik dan anorganik, kondisi kelengasn tanah (kering, lembab, basah) serta
kandungan air tanah.
BAB V. PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan
hasil pengamatan dan pembahasan, dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai
berikut :
1. Kadar lengas tanah cawan A adala9uh 21,92%, cawan B
33,91%, kadar lengas yang tinggi sangat baik untuk pertumbuhan tanaman.
2. Faktor-faktor
yang mempengaruhi kadar lengas tanah yaitu banyaknya kadar curah hujan,
kemampuan tanah menahan air, tingginya muka air tanah dan besarnya
evapotranspirasi.
3. Dengan metode sedimentasi, persentase pasir adalah 63%,
debu 30%, liat 7%, sedangkan dengan metode pengulian diperkirakan persentase
pasir 60%, debu 30%, liat 10%, kedua metode tersebut menghasilkan kelas tekstur
lempung berpasir (SL).
4. Warna
tanah lembab berbeda dengan warna tanah kering dan berbeda juga dengan warna
tanah kering yang dibasahi, tanah kering warnanya light gray, tanah lembab black
dan tanah yang dibasahi dark reddish
brown.
5. Faktor-faktor
yang mempengaruhi warna tanah adalah
bahan organik, iklim, serta jenis batuan induknya.
6. pH
tanah bernilai positif yang artinya tanah miskin unsur hara dan sangat tua,
dimana tanah ini tidak mampu mengikat ion-ion positif seperti Mg+2, Ca+2, dan Na+ yang
sangat dibutuhkan tanaman.
7. Faktor-faktor yang mempengaruhi pH tanah adalah
unsur-unsur yang terkandung di dalam tanah, konsentrasi ion H+ dan
ion OH-, mineral tanah dan air hujan serta bahan induk.
8. Nilai
BV 0,678 g/cm3 yang menandakan kerapatan tanah kecil, nilai BJ yaitu
2,5185 g/cm3, porositas total tanah yang diperoleh adalah 69,50%, nilai
ini menunjukkan bahwa tanah yang digunakan berstruktur remah atau cepat hancur.
9. Manfaat
mengetahui struktur tanah dalam bidang pertanian yaitu dapat mengetahui
kandungan mineral, bahan organik, serta kebutuhan air dalam pengelolaan lahan
pertanian.
10. Nilai
BC tanah adalah 28,42%, BL tanah sebesar 44,1%, BG tanah adalah sebesar 4,59%, BBW
tanah sebesar 12,02%, jangka olah tanah
39,51% dan indeks plastisitas 23,92%, serta persediaan air maksimum tanah
adalah sebesar 16,4 %.
11. Faktor-faktor
yang mempengaruhi konsistensi tanah adalah tekstur tanah, struktur tanah,
jumlah koloid-koloid organik dan anorganik, kondisi kelengasn tanah (kering,
lembab, basah) serta kandungan air tanah.
5.2. Saran
Sebaiknya praktikan lebih memahami prosedur kerja dan
melakukan praktikum dengan sungguh-sungguh.
DAFTAR PUSTAKA
Agussupriana, 2009. Keunikan Tanah. Erlangga. Jakarta.
Anonim. 2013. Tekstur
Tanah. http://www.shpgowa.ac.id/informasi/artikel-ilmiah/154-tekstur-tanah.
Diakses pada hari Rabu
25 Desember 2013.
Hakim.
2007. Dasar- Dasar Ilmu Tanah.
Universitas Lampung. Lampung.
Hartai, 2007. Prinsip-Prinsip Ilmu Tanah. Raja
Grafinda Jakarta. Jakarta.
Purwodidodo.
2006. Ganesa Tanah. Institut
Pertanian Bogor Press. Bogor.
Soepardi, 2008. Klasifikasi Tanah. Akademika Presindo.
Jakarta.
No comments:
Post a Comment