Rizki
Hasmi
|
PENGUJIAN
PROTEIN
PENDAHULUAN
Latar
Belakang
Protein
merupakan senyawa terpenting penyusun sel hidup, senyawa ini terdapat dalam
semua jaringan hidup baik tumbuhan maupun hewan. Fungsi biologis protein sangat
beragam antara lain sebagai pengatur, pembangun, pertahanan dan sebagai sumber
energi. Tidak ada senyawa lain yang fungsinya begitu beragam seperti protein.
Oleh karena itu, senyawa ini disebut protein (proteios dalam bahasa Yunani)
yang berarti ”peringkat satu” atau yang utama. Kita dapat memperoleh protein
dari bahan makanan yang banyak mengandung protein, misalnya pada hewan
terkandung protein hewani, sedangkan pada tumbuhan terkandung nabati. Protein
secara berlebihan tidak menguntungkan tubuh. Oleh karena itu, perlu dilakukan
pengujian tentang pengujian protein.
Tujuan Praktikum
Adapun
tujuan dari praktikum ini antara lain mengidentifikasi adanya gugus a-asam amino bebas pada suatu bahan,
mengidentifikasi adanya ikatan peptida suatu larutan dan mengidentifikasi gugus
R asam amino yang mengandung sulfur, serta mengidentifikasi titik isoelekrtik
kasein.
TINJAUAN PUSTAKA
Protein adalah komponen dasar dan utama makanan yang
diperlukan oleh semua makhluk hidup sebagai bagian dari daging, otot, jaringan
kulit, otak, sel darah merah, rambut dan organ tubuh lainnya yang dibangun dari
protein. Protein mempunyai arti penting yaitu untuk pertumbuhan, memperbaiki
sel tubuh yang rusak., bahan pembentuk plasma kelenjar, hormon, enzim, cadangan
energi jika terjadi kekurangan dan menjaga keseimbangan asam basa darah (Sandjaja,
2010).
Berat molekul protein bisa mencapai
empat puluh juta, bandingkan dengan berat molekul glukosa yang besarnya 180.
Jenis protein sangat banyak, mungkin sampai 1010 – 1012.
Ini dapat dibayangkan bila diketahui bahwa protein terdiri atas sekian banyak
kombinasi berbagai jenis dan jumlah asam amino. Ada dua puluh asam amino yang
diketahui sampai sekarang yang terdiri atas asam amino esensial (asam amino
yang tidak dapat dibuat tubuh dan harus didatangkan dari makanan) dan sebelas
asam amino nonesensial (Almatsier, 2010).
Asam amino merupakan monomer
(satuan pembentuk) protein. Amino adalah suatu senyawa yang mempunyai dua gugus
fungsi yaitu gugus amino dan gugus karboksil. Pada asam amino, gugus asam amino
terikat pada atom karbon yang berdekatan dengan gugus karboksil dalam asam
amino terikat pada atom karbon yang sama (Kim, 2011).
Sifat fisikomia protein berbeda
satu sama lain, tergantung pada komposisi dan jenis asam amino penyusunnya.
Sebagian besar protein bila dilarutkan dalam air akan membentuk dispersi koloid
dan tidak dapat berdisfusi bila dilewatkan melalui membran semipermiabel.
Beberapa protein mudah larut dalam air, tetapi ada juga yang sukar larut.
Namun, semua protein tidak dapat larut dalam pelarut organik sperti eter,
kloroform, atau benzena (Sirajuddin dan Najamuddin, 2011).
Protein yang terdapat dalam makanan
kita dicernakan dalam lambung dan usus menjadi asam-asam amino, yang diabsorbsi
dan dibawa oleh darah ke hati. Sebagian asam amino diambil oleh hati dan
sebagian lagi diedarkan ke dalam jaringan-jaringan di luar hati. Protein dalam
sel-sel tubuh dibentuk dari asam amino. Bila ada kelebihan asam amino dari jumlah yang digunakan untuk
biosintesis protein yang masuk ke siklus asam sitrat atau menjadi urea
(Poedjiadi dan Titin, 2009).
PELAKSANAAN
PRAKTIKUM
Waktu
dan Tempat Praktikum
Praktikum
ini dilaksanakan pada hari Selasa 26 November 2013 di Laboratorium Kimia dan
Biokimia Pangan Fakultas Teknologi Pangan dan Agroindustri Universitas Mataram.
Alat dan
Bahan Praktikum
a. Alat-alat Praktikum
Adapun
alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah tabung reaksi, pipet ukur,
penjepit tabung, penangas air dan rak tabung.
b. Bahan-bahan Praktikum
Adapun
bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah larutan Ninhidrin,
pereaksi Biuret, larutan glisin 1%, larutan kasein 1%, larutan albumin 1%,
aquades, larutan buffer na-asetat, NaOH, Pb-asetat, susu segar, asam asetat,
Na-asetat.
Prosedur
Kerja
Disiapkan
4 buah tabung reaksi dan diberi label dengan nama larutan yaitu aquades,
glisin 1%, kasein 1%, dan albumin 1%
|
Ditambahkan
masing-masing tabung 2ml larutan buffer Na-asetat dan 1ml larutan ninhidrin
kemudian digojog.
|
Dimasukan
masing-masing 1ml larutan sesuai label yang ada.
|
Diamati
perubahan warna yang terjadi.
|
Dipanaskan
didalam penangas air bersuhu 100°C selama 5 menit.
|
Uji Sulfur
Tambahkan
masing-masing tabung reaksi dengan 2,5 ml aquades dan 1 tetes NaOH
|
Tambahkan
masing-masing tabung reaksi dengan dua tetes larutan Pb(C
|
Dimasukan
masing-masing 1ml larutan sesuai label yang ada.
|
Dipanaskan
dalam penangas air bersuhu 100°C selama 5 menit.
|
Diamati
perubahan warna yang terjadi.
|
Disiapkan
4 buah tabung reaksi dan diberi label dengan nama larutan yaitu aquades,
glisin 1%, kasein 1%, dan albumin 1%
|
Uji Biuret
Dimasukan
masing-masing 1ml larutan sesuai label yang ada.
|
Disiapkan
4 buah tabung reaksi dan diberi label dengan nama larutan yaitu aquades,
glisin 1%, kasein 1%, dan albumin 1%
|
Diamati
perubahan warna yang terjadi.
|
Dipanaskan
dalam penangas air pada suhu 100°C selama lima menit.
|
Ditambahkan
2ml larutan Na-asetat dan 4ml biuret pada masing-masing tabung kemudian
digojog.
|
Uji Sifat Isoelektrik
Protein
Disaipkan
6 tabung reaksi diberi label 1 sampai 6
|
Pada
masing-masing tabung dimasukan 1ml kasein dan 1ml Na-asetat
|
Ditambahkan
2, 4, 5 ml aquades dan asam asetat 0,1 M 4, 2, 1 ml pada tabung 1,2, dan 3
berurutan
|
Dipisahkan
6 tabung reaksi menjadi 2 bagian
|
Ditambahkan
1, 3, 5 dan 3,75 ml aquades dan asam asetat 0,01 M 5, 2,5, 2,25 ml pada
tabung 4, 5, dan 6
|
Digojog
keenam tabung tersebut
|
Diamkan
selama 5-7 menit
Diamati
perubahan warna yang terjadi.
|
Diamati
terjadinya endapan pada masing-masing tabung
|
HASIL
PENGAMATAN
Hasil
Pengamtan
Tabel 2.1 Hasil Uji Kulitatif Asam Amino Dengan Uji
Ninhidrin
Jenis
Larutan
|
Warna
|
|
Sebelum
|
Sesudah
|
|
Aquades
|
Bening
|
Bening
|
Glisin 1%
|
Bening keunguan
|
Ungu pekat
|
Kasein 1%
|
Keruh
|
Bening keunguan
|
Albumin 1%
|
Bening kekuningan
|
Ungu pekat
|
Tabel 2.2 Hasil Uji Sulfur Beberapa Jenis Larutan
Jenis larutan
|
Warna
|
|
Sebelum
|
Sesudah
|
|
Aquades
|
Bening
|
Bening
|
Glisin 1%
|
Bening
|
Bening
|
Kasein 1%
|
Bening
|
Bening
|
Albumin 1%
|
Bening
|
Coklat muda
|
Tabel 2.3 Hasil Uji Kualitatif Peptida Dengan Uji Biuret.
Jenis Larutan
|
Warna
|
|
Sebelum
|
Sesudah
|
|
Aquades
|
Biru muda
|
Coklat
|
Glisin 1%
|
Biru muda
|
Ungu pekat
|
Kasein 1%
|
Ungu
|
Ungu pekat
|
Albumin 1%
|
Ungu
|
Merah bata
|
Tabel 2.4 Hasil Pengendapan Kasein Pada Berbagai pH
No Tabung
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
pH
|
4,1
|
4,1
|
4,4
|
4,8
|
4,1
|
4,4
|
Endapan
|
Tidak ada
|
Tidak ada
|
sedikit
|
Banyak
|
Tidak ada
|
Sedikit
|
PEMBAHASAN
Protein adalah molekul raksasa yang
terdiri dari satuan-satuan kecil yang
disebut asam amino yang tersusun dalam urutan tertentu, dengan jumlah dan
struktur tertentu. Molekul-molekul ini merupakan bahan pembangun sel hidup.
Protein yang paling sederhana terdiri atas 50 asam amino, tetapi ada beberapa
protein yang memiliki ribuan asam amino. Hal yang terpnting adalah
ketidakhadiran, penambahan, atau penggantian satu saja asam amino pada sebuah
struktur protein dapat menyebabkan protein tersebut menjadi gumpalan molekul
yang tidak berguna. Setiap asam amino harus terletak pada urutan yang benar dan
struktur yang tepat.
Uji Ninhidrin dilakukan untuk
membuktikan adanya asam amino bebas dalam protein. Kim (2009) menyatakan bahwa
semua asam amino atau peptida yang mengandung asam alfa-amino bebas akan
bereaksi dengan Ninhidrin membentuk hidridantin dan amonia yang bereaksi lagi
dengan Ninhidrin membentuk suatu hasil reaksi yang berwarna biru. Berdasarkan
hasil pengamatan, albumin dan glisin masing-masing berwarna ungu muda dan ungu
tua, sementara aquades dan kasein masing-masing berwarna bening. Sebenarnya
saat melakukan pengamatan warna albumin dan glisin adalah ungu kebiruan,
bedanya hanya glisin yang tingkat kebiruannya mendekati warna ungu. Jadi hanya
albumin dan glisin yang menunjukkan hasil positif.
Poedjiadi dan Titin (2009)
mengatakan suatu peptida yang mempunyai dua buah ikatan peptida atau lebih akan
bereaksi dengan ion Cu+2 dalam suasana basa dan membentuk suatu
senyawa kompleks yang berwarna biru ungu. Berdasarkan hasil pengamatan, sebelum
dipanaskan albumin dan kasein berwarna ungu , sementara aquades dan glisin
berwarna bening. Hal ini karena albumin dan kasein mengandung lebih dari dua
ikatan peptida. Sementara setelah dipanaskan albumin berubah warna menjadi
coklat muda yang menandakan ikatan-ikatan peptida telah terdenaturasi atau terhidrolisis
akibat panas saat semua larutan dipanaskan. Kasein dan glisin setelah
dipanaskan berwarna ungu dan biru yang disebabkan karena keduanya belum
terhidrolisis sempurna. Aquades sendiri memang bukan jenis protein, sehingga
tidak ada perubahan warna yang terjadi. Menurut (Agung, 2013) reaksi biuret
positif terhadap ikatan-ikatan peptida, dan terhadap protein yang telah
terhidrolisis sempurna memberikan hasil yang negatif.
Percobaan yang ketiga yaitu uji
sulfur, pengujian ini spesifik untuk mengetahui adanya gugus R asam amino yang
mengandung sulfur. Berdasarkan hasil pengamatan, dari empat larutan uji setelah
dipanaskan hanya albumin yang berubah warna menjadi coklat pekat. Hal in
menunjukkan bahwa albumin mengandung sulfur, walaupun dalam jumlah sedikit.
Sulfur yang terkandung dalam albumin bereaksi dengan Pb (CH3COO)2
membentuk PbS.
Uji sifat isoelektrik pada
praktikum ini dilakukan untuk mengidentifikasi titik isoelektrik kasein (susu
sapi). Menurut (Elkhapia, 2013) titik isoelektrik merupakan pH dimana kelarutan
protein minimum karena jumlah ion positif dan ion negatif sama (muatan nol).
Berdasarkan hasil pengamatan, tabung 1,2 dan 3 memiliki banyak endapan,
sedangkan tabungg 4,5 dan 6 tidak membentuk endapan. Tabung yang memiliki
endapan paling banyak merupakan titik isoelektrik pada protein. Perkiraan pH
tabung 1,2 dan 3 adalah 4,1; 4,4 dan 4,8, untuk tabung 4, 5 dan 6 perkiraan pH
adalah 5,1; 5,4 dan 5,8. Larutan buffer adalah larutan yang dibuat dar campuran
asam lemah dengan garamnya yang berasal dari basa kuat atau basa lemah dengan
garamnya yang berasal dari asam kuat. Pada percobaan ini digunakan kasein (susu
sapi) netral agar mudah membawa larutan ke pH yang diinginkan. Larutan buffer
yan gdigunakan adalah Na-asetat dan asam asetat, jika hanya ditambahkan
Na-asetat maka tidak akan terdenaturasi. Penambahan asam asetat (asam) adalah
salah satu faktor yang mempengaruhi denaturasi kasein. Endapan paling banyak
terdapat pada tabung 1, 2 dan 3 karena pH nya paling asam.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan dan
pembahasan, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1.
Protein adalah molekul raksasa yang terdiri dari
satuan-satuan kecil penyusunnya yang disebut asam amino.
2.
Uji ninhidrin dilakukan untuk mengidentifikasi adanya
asam amino bebas pada protein, albumin dan glisin menunjukkan hasil positif.
3.
Albumin dan kasein menunjukkan hasil positif pada uji
Biuret sebelum dipanaskan, setelah dipanaskan glisin dan kasein yang
menunjukkan hasil positif.
4.
Hanya albumin yang menunjukkan hasil positif pada uji
Sulfur.
5.
Tabung 1, 2 dan 3 paling banyak endapan pada uji sifat
isoelektrik protein karena pH masing-masing tabung lebih asam.
Rafsyanjani
|
Agung, 2013. Laporan
uji kualitatif protein. www.agungwidodo.com. Diakses pada
hari Senin 25 November 2013.
Almatsier, S. 2010. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta.
Anna.
2008. Ilmu Kimia Organik. Puurwokorto : Pakultas Pertanian Dan Peternakan
UNSOED.
Anonim. 2009. Uji Kualitatif Protein dan Asam Amino. www.rismaka.net. Diakses pada tanggal 29 November 2012.
Anonim. 2011. Lipid
. www.news-medical/health/what/-are-lipids-(indonesians) . aspx .
Diakses pada tanggal 5-12-2012.
Buckle . K. A, dkk . 2010 . Ilmu Pangan . Jakarta . Universitas Indonesia.
Dave
. 2011. Prinsip-Prinsip Ailmu Gizi. Erlangga : Jakarta.
Elkhapia, 2013. Praktikum
Biokimia Reaksi Uji Protein. www.elkhapia.blogspot.com. Diakses pada
hari Senin 25 November 2013.
Gordon.
2009. Analisa Kimia Kuantatif. Erlangga : Jakarta.
Kartasapoetra, G dan
Marsetyo . 2008 . Ilmu Gizi . Jakarta
. Rineka Citra.
Kim, 2011. Laporan uji protein. www.kim-azil.blogspot.com. Diakses pada
hari Senin 25 November 2013.
Mangihut, S. T. 2009. Kimia Dasar. PT. Grafinda Persada.
Jakarta.
Martoharsono, S. 2008. Biokimia 2. Univeersitas Gadjah Mada
Press. Yogyakarta.
Monruw,
2010. Pengantar Biokimia. UI Press.
Jakarta.
Murray,
2009. Dasar-Dasar Biokimia. Bayumedia
Publishing. Malang.
Nazar.
2012. Kimia Pangan Dan Gizi. PT.Gramedia Pustaka Utama: Jakarta.
Poedjiadi, A. 2009. Dasar – Dasar Biokimia. Universitas
Indonesia. Bandung.
Potter, A. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Buku
Kedokteran. Jakarta.
Pratt.
2009. Analisa Bahan Makanan Dan Pertanian. Leberty Yogyakarta : Yogyakarta.
Pujiyanti, S. 2008. Menjelajah Dunia Biologi 3. Platinum.
Jakarta.
Purnomowati, 2008. Kimia Organik Binarupa. Aksara. Jakarta.
Sandjaja, 2010. Kamus
Gizi. Kompas. Jakarta.
Sirajuddin, S dan Najamuddin U., 2011. Biokimia. Unhass-Press. Makassar.
Soenardi, 2008. Analisa Bahan Makanan dan
Pertanian.
Universitas Ilmu Pangan dan Gizi. Yogyakarta.
Sudarmadji, 2011. Kimia Pangan dan
Gizi.
Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Wirahadikusuma, M., 2008. Biokimia
Protein Enzim dan Asam Nukleat. ITB- Press. Bandung.
Zulfikar . 2010 . Asam Lemak . www. Chem-1 s-try .
org/materi-kima/kimia-kesehatan/biomolekul/asam-lemak/. Diakses pada
tanggal 5-12-2012.
Zulfikar. 2010. Jenis karbohidrat. http://www.chem-is-try.org/materi-kimia/jarbohidrat. Diakses pada tanggal 21 November 2012.
No comments:
Post a Comment