Nurul
Suryatni
|
PENGUJIAN ENZIM
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Enzim adalah makromolekul berupa
protein yang berfungsi sebagai katalis (senyawa yang mempercepat reaksi tanpa
habis bereaksi) dalam suatu reaksi kimia. Molekul awal yang disebut substrat
akan dipercepat perubahannya menjadi molekul lain yang disebut produk. Jenis
produk yang dihasilkan bergantung pada suatu kondisi atau zat, yang disebut promoter.
Semua proses biologis sel memerlukan enzim agar dapat berlangsung dengan cukup
cepat dalam suatu arah lintasan metabolisme yang ditentukan oleh hormon sebagai
promoter. Organisme membuat sendiri enzim yang diperlukan, sesuai dengan jenis
reaksi yang harus dikatalisisnya. Enzim tidak ikut beraksi secara permanen,
maka enzim efektif dalam jumlah yang lumayan kecil, karena dapat bercampur
sambil mempercepat reaksi secara berulang dan terus-menerus. Oleh karena itu,
perlu dilakukan praktikum mengenai enzim.
Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah
untuk mengetahui kemampuan minimal enzim Saccharomyces
memecah pati persatuan waktu dan mengetahui pengaruh pH terhadap aktivitas dan
menentukan pH optimum enzim Saccharomyces.
TINJAUAN PUSTAKA
Enzim adalah golongan protein yang
paling banyak terdapat dalam sel hidup dan mempunyai fungsi penting sebagai
katalisator reaksi biokimia yang secara kolektif membentuk metabolisme
perantara (intermediary metabolism).
Ekstrak enzim pertama kali dilakukan oleh Buehner pada tahun 1987, terhadap
enzim sel ragi yang berfungsi dalam fermentasi alkohol. Penelitian tentang
enzim sejak beberapa tahun yang lalu telah memberikan pengertian yang lebih
jelas terhadap peranan enzim dalam biologi sel yaitu kontrol sintesis dan
protein lainnya secara genetika, sifat pengatur sendiri sistem, pertumbuhan dan
diferensiasi atau pembelahan sel (Wirahadikusuma, 2008).
Pada umumnya suhu kritis enzim terletak
antara 50o-60o C. Ada beberapa faktor yang berpengaruh
atas aktivitas enzim antara lain pH, suhu, adanya zat penghambat/aktivator,
kadar subtrat dan jenis subtrat. Faktor tersebut mempunyai dua pengaruh atas
enzim yaitu struktur dan reaktivitasnya (Martoharsono, 2008).
Setiap enzim mempunyai suhu optimum,
yaitu suhu dimana enzim memiliki aktivitas maksimal. Enzim di dalam tubuh
manusia mempunyai suhu optimal sekitar 37oC. Suhu mendekati titik
beku tidak merusak enzim tetapi enzim tidak aktif. Sebagian besar enzim mengalami
denaturasi pada suhu diatas 60oC (Sirajuddin dan Najjamudin, 2011).
Enzim disebut juga biokatalisator, yang
merupakan senyawa protein yang memiliki kemampuan mengkatalisis. Suatu
katalisator organik, enzim berbeda dengan katalisator organik anorganik karena
enzim bersifat spesifik. Artinya, suatu enzim hanya dapat mengkatalisis suatu
jenis reaksi kimia (Pujiyanti, 2008).
Pati disusun oleh amilosa dan
amilopektin. Amilosa merupakan polisakarida yang linier, sedangkan amilopektin
adalah yang bercabang. Tiap jenis pati tertentu disusun oleh kedua fraksi
tersebut dalam perbandingan yang berbeda-beda. Pada pati jenis yang rekat
(addesif) amilosa dalam pati berkisar antara 20-30%. Pati pada beras dan sorgum
terbesar penyusunnya adalah amilopektin (Nuraeni, 2013).
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum ini dilaksanakan pada hari
Selasa, 10 Desember 2013 di Laboratorium Kimia dan Biokimia Pangan Teknologi
Pangan dan Agroindustri Universitas Mataram.
Alat dan Bahan Praktikum
a. Alat-alat
Praktikum
Adapun alat-alat yang digunakan dalam
praktikum ini adalah tabung reaksi, pipet ukur, stopwatch, penjepit tabung.
b. Bahan-bahan
Praktikum
Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam
praktikum ini adalah enzim, aquades, Saccharomyces,
larutan amilase 1%, asam sitrat 0,1 M, Na2HPO4 0,2 M dan
Larutan Iodin.
Prosedur
Kerja
Uji Penentuan
Aktivitas Saccharomyces
Disiapkan 10
tabung reaksi, diberi label
|
Disiapkan
masing-masing 1ml dari tabung
|
Diisi masing-masing tabung dengan 1ml aquades
|
Disiapkan 1 tabung lain
|
Ditambahkan 2 ml amilum 1%, digojog
|
Reaksi
pertama hingga akhir, digojog
|
Dimasukkan
1ml enzim Saccharomyces
|
Diisi masing-masing
tabung dengan 1ml aquades
|
Dipanaskan 7=38oC, t=15 menit
|
Ditambah 9 ml aquades
|
Ditambahkan 2-3 tetes Iodin
|
Diamati
setiap 3 menit dan lihat perubahan
warnanya
|
Didinginkan dengan air mengalir
|
Diamati perubahan warnanya
Diamati perubahan warnanya
Diamati perubahan warnanya
|
Uji pengaruh pH
terhadap Aktivitas Enzim
Disiapkan 5
tabung reaksi diberi label
|
Diteteskan 7 tetes iodine pada masing-masing
tabung
|
Ditambahkan
2,5 ml enzim encer
|
Ditambahkan
5 ml Amilum 1%
|
Diamati
perubahan warnanya
|
Dimasukkan
2,5 ml asam sitrat 0,1 M
dan Na2HPO4 0,2 M
|
HASIL PENGAMATAN
Hasil Pengamatan
Tabel 4.1. Perubahan Warna Larutan
Pati Yang Dipanaskan Selama 15 Menit Pada Suhu 38oC
No
Tabung
|
Warna larutan menit ke-
|
Perubahan warna
Setelah ditambah iodin
|
|||||
0
|
3
|
6
|
9
|
12
|
15
|
||
1
|
Keruh
|
Keruh
|
Keruh
|
Keruh
|
Keruh
|
Keruh
|
Biru pekat
|
2
|
Keruh
|
Keruh
|
Keruh
|
Keruh
|
Agak keruh
|
Agak keruh
|
Biru pekat
|
3
|
Keruh
|
Agak keruh
|
Agak keruh
|
Agak keruh
|
Agak keruh
|
Agak keruh
|
Biru pekat
|
4
|
Keruh
|
Agak keruh
|
Agak keruh
|
Agak keruh
|
Agak keruh
|
Agak keruh
|
Biru pekat
|
5
|
Keruh
|
Agak keruh
|
Agak keruh
|
Agak keruh
|
Agak keruh
|
Agak keruh
|
Biru pekat
|
6
|
Agak keruh
|
Agak bening
|
Agak bening
|
Bening
|
Bening
|
Bening
|
Biru pekat
|
7
|
Agak keruh
|
Agak bening
|
Agak bening
|
Bening
|
Bening
|
Bening
|
Biru pekat
|
8
|
Agak keruh
|
Agak bening
|
Bening
|
Bening
|
Bening
|
Bening
|
Biru pekat
|
9
|
Agak bening
|
Agak bening
|
Bening
|
Bening
|
Bening
|
Bening
|
Biru pekat
|
10
|
Agak bening
|
Bening
|
Bening
|
Bening
|
Bening
|
Bening
|
Biru pekat
|
Tabel 4.2. Hasil
Pengamatan Perubahan Warna Larutan Pati Pada pH Berbeda
Tabung
reaksi
|
Asam sitrat
0,1 M (ml)
|
Na2HPO4
0,2 M (ml)
|
pH
|
Perubahan Warna
Pati
|
1
|
1,21
|
1,29
|
5,0
|
Biru pekat
|
2
|
0,99
|
1,51
|
5,6
|
Biru pekat
|
3
|
0,85
|
1,55
|
6,2
|
Biru pekat
|
4
|
0,68
|
1,35
|
6,6
|
Biru pekat
|
5
|
0,57
|
1,93
|
6,8
|
Biru pekat
|
PEMBAHASAN
Enzim adalah makromolekul berupa
protein yang berfungsi sebagai katalis (senyawa yang mempercepat reaksi tanpa
habis bereaksi) dalam suatu reaksi kimia. Molekul awal yang disebut substrat
akan dipercepat perubahannya menjadi molekul lain yang disebut produk. Jenis
produk yang dihasilkan bergantung pada suatu kondisi/zat, yang disebut
promoter. Semua proses biologis sel memerlukan enzim agar dapat berlangsung
dengan cukup cepat dalam suatu arah lintasan metabolisme yang ditentukan oleh
hormon sebagai promoter.
Saccharomyces
merupakan mikroorganisme bersel satu tidak berklorofil, termasuk kelompok Eeumycetes. Tumbuh baik pada suhu 30oC
dan pH 4,8. Saccharomyces merupakan
genus khamir/ragi yang mensekresikan enzim amilase yang berfungsi sebagai
pemecah amilum menjadi monosakarida.
Hasil warna pengujian pertama
didapatkan warna tabung 1-5 rata-rata keruh, tabung 6-10 berwarna bening. Warna
semua larutan berubah menjadi biru pekat setelah ditambahkan iodin. Iodin
memiliki fungsi untuk mengetahui apakah amilum sudah terpecah menjadi
monosakarida atau belum. Tidak ditemukannya warna coklat (indikasi terpecahnya
amilum belum sempurna). Hidrolisis amilum oleh Saccharomyces yang belum sempurna ini disebabkan karena suhu pada
saat pemanasan larutan (38oC) bukan merupakan suhu optimum Saccharomyces, suhu optimumnya adalah 30oC,
jika suhu dibawah atau diatas suhu optimum enzim maka kerja enzim menjadi tidak
maksimal dan bahkan enzim tidak aktif. Selain itu, saat dilakukan pengenceran
larutan enzim, pH larutan juga ikut naik dan menjadi tidak asam. Hal ini
menyebabkan Saccharomyces tidak
bekerja secara maksimal. pH optimumnya adalah 4,8, sehingga larutan pati/amilum
tidak terhidrolisis sempurna.
Pengujian terakhir yaitu uji pengaruh
pH terhadap aktivitas enzim amilase. Berdasarkan hasil pengamatan, semua tabung
reaksi pada pH yang berbeda-beda berwarna biru pekat setelah ditambah iodin.
Sama seperti pengujian pertama, iodin digunakan untuk mengetahui apakah amilum
telah terpecah menjadi glukosa atau belum. Warna biru pekat pada larutan
menunjukkan amilum tidak terhidrolisis sempurna pada pH 5,0 - 6,8. Pada pH 5,0
- 6,8 menunjukkan bahwa enzim amilase tidak dapat bekerja secara maksimal dalam
memecah amilum. Umumnya kecepatan reaksi enzimatik meningkat saat mencapai pH
optimum dan menurun pada pH diatas atau dibawah optimum. pH optimum Saccharomyces adalah 4,8, itulah
sebabnya amilum tidak terhidrolisis sempurna. Faktor-faktor yang mempengaruhi
kerja enzim antara lain suhu, derajat keasaman (pH), keadaan subtrat, kovaktor
dan inhibitor (penghambat reaksi enzimatis).
KESIMPULAN
Berdasarkan
hasil pengamatan dan pembahasan, dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai
berikut :
1.
Enzim adalah bermolekul berupa protein yang berfungsi
sebagai katalis.
2.
Saccharomyces adalah
salah satu jenis khamir atau ragi yang menghasilkan enzim amilase.
3.
Warna biru pekat pada uji penentuan aktivitas enzim
amilase (Saccharomyces) menunjukkan
bahwa amilum belum terhidrolisis sempurna pada suhu 38oC, suhu
optimum Saccharomyces adalah 30oC.
4.
pH optimum Saccharomyces
adalah 4,8, sehingga amilum tidak terpecah menjadi glukosa (monosakarida) pada
uji pengaruh pH terhadap aktivitas enzim amilase.
5.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kerja enzim, suhu, pH,
kovaktor inhibitor dan keadaan subtrat.
Rafsyanjani
|
Agung, 2013. Laporan
uji kualitatif protein. www.agungwidodo.com. Diakses pada
hari Senin 25 November 2013.
Almatsier, S. 2010. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta.
Anna.
2008. Ilmu Kimia Organik. Puurwokorto : Pakultas Pertanian Dan Peternakan
UNSOED.
Anonim. 2009. Uji Kualitatif Protein dan Asam Amino. www.rismaka.net. Diakses pada tanggal 29 November 2012.
Anonim. 2011. Lipid
. www.news-medical/health/what/-are-lipids-(indonesians) . aspx .
Diakses pada tanggal 5-12-2012.
Buckle . K. A, dkk . 2010 . Ilmu Pangan . Jakarta . Universitas Indonesia.
Dave
. 2011. Prinsip-Prinsip Ailmu Gizi. Erlangga : Jakarta.
Elkhapia, 2013. Praktikum
Biokimia Reaksi Uji Protein. www.elkhapia.blogspot.com. Diakses pada
hari Senin 25 November 2013.
Gordon.
2009. Analisa Kimia Kuantatif. Erlangga : Jakarta.
Kartasapoetra, G dan
Marsetyo . 2008 . Ilmu Gizi . Jakarta
. Rineka Citra.
Kim, 2011. Laporan uji protein. www.kim-azil.blogspot.com. Diakses pada
hari Senin 25 November 2013.
Mangihut, S. T. 2009. Kimia Dasar. PT. Grafinda Persada.
Jakarta.
Martoharsono, S. 2008. Biokimia 2. Univeersitas Gadjah Mada
Press. Yogyakarta.
Monruw,
2010. Pengantar Biokimia. UI Press.
Jakarta.
Murray,
2009. Dasar-Dasar Biokimia. Bayumedia
Publishing. Malang.
Nazar.
2012. Kimia Pangan Dan Gizi. PT.Gramedia Pustaka Utama: Jakarta.
Poedjiadi, A. 2009. Dasar – Dasar Biokimia. Universitas
Indonesia. Bandung.
Potter, A. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Buku
Kedokteran. Jakarta.
Pratt.
2009. Analisa Bahan Makanan Dan Pertanian. Leberty Yogyakarta : Yogyakarta.
Pujiyanti, S. 2008. Menjelajah Dunia Biologi 3. Platinum.
Jakarta.
Purnomowati, 2008. Kimia Organik Binarupa. Aksara. Jakarta.
Sandjaja, 2010. Kamus
Gizi. Kompas. Jakarta.
Sirajuddin, S dan Najamuddin U., 2011. Biokimia. Unhass-Press. Makassar.
Soenardi, 2008. Analisa Bahan Makanan dan
Pertanian.
Universitas Ilmu Pangan dan Gizi. Yogyakarta.
Sudarmadji, 2011. Kimia Pangan dan
Gizi.
Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Wirahadikusuma, M., 2008. Biokimia
Protein Enzim dan Asam Nukleat. ITB- Press. Bandung.
Zulfikar . 2010 . Asam Lemak . www. Chem-1 s-try .
org/materi-kima/kimia-kesehatan/biomolekul/asam-lemak/. Diakses pada
tanggal 5-12-2012.
Zulfikar. 2010. Jenis karbohidrat. http://www.chem-is-try.org/materi-kimia/jarbohidrat. Diakses pada tanggal 21 November 2012.
The 5 Best Gifts for The 5 Best Gifts for The 5 Best Gifts for The
ReplyDeleteIf you're 메리트 카지노 looking for more gifts 인카지노 for an energetic gamer or, what are the 5 best gifts for 1xbet them?