program kreatifitas mahasiswa kewirausahaan (pkm k) pangaha bunga khas kaki gunung tambora
selamat datang di dunia teknik pertanian..isinya insyaAllah bermanfaat dan berkah
cuman ingin berbagi...silahkan dibaca :D merangsek maju sasak tulen.. asik :D
Wednesday, July 9, 2014
studi kelayakan bisnis ubi barokah
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Pembangunan pertanian harus
dipandang dari dua pilar utama secara terintegrasi dan tidak bisa dipisahkan
yaitu pertama, pilar pertanian primer (on-farm
agriculture/agribusiness) yang merupakan kegiatan usahatani yang menggunakan
sarana dan prasarana produksi (input
factors) untuk menghasilkan produk pertanian primer. Kedua, pilar pertanian
sekunder (down-stream agriculture/
agribusiness) sebagai kegiatan meningkatkan nilai tambah produk pertanian
primer melalui pengolahan (agroindustri) beserta distribusi dan perdagangannya.
Pengembangan agribisnis salah satu yang harus mendapat
perhatian adalah agribisnis umbi-umbian. Salah satu komoditas pertanian yang
mempunyai potensi untuk dikembangkan dalam agroindustri adalah ubi jalar. Jenis
umbi-umbian sudah sangat dikenal oleh masyarakat Indonesia. Pemanfaatannya
sebagian besar dikonsumsi dengan cara direbus atau hanya sekedar dibakar,
sebagian lagi dibuat sayur dan diolah dalam berbagai bentuk olahan makanan
seperti pembuatan kolak.
Ubi jalar merupakan sumber karbohidrat yang kuat
dapat dipanen pada umur 3 – 8 bulan. Ubi jalar tidak
memerlukan tanah yang subur karena pada tanah yang subur hanya daun dan
batangnya yang tumbuh lebat. Ubi jalar umumnya tumbuh baik di tanah berpasir
atau kering dan dapat dibudidayakan tanpa adanya irigasi.
Selain sebagai
sumber karbohidrat, ubi jalar (Ipomoea batatas Poir.) juga mengandung
vitamin A, C, dan mineral. Ubi jalar yang daging umbinya berwarna ungu, banyak
mengandung anthocyanin yang sangat bermanfaat bagi kesehatan, karena berfungsi
mencegah penyakit kanker.
Ubi jalar yang
daging umbinya berwarna kuning, banyak mengandung vitamin A, beberapa varietas
ubi jalar mengandung vitamin A setara dengan wortel. Di Jepang, Korea, Cina,
Taiwan dan Amerika Serikat, ubi jalar tidak hanya digunakan sebagai bahan
pangan pokok tetapi juga diolah menjadi pangan olahan seperti selai, saos,
juice, serta sebagai bahan baku industri dan pakan ternak.
Selain karbohidrat, ubi jalar
juga mengandung antosianin yang sangat bermanfaat bagi kesehatan, selanjutnya kandungan ubi jalar itu sendiri
adalah protein, lemak, kalori, serat, abu, kalsium, fosfor, zat besi,karoten,
vitamin B1, B2, C, dan asam nikotinat yang bermanfaat sebagai tonik,
menghentikan perdarahan dan mengatasi kencing manis (diabetesmellitus). Disamping itu, ubi jalar tidak
hanya digunakan sebagai bahan pangan tetapi juga sebagai bahan baku industri
dan pakan ternak.
Di Indonesia, ubi jalar umumnya sebagai bahan
pangan sampingan. Sedangkan di Papua, ubi jalar adalah digunakan sebagai
makanan pokok. Komoditas ini ditanam baik pada lahan gunung maupun lahan sawa.
Luas panen ubi jalar di Indonesia sekitar 230.000 ha dengan produktivitas
sekitar 10 ton/ha. Padahal dengan teknologi maju beberapa varietas unggul ubi
jalar dapat menghasilkan lebih dari 30 ton umbi basah/ha. Ubi jalar
masa panennya dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti iklim, tingkat kesuburan
tanah, varitas dan lokasi penanaman. Apabila ditanam didataran tinggi maka masa
panen akan lebih lama antara 5 s/d 6 bulan sementara apabila ditanam didataran
rendah bisa dipanen saat berumur 3 s/d 4 bulan. Ubi jalar hasil panen sangat
bervariasi tergantung lokasi penanaman. Penanaman didataran rendah bisa dipanen
ubi jalar sebanyak 15 – 20 ton / hektar. Untuk dataran sedang bisa dipanen ubi
sebanyak 20 – 25 ton / hektar dan didataran tinggi bisa dipanen 25 – 30 ton /
hektar.
Keberadaan Ubi jalar dapat disimpan hingga 5 s/d 6
bulan bahkan lebih tergantung dari cara penyimpanan. Ubi jalar yang telah
disimpan rasanya lebih manis dibandingkan dengan ubi jalar yang baru saja
dipanen. Cara yang paling praktis agar tahan lama disimpan adalah dibenamkan
kedalam pasir.
Ubi jalar atau
ketela rambat diduga berasal dari Benua Amerika. Para ahli botani dan pertanian
memperkirakan daerah asal tanaman ubi jalar adalah Selandia Baru, Polinesia,
dan Amerika bagian tengah. Ubi jalar mulai menyebar keseluruh
dunia, terutama negara-negara beriklim tropika, diperkirakan pada abad ke- 16.
Penyebaran ubi jalar pertama kali terjadi ke spanyol melalui Tahiti, kepulauan
Guam, Fiji, dan Selandia Baru. Pada tahun 1960-an penanaman ubi jalar
sudah meluas hampir di semua provinsi di Indonesia. Daerah sentra produksi ubi
jalar pada mulanya terpusat di Pulau Jawa, terutama Kabupaten Bogor, Garut,
Bandung, Kuningan, Serang, Sukabumi, Purwakarta dan lain-lain.
Ubi jalar
sangat penting dalam tatanan penganekaragaman pangan. Jika dilihat dari
kegunaannya, maka ubi jalar memiliki peluang yang baik untuk dikembangkan.
Peningkatan produksi ubi jalar di Indonesia pada umumnya dan di Desa
Pesanggerahan pada khususnya dapat didorong melalui pengembangan agroindustri
pengolahan hasil panen menjadi produk-produk yang unggul, menarik, dan awet
sehingga laku di pasaran, baik dalam negeri maupun pasar luar negeri (ekspor). Peran
pemerintah dalam hal ini sangat penting dalam mendorong masyarakat untuk
mengembangkan ubi jalar melalui pameran dan penyuluhan yang memberikan gambaran
bahwa ubi jalar dapat diangkat menjadi sumber bahan pangan alternatif.
Pemerintah dapat juga memberikan kebijakan harga dasar yang layak untuk
merangsang minat petani mengembangkan ubi jalar sebagai salah satu program
diversifikasi pangan.
Saat ini usaha
pengolahan ubi jalar di Desa Pesanggerahan relatif sedikit dan umumnya masih
diusahakan dalam skala yang relatif kecil dengan manajemen yang sederhana. Hal
ini diakibatkan masyarakat kurang mengetahui potensi-potensi yang ada pada
usaha pengolahan ubi jalar. Berdasarkan hal tersebut di atas maka perlu adanya
suatu upaya untuk menggali potensi-potensi agroindustri atau usaha pengolahan
ubi jalar agar usaha pengolahan ini dapat dikembangkan.
Nilai tambah yang didapat jika ubi
jalar diolah menjadi keripik ubi diantaranya adalah meningkatnya harga jual
serta umur simpan produk menjadi lebih lama. Keuntungan yang didapat dari usaha
keripik ubi memberi peluang untuk didirikannya industri pengolahan keripik ubi.
Sebelum keripik ubi dipasarkan di suatu wilayah, maka diperlukan penilaian
mengenai seberapa besar permintaan konsumen yang ada serta potensinya untuk
dapat berkembang di masa mendatang. Hal tersebut perlu dilakukan untuk
mengurangi resiko kegagalan produk yang dipasarkan. Selain aspek pasar,
beberapa hal yang harus diperhatikan adalah faktor-faktor yang mempengaruhi
kegiatan operasional industri meliputi kelayakan jumlah dan mutu bahan-bahan
yang dibutuhkan untuk proses produksi, teknologi pengolahan yang digunakan,
serta beberapa hal yang dibutuhkan untuk menunjang pelaksanaan teknis kegiatan
industri seperti lahan, bangunan, dan tenaga kerja. Dalam langkah pendirian industri
pengolahan keripik ubi juga diperlukan pertimbangan yang berkaitan dengan
seluruh biaya yang dikeluarkan serta tingkat penerimaan yang akan didapat
sehingga tingkat resiko dari biaya yang diinvestasikan dapat diukur tingkat
kelayakannya. Sebuah industri tidak dapat didirikan jika tidak mendapat izin
dari pemerintah atau tidak ada undang-undang yang mengatur tentang pendirian
industri di suatu daerah. Maka dalam studi kelayakan pendirian industri
pengolahan keripik ubi juga diperlukan analisis mengenai peraturan dan
perizinan mengenai pendirian industri. Untuk menilai tingkat kelayakan
pendirian industri pengolahan keripik ubi di Desa Pesanggrahan, maka dibutuhkan
studi kelayakan yang dalam dan komprehensif sehingga hasil studi kelayakan
dapat menggambarkan tingkat kelayakan pendirian industri dengan baik. Informasi
yang didapat dari studi kelayakan pendirian industri pengolahan keripik ubi di
Pesanggrahan mencakup gambaran ketersediaan pasar dan perkiraanya, kebutuhan
teknis industri, kelayakan finansial, dan studi kelayaakan lainnya. Penelitian
ini bertujuan untuk memberikan gambaran dan informasi mengenai tingkat
kelayakan pendirian industri kecil keripik ubi jalar di Kabupaten Lombok Timur
meliputi aspek pasar, teknis dan teknologis, finansial, SDM, dan Aspek lainnya.
B. Maksud dan Tujuan
Manfaat
penelitian ini diantaranya dapat digunakan sebagai acuan bagi calon
wirausahawan dan investor yang ingin melakukan usaha bisnis keripik ubi jalar
di kabupaten Lombok Timur, Desa Pesanggrahan, masukan bagi perbankan untuk
pemberian pinjaman dan masukan bagi pemerintah dalam melakukan pembinaan bagi
para petani ubi jalar di Kabupaten Lombok Timur.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Ubi Jalar (ipomea batatas)
Ubi jalar atau
ketela rambat atau “sweet potato” diduga berasal dari Benua Amerika. Para ahli
botani dan pertanian memperkirakan daerah asal tanaman ubi jalar adalah
Selandia Baru, Polinesia, dan Amerika bagian tengah. Nikolai Ivanovich Vavilov,
seorang ahli botani Soviet, memastikan daerah sentrum primer asal tanaman ubi
jalar adalah Amerika Tengah. Ubi jalar mulai menyebar ke seluruh
dunia, terutama negara-negara beriklim tropika pada abad ke-16. Orang-orang
Spanyol menyebarkan ubi jalar ke kawasan Asia, terutama Filipina, Jepang, dan
Indonesia (Sarmi Julita, 2011).
Menurut
ilmu taksonomi, tanaman ubi jalar berwarna violet dimasukkan dalam klasifikasi
sebagai berikut :
Kingdom
: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom
: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super
Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi
: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas
: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub
Kelas : Asteridae
Ordo
: Solanales
Famili
: Convolvulaceae (suku kangkung-kangkungan)
Genus
: Ipomoea
Spesies
: Ipomoea batatas Poir
Plasma nutfah
(sumber genetik) tanaman ubi jalar yang tumbuh di dunia diperkirakan berjumlah
lebih dari 1000 jenis, namun baru 142 jenis yang diidentifikasi oleh para
peneliti. Lembaga penelitian yang menangani ubi jalar, antara lain:
International Potato centre (IPC) dan Centro International de La Papa (CIP). Di
Indonesia, penelitian dan pengembangan ubi jalar ditangani oleh Pusat
Peneliltian dan Pengembangan Tanaman Pangan atau Balai Penelitian
Kacang-Kacangan dan Umbi-Umbian (Balitkabi), Departemen Pertanian (Sarmi Julita,
2011).
Varietas atau
kultivar atau klon ubi jalar yang ditanam di berbagai daerah jumlahnya cukup banyak,
antara lain: lampeneng, sawo, cilembu, rambo, SQ-27, jahe, kleneng, gedang,
tumpuk, georgia, layang-layang, karya, daya, borobudur, prambanan, mendut, dan
kalasan. Varietas yang digolongkan sebagai varietas unggul harus memenuhi
persyaratan sebagai berikut:
a. Berdaya hasil
tinggi, di atas 30 ton/hektar,
b. Berumur pendek
(genjah) antara 3-4 bulan,
c. Rasa ubi enak
dan manis,
d. Tahan terhadap
hama penggerek ubi (Cylas sp.)dan penyakit kudis oleh cendawan Elsinoe
sp,
e. Kadar karotin tinggi
di atas 10 mg/100 gram.
f. Keadaan serat
ubi relatif rendah.
(Sarmi Julita, 2011)
B. Studi Kelayakan Bisnis
Kegiatan untuk
menilai sejauh mana manfaat yang dapat diperoleh dalam melaksanakan suatu
kegiatan usaha/proyek disebut dengan studi kelayakan bisnis. Studi kelayakan
bisnis merupakan bahan pertimbangan dalam mengambil suatu keputusan, apakah
menerima atau menolak dari suatu gagasan usaha/proyek yang direncanakan
(Ibrahim, 2009).
Menurut
Gittinger (1986), proyek adalah kegiatan usaha yang menggunakan sumber-sumber
daya untuk memperoleh keuntungan atau manfaat. Perencanaan proyek yang baik
tergantung pada tersedianya berbagai informasi mengenai adanya investasi yang
potensial dan informasi mengenai pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan tujuan
lainnya. Analisis proyek menyediakan informasi proyek-proyek yang dipilih untuk
dilaksanakan lalu menjadi alat agar penggunaan sumber-sumber daya dapat
menciptakan pendapatan. Dalam melaksanakan studi kelayakan bisnis, ada beberapa
tahapan studi yang hendaknya dikerjakan. Tahapan-tahapan tersebut diantaranya
adalah penemuan ide, tahap penelitian, dan tahap pengurutan usulan yang layak
(Umar, 2003).
Penentuan layak
atau tidaknya suatu usaha dapat dilihat dari berbagai aspek. Ukuran kelayakan
tiap proyek berbeda-beda berdasarkan jenis usahanya, namun mengacu pada
aspek-aspek yang sama. Untuk melakukan penilaian terhadap aspek-aspek ini,
perlu dibentuk suatu tim yang terdiri dari orang-orang yang berasal dari
berbagai bidang keahlian. Studi kelayakan bisnis terdiri dari beberapa aspek
yang sama-sama penting untuk diperhatikan, yaitu :
1.
Aspek Pasar
Pengertian
pasar secara sederhana dapat diartikan sebagai tempat bertemunya para penjual
dan pembeli untuk melakukan transaksi. Pengertian lebih luas tentang pasar
adalah himpunan pembeli nyata dan pembeli potensial atas suatu produk (Kasmir
dan Jakfar, 2006). Sutojo (1993) menyatakan bahwa dalam mengkaji aspek pasar,
hal yang perlu diperhatikan adalah kedudukan produk dalam pasar saat ini,
komposisi dan perkembangan permintaan produk di masa lalu dan sekarang, dan
proyeksi permintaan produk di masa yang akan datang, kemungkinan adanya
persaingan, dan peranan pemerintah dalam menunjang perkembangan produk. Menurut
(Umar,2003), kondisi pasar saat ini dapat diketahui dengan melakukan
identifikasi terhadap pesaing dan mengestimasi penjualan mereka. Kegunaan dari
analisis aspek pasar adalah untuk menentukan besar, sifat, dan pertumbuhan
permintaan total akan produk yang bersangkutan, serta deskripsi tentang produk
dan harga jualnya (Edris, 1983).
2.
Aspek Teknik dan Teknologi
Aspek teknik
dan teknologi merupakan salah satu aspek penting dalam proyek dan berkenaan
dengan proses pembangunan industri secara teknis dan operasi setelah industri
tersebut dibangun (Husnan dan Suwarsono, 1991). Analisis teknik secara spesifik
mencakup analisis terhadap ketersediaan bahan baku, proses produksi, mesin, dan
peralatan, jumlah mesin dan peralatan, keperluan tenaga kerja, dan penentuan
luas pabrik (Husnan dan Suwarsono, 1994) Studi aspek teknik dan teknologi
menurut Umar (2003) meliputi rencana pengendalian persediaan bahan baku,
penentuan kapasitas produksi, serta proses pemilihan teknologi untuk produksi.
3.
Aspek Finansial
Analisis aspek finansial dilakukan untuk
memperkirakan jumlah dana yang diperlukan, baik untuk dana tetap maupun modal
kerja awal. Analisis finansial adalah suatu analisis yang membandingkan antara
biaya-biaya dengan manfaat (keuntungan) untuk menentukan apakah suatu proyek
akan menguntungkan selama umur proyek (Sutojo, 1993). Studi kelayakan terhadap
aspek finansial perlu menganalisis bagaimana perkiraaan aliran kas akan
terjadi. Metode yang biasa dipertimbangkan untuk dipakai dalam penilaian aliran
kas dari suatu investasi, yaitu metode Break Event Point, Net Present Value,
Internal Rate of Return, dan Payback Period (Umar, 2003). Break Event Point
(BEP) adalah suatu cara untuk menetapkan tingkat produksi dimana penjualan sama
dengan biaya-biaya. Untuk memperoleh keuntungan, penerimaaan dari hasil
penjualan harus berada di atas titik pulang pokok (BEP) tersebut. Intisari
pengkajian BEP adalah penyajian kenyataan bahwa bila tingkat produksi atau
penjualan tidak dapat melampaui titik ini maka proyek yang bersangkutan tidak
dapat menghasilakan laba (Kadariah et. al, 1978). NPV merupakan selisih antara
harga sekarang dari penerimaan dengan harga sekarang dari pengeluaran pada
tingkat bunga tertentu (Gray et al, 1992). IRR adalah tingkat bunga yang
menghasilkan NPV sama dengan nol. IRR digunakan untuk mencari tingkat bunga
yang menyamakan nilai sekarang dari arus kas yang di harapkan di masa datang,
asalkan keuntungan yang diperoleh setiap satuan waktu di tanam kembali.
(Kadariah et. al, 1978).
4.
Aspek Sosial, Ekonomi dan Politik
Ekonomi
Berkaitan
dengan sifat dan arah sistem ekonomi tempat suatu perusahaan beroperasi. Karena
pola konsumsi dipengaruhi oleh kesejahteraan relatif berbagai segmen pasar,
dalam perencanaan strategiknya setiap perusahaan harus mempertimbangkan
kecenderungan ekonomi di segmen-segmen yang mempengaruhi industrinya. Kekuatan
sosial bersifat dinamis dan selalu berubah sebagai akibat upaya orang untuk
memuaskan keinginan dan kebutuhan mereka melalui pengendalian dan penyesuaian
diri terhadap faktor-faktor lingkungan. Menerjemahkan perubahan sosial ke dalam
ramalan mengenai dampak-dampak terhadap bisnis merupakan proses yang sukar.
Namun perkiraan dampak dari perubahan seperti perubahan geografis dalam
populasi dan perubahan nilai kerja, standar etika dapat membantu perusahaan
dalam usahanya untuk tetap berjaya Kondisi politik di suatu negara akan sangat
menentukan tinggi rendahnya tingkat resiko politik yang akan mempengaruhi dunia
bisnis pada negara yang bersangkutan. Secara sederhana, resiko politik dapat
diartikan sebagai suatu ketidakpastian yang mengemuka dan dapat mempengaruhi
keberhasilan atau kegagalan dalam mencapai suatu tujuan (termasuk investasi)
akibat adanya ketidakstabilan politik di suatu negara. Kondisi politik yang
tidak stabil dapat menjadi ancaman yang besar bagi kelangsungan hidup suatu
perusahaan. Karena faktor politik menentukan parameter legal dan regulasi yang
membatasi operasi perusahaan. Menurut pengakuan Mahalli (2008), konstelasi
politik saat ini tidak berpengaruh terhadap perusahaan yang dipimpinnya karena
kebijakan-kebijakan yang ada masih berpihak kepada perusahaan.
5.
Aspek lingkungan Hidup
Ekologi mengacu pada hubungan antara manusia dan mahluk
hidup lainnya dengan udara, tanah, dan air yang mendukung kehidupan mereka.
Ancaman terhadap ekologi, bisnis sekarang memikul tanggung jawab untuk
meniadakan hasil limbah dari proses manufaktur mereka dan untuk membersihkan
kembali lingkungan yang telah tercemar akibat ulah sebelumnya. Oleh karena itu,
untuk menjaga agar beban biaya pengendalian ekologi dapat terkurangi, maka
diperlukan perencanaan tentang pemeliharaan ekologi dalam lingkungan
operasional bisnis
6.
Aspek Lingkungan Bisnis
a.
Pendatang baru
Pendatang baru ke suatu industri membawa masuk kapasitas
baru, keinginan untuk merebut bagian pasar (market share), dan seringkali
sumber daya yang cukup besar. Besarnya ancaman masuk bergantung pada hambatan
masuk yang ada dan pada reaksi dari peserta persaingan yang sudah ada menurut
perkiraan calon pendatang baru.
b.
Kekuatan tawar-menawar pemasok
Pemasok dapat memanfaatkan kekuatan tawar menawarnya atas
para anggota industri dengan menaikkan harga atau menurunkan kualitas barang
dan jasa yang dijualnya. Karenanya, pemasok yang kuat dapat menekan
kemampulabaan suatu industri yang tidak dapat mengimbangi kenaikan biaya dengan
menaikkan harganya sendiri.
c.
Produk dan jasa substitusi
Penetapan batas harga tertinggi akan membatasi potensi
produk atau jasa substitusi suatu industri. Jika industri tidak mampu
meningkatkan kualitas produk atau mendefinsikannya, laba dan pertumbuhan
industri dapat terancam. Produk dan jasa substitusi tidak hanya membatasi laba
dalam masa-masa normal melainkan juga mengurangi laba maksimal yang dapat
diraih industri dalam masa keemasan.
d.
Kekuatan tawar menawar pembeli
Pembeli memiliki kemampuan untuk menekan harga, menuntut
kualitas lebih tinggi atau layanan lebih banyak, dan mengadu domba sesama
anggota industri. Pembeli cenderung lebih peka terhadap harga jika mereka
membeli produk yang tidak terdiferensiasi, relative lebih mahal terhadap
penghasilan mereka, dan jika kualitas tidak terlalu penting bagi mereka.
e.
Persaingan dikalangan peserta
persaingan yang ada
Perusahaan memiliki keleluasaan tertentu untuk
memperbaiki keadaan melalui perubahan strategik. Pemusatan usaha penjualan pada
segmen industri yang paling cepat tumbuh atau pada wilayah pasar yang biaya
tetapnya paling rendah dapat mengurangi dampak persaingan antar anggota
industri.
7.
Aspek SDM
Menurut Handoko (1994:233), sumber daya terpenting dari
sautu organisasi atau perusahaan adalah sumber daya manusia – orang-orang yang
memberikan tenaga, bakat, kreatifitas dan usaha mereka kepada organisasi.
Beberapa tugas-tugas kepemimpinan kritis manajer mencakup penarikan,
penyeleksian, pengembangan dan penggunaan sumber daya manusia dalam pencapaian
tujuan organisasi. Tanpa orang-orang yang cakap, organisasi dan manajemen akan
gagal mencapai tujuannya. Bagaimana manajer melaksanakan fungsi penyusunan
personalia (staffing) secara efektif atau tepat sasaran akan menentukan suktus
atau kegagalan mereka sebagai manajemen.
BAB III
PEMBAHASAN
A. Profil Perusahaan
1. Data Perusahaan
a.
Nama Perusahaan : Keripik Ubi “ Barokah“
b.
Bidang Usaha : Industri Rumahan
c.
Jenis Produk / Jasa : Makanan Ringan
d.
Alamat Perusahaan : Jl. Pariwisata Otak
Kokok Joben
e. Nomor Telepon : 081 805 253 497 986
g. Situs Web : -
h.
Bank Perusahaan : -
i.
Bentuk Badan Hukum : Usaha Dagang
j.
Mulai Berdiri : 08 Desember 2011
2. Biodata Pemilik
atau Pengurus
a.
Nama : Hajjah Mustirah
b.
Jabatan : Pimpinan
c.
Tempat dan Tanggal Lahir : Kanjol Jawa,
31 Desember 1975
d.
Alamat Rumah : Jl. Pariwisata Otak
Kokok Joben
e.
Nomor Telepon : 081 805 290 492
g.
Pendidikan Terakhir : SMA
B. Analisis Bisnis
1. Aspek Pasar dan
Pemasaran
1)
Produk yang Dihasilkan
Produk merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan
produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan, atau
dikonsumsi pasar sebagai pemenuhan kebutuhan atau keinginan pasar yang
bersangkutan (Tjiptono, 2002:95). Pada bagian ini menjelaskan keseluruhan
produk yang dihasilkan. Perencanaan yang perlu dilakukan menyangkut produk
(output), terutama pada usaha manufaktur dan industri pengolahan adalah:
a.
Dimensi Produk
Dimensi produk berkenaan dengan sifat dan ciri-ciri
produk yang meliputi bentuk, ukuran, warna serta fungsinya. Produk yang
berbahan baku ubi ini disajikan dalam bentuk keripik yang disediakan dengan
berbagai varian rasa dan harga.
b.
Nilai/Manfaat Produk
Produk keripik buah ubi yang ditawarkan memiliki manfaat
yang positif bagi kesehatan konsumen.Produk keripik ubi juga memiliki Potential
Benefit (manfaat potensial) seperti menjaga lingkungan dan memperdulikan
kesehatan pelanggan.
c.
Kegunaan/Fungsi Produk
Produk konsumsi, yaitu produk yang dibeli dan digunakan
oleh konsumen akhir (pemakai akhir). Keripik ubi merupakan produk yang dapat
dinikmati dengan berbagai pilihan rasa dan harga.
2)
Keunggulan Produk
Keunggulan
kompetitif produk keripik ubi antara lain :
a)
Rasa yang sangat renyah dan gurih.
b)
Kemasan yang ramah lingkungan.
c)
Kesegaran dari ubi jalar yang masih
terasa.
d)
Harga terjangkau dan sesuai dengan
kantong konsumen.
3)
Gambaran Pasar
Pada tahap ini
menceritakan gambaran pasar, mulai dari gambaran pasar bisnis secara ringkas
serta data penjualan beberapa tahun terakhir.
a.
Perkiraan / prediksi jumlah permintaan
konsumen terhadap produk.
b.
Proyeksi penawaran dalam beberapa
periode/tahun mendatang. Proyeksi penawaran disesuaikan dengan permintaan
seperti kenaikan x % per tahun sesuai pertumbuhan proyeksi permintaan.
4)
Target Pasar atau Segmen Pasar yang
Dituju
Target pasar adalah sekelompok pembeli yang mempunyai
sifat-sifat yang sama yang membuat pasar itu berdiri sendiri. Adanya sekelompok
orang dengan ciri-ciri yang sama belumlah berarti mereka membentuk pasar
sasaran. Hanya bila mereka mempunyai ciri-ciri yang sama sebagai pembeli, maka
barulah berarti mereka membentuk suatu pasar sasaran (Situmorang, 2008). Dalam
suatu perusahaan pasti akan memiliki target atau segmentasi pasar yang dituju
untuk mengembangkan usaha yang diproduksi oleh perusahaan. Target pasar
memberikan prospek yang bagus dimana penulis dapat memasarkan produk keripik ubi
ke beberapa tempat misalnya saja di kedai/warung, di koperasi-koperasi, bahkan
dapat dipasarkan di supermarket-supermarket jika sudah memiliki izin usaha.
Perusahaan yakin akan melangkah ke bisnis ini karena telah melihat target pasar
sebelumnya melalui berbagai media cetak dan elektronik. Dalam segmentasi pasar,
usaha ini tidak mengelompokkan siapa yang menjadi konsumen akan produk yang
dihasilkan. Perusahaan yakin dengan target atau segmentasi pasar yang dituju
akan membuat usaha ini menjadi lebih berkembang karena melihat dari usaha yang
menjanjikan dan demografi yang sangat baik untuk usaha ini.
5)
Trend Perkembangan Pasar
Masyarakat Indonesia sangat mengikuti trend suatu produk
di pasar saat ini, termasuk keripik ubi. Dengan demikian, perusahaan yakin
ketika usaha ini telah berjalan akan menjadi perusahaan yang dapat berkembang
cepat. Hal ini dapat dilihat dari kondisi perekonomian Indonesia yang cukup
baik dan selera masyarakat untuk mencoba suatu produk yang unik. Dari analisis
perkembangan pasar yang dilakukan, pertumbuhan ekonomi seperti inflasi dan
tingkat suku bunga mempengaruhi trend perkembangan pasar. Dari segi pertumbuhan
ekonomi dapat dilihat bahwa tingkat pertumbuhan ekonomi di Indonesia sedang
membaik dan ini sangat mempengaruhi tingkat pendapatan masyarakat. Hal ini
mempengaruhi karena dengan tingkat pendapatan yang baik maka masyarakat akan
tinggi pula untuk mengkonsumsi suatu produk. Keinginan masyarakat untuk
mengkonsumsi suatu produk maka akan tinggi pula hasrat masyarakat untuk
mengkonsumsi produk dari perusahaan. Dari segi inflasi, faktor ini mempengaruhi
dalam perkembangan perusahaan. Dikarenakan ketika inflasi tinggi maka akan
berimbas pada bahan baku penolong usaha ini. Namun, ketika inflasi turun maka
bahan baku penolong juga akan turun sehingga berimbas pula pada harga produk
usaha penulis. Dari segi tingkat suku bunga, faktor ini juga mempengaruhi akan
perkembangan usaha ini. Namun, dapat dilihat bahwa tingkat bunga mempengaruhi
ketika usaha yang dijalankan mendapat pinjaman dari pihak ketiga yakni bank.
Dalam usaha ini, modal untuk pendirian usaha ini merupakan usaha dari modal
sendiri ditambah modal dari PNPM mandiri dan usaha ini tidak akan terpengaruh
akan naik atau turunnya tingkat suku bunga.
6)
Proyeksi Penjualan
Perencanaan kapasitas produksi dilakukan untuk semua
mesin, peralatan, dan faktor produksi lainnya sesuai dengan rencana jumlah
produk akhir yang akan dihasilkan. Dengan sendirinya, kapasitas produksi sampai
dengan tingkatan yang rinci semuanya akan mengacu pada hasil dari perhitungan
peluang pasar atas produk yang bersangkutan. Kapasitas produksi biasa
dinyatakan dalam unit per periode waktu tertentu (tahun, bulan, minggu, hari,
atau jam). Untuk perencanaan strategis, proyeksi kapasitas penjualan dilakukan
dalam jangka minimal 3 tahun ke depan, sesuai dengan rencana produksinya. Namun
dalam usaha rumahan keripik ubi jalar ini, masih menggunakan alat-alat yang
bukan mesin untuk melakukan pengirisan dan pengolahan ubi.
7)
Analisis Pesaing
Strategi Pemasaran Perusahaan dilakukan berdasarkan
analisa 7 P menurut Kotler (2000) yang terdiri atas :
a.
Price (harga)
Strategi mengenai bagaimana produk lebih menarik konsumen
dari segi harga dibandingkan pesaing. Umumnya konsumen lebih tertarik kepada
produk dengan harga yang lebih murah. Pricing
merupakan ekspresi nilai yang menyangkut kegunaan dan kualitas produk, citra
yang terbentuk melalui iklan dan promosi, ketersediaan produk melalui jaringan
distribusi, dan layanan yang menyertainya (Raymond Corey, 2001). Sehingga pricing bukan semata-mata biaya produksi
ditambah dengan marjin keuntungan yang akan diambil, melainkan sebuah nilai
yang mencerminkan value proposition. Harga yang tepat akan memiliki ikatan yang
erat antara pembeli dan produsen. Harga produk tidak lebih murah daripada
produk pesaing, karena harga tersebut merupakan harga yang sudah sesuai dengan
ongkos produksi.
b.
Product (Produk)
Strategi mengenai bagaimana produk usaha dapat menarik hati konsumen
untuk membelinya. Produk yang ditawarkan merupakan produk keripik ubi yang
memiliki kualitas terbaik dengan kadar gizi yang tinggi dan menyehatkan dan
sekaligus berkhasiat obat.
c.
Promotion (Promosi)
Strategi mengenai bagaimana produk dapat dikenal oleh
konsumen melalui cara Personal Selling yaitu promosi melalui penjualan langsung
ke tempat konsumen berada dengan menawarkan dan mencoba produk langsung.
d.
Place (Saluran Distribusi)
Place merupakan cara untuk mendistribusikan produk untuk
sampai ke tangan konsumen. Sistem distribusi yang dilakukan secara langsung ke
konsumen.
e.
People
People merupakan kriteria sumber daya manusia secara umum
yang dapat meningkatkan penjualan produk ke konsumen secara langsung ataupun
tidak langsung. Usaha ini dilaksanakan oleh pemilik sendiri sebagai pemilik
aktif. Maka pemilik mengutamakan pelayanan dengan sikap yang ramah, sopan dan
bersahabat.
f.
Process
Proses yang ditampilkan kepada konsumen agar konsumen tertarik
untuk membeli. Proses yang dapat ditampilkan seperti proses produksi yang baik
ataupun proses pelayanan terhadap konsumen. Dalam proses, pelanggan dapat
melihat secara langsung proses pembuatannya. Disini operasional usaha dituntut
untuk menjaga kualitas produksi seperti mengutamakan kebersihan, langkah kerja
yang efektif dan tangkas menanggapi permintaan.
g.
Physical Evidence
Penampilan fisik dari fasilitas pendukung atau sarana
dalam menjual produk yang dapat dilihat langsung oleh konsumen. Kemasan produk
berisi nama berikut alamat usaha. Dari analisis pasar dan pesaing yang penulis
lihat bahwa, pesaing dari usaha ubi ini merupakan produk yang sejenis yakni
pesaing yang bersifat subtitusi. Salah satu contoh yaitu usaha kerupuk.
2. Aspek Operasi
a.
Bahan baku dan bahan penolong
Perencanaan bahan baku dan bahan pembantu merupakan
bagian utama untuk perhitungan kebutuhan modal kerja. Hal-hal yang perlu
diperhatikan adalah suplier, kuantitas, harga beli, persyaratan pembelian,
ketersediaan, dan persediaan. Bahan baku yang digunakan adalaah ubi jalar,
minyak goreng daan bumbu pelengkap.
b.
Proses Produksi
Proses produksi pada dasarnya menjelaskan tahapan-tahapan
proses yang diperlukan untuk menghasilkan produk atau output yang dimaksud.
Bentuk proses produk keripik ubi ini dibahas dalam bentuk resep. Keripik ubi
jalar dibuat pertama dengan mengupas kulit luar ubi, kemudian dicuci dan di
iris tipis-tipis. Setelah itu di cuci kembali sambil menyiapkan penggorengan
yang berisi minyak panas. Masukkan irisan ubi jalar tadi secukupnya. Tunggu
sampai irisan ubi keras dan mengapung di atas minyak. Kemudian angkat dan
tiriskan minyaknya. Setelah minyak kering, segera campurkan bumbu kedalam
irisan ubi yang sudah matang tadi, saat masih panas tingkat menempelnya bumbu
akan lebih bagus, jadi usahakan mencampur bumbu saat masih panas. Seteah hasil
gorengan ubi dingin, kemudian dikemas dengan plastik berbagai ukuran.
Selanjutnya produk siap dipasarkan.
c.
Sarana Penunjang
Instalasi sarana penunjang berkaitan dengan tata letak
(lay-out) yang termasuk dalam anggaran investasi. Pemasangan sarana penunjang
ini meliputi listrik, air, telepon, internet, dan lain-lain.
3. Aspek SDM
Kompetensi adalah ciri-ciri yang harus
dimiliki oleh seseorang sehingga dapat dicapai performansi prima dalam suatu bidang
pekerjaan. Pada indikator kompetensi karyawan, kita harus melihat tiga sisi,
yaitu sisi pertumbuhan, efisiensi, dan stabilitas. Di sisi pertumbuhan, akan
memantau durasi bekerja, tingkat pendidikan, dan biaya pelatihan seorang
karyawan. Selain itu tingkat turnover karyawan dan kemampuan meraih pelanggan
juga bisa termonitor.
Sementara itu,
di sisi efisiensi, harus dilihat proporsi para professional (karyawan dengan
keahlian tertentu). Begitu juga dengan nilai tambah per karyawan dan
professional serta keuntungan yang dihasilkan oleh setiap karyawan atau
professional. Adapun sisi stabilitas akan terlihat dari turnover professional
di sebuah perusahaan. Perencanaan tenaga kerja langsung (TKL), juga perlu
memperhatikan hal-hal mengenai kualifikasi, tarif upah, jumlah tenaga yang
dibutuhkan, dan persyaratan kerja. Karena dalam usaha ini pemilik juga
merupakan investor aktif yang berarti pemilik juga menjalankan pekerjaan
operasional, maka sistem penggajian tidak dihitung secara spesifik melainkan
menerima pembagian dari laba yang didapatkan. Sehingga untuk saat ini usaha
pemilik belum memerlukan tenaga kerja tambahan karena masih dapat mengelola
sendiri usaha ini.
4. Aspek
Lingkungan Bisnis
Sifat dan
derajat persaingan dalam suatu industri bergantung pada lima kekuatan atau
faktor; ancaman pendatang baru, ancaman produk/jasa substitusi, daya tawar
menawar pembeli (pelanggan), daya tawar pemasok dan persaingan antara anggota
industri. Untuk menyusun rancangan strategi menghadapi kekuatan-kekuatan ini,
perusahaan harus memahami bagaimana cara kerja kekuatan tersebut dalam industri
dan bagaimana pengaruhnya terhadap perusahaan dan uraiannya sebagai berikut :
a.
Ancaman Masuk/ Pendatang Baru
Pendatang baru membawa masuk kapasitas baru, keinginan
untuk merebut bagian pasar dan juga bagian sumber daya yang cukup besar.
Besarnya ancaman masuk tergantung dari hambatan masuk yang ada dan dari reaksi
peserta persaingan yang sudah ada menurut perkiraan calon pendatang baru. Jika
hambatan masuk tinggi, sementara calon pendatang baru sudah memperkirakan
sebelumnya, maka pendatang baru tersebut bukanlah merupakan ancaman yang
serius. Menurut Handoko (1994:63-64), pemahaman akan lingkungan persaingan yang
dihadapinya, organisasi mengetahui posisi persaingannya sehingga lebih mampu
mengoptimalkan operasi-operasinya. Misal, untuk meningkatkan bagian pasarnya
dimana produk dan harga sama dengan para pesaing, perusahaan harus menciptakan
perbedaan-perbedaan dalam pembungkusan, pelayanan atau promosi. Meskipun
pendatang baru untuk hari ini belum merupakan ancaman, akan tetapi ke depan
tidak menutup kemungkinan akan menjadi ancaman yang besar, jika di dukung oleh
kekuatan modal yang kuat.
b.
Daya tawar Pemasok
Menurut Handoko (1994:65), setiap perusahaan sangat
tergantung pada sumber-sumber dari sumber daya-sumber dayanya untuk memenuhi
kebutuhan bahan baku (mentah), bahan pembantu, pelayanan, energi dan peralatan
yang digunakan untuk memproduksi. Oleh karena itu setiap perusahaan tergantung
pada para penyedia bahan-bahan dan peralatan-peralatan. Pemasok dapat
menggunakan ancaman tawar menawarnya atas para anggota industri dengan menaikan
harga atau menurunkan kualitas barang dan jasa yang di jualnya. Pemasok yang
kuat dapat menekan kemampulabaan suatu industri yang tidak dapat mengimbangi
kenaikan biaya dengan menaikan harganya sendiri. Perusahaan Keripik ubi barokah
dalam memenuhi kebutuhan bahan bakunya yang dalam hal ini adalah ubi tidak
memiliki pemasok tetap. Biasanya pihak perusahaan terjun sendiri ke pasar
ataupun ke masyarakat langsung yang memiliki tumbuhan ubi yang siap panen,
meskipun kadang ada pemasok yang datang menawarkan ubi.
c.
Daya Tawar Pembeli
Perusahaan dalam memproduksi suatu barang tidak bisa
terlepas dari konsumen atau pelanggan sebagai sasaran produk mereka. Sementara
itu pembeli mampu mempengaruhi perusahaan dalam hal harga, terutama dalam hal
menurunkan harga produk. Sehingga perusahaan harus pandai mencari celah dalam
membidik pembeli potensial. Pembeli memiliki kemampuan untuk menekan harga,
menuntut kualitas lebih tinggi atau layanan lebih banyak, dan mengadu domba
sesama anggota industri. Pembeli cenderung lebih peka terhadap harga jika
mereka membeli produk yang tidak terdifferensiasi, relatif lebih mahal terhadap
penghasilan mereka, dan jika kualitas tidak terlalu penting bagi merekaa. Usaha
Kripik Ubi “Barokah” akan berusaha untuk meraup pembeli potensial melalui
sasaran pelemparan produknya, yang mana Usaha Kripik Ubi Barokah tidak hanya
memfokuskan produknya untuk kalangan menengah keatas tetapi juga memberikan
produk yang bisa merambah pada pembeli kelas menengah kebawah. Sehingga wajar
kalau Handoko (1994:64) mengatakan bahwa manajer pemasaran harus menganalisa
profil langganan sekarang dan potensial serta kondisi pasar dan mengarahkan
kegiatan-kegiatan pemasaran perusahaan berdasarkan hasil analisa itu. Dalam
situasi persaingan yang ketat, melalui pemuasan kebutuhan dan keinginan
langganan, perusahaan akan dapat menjaga kelangsungan hidupnya, berkembang dan
mendapatkan keuntungan.
d.
Persaingan Antar Anggota dalam Industri
Menurut Handoko (1994:63-64), pemahaman akan ingkungan
persaingan yang dihadapinya, organisasi mengetahui posisi persaingannya
sehingga lebih mampu mengoptimalkan operasi-operasinya. Misal, untuk
meningkatkan bagian pasarnya dimana produk dan harga sama dengan para pesaing,
perusahaan harus menciptakan perbedaan-perbedaan dalam pembungkusan, pelayanan
atau promosi. Perusahaan memiliki keleluasaan tertentu untuk memperbaiki
keadaan melalui perubahan strategik. Pemusatan usaha penjualan pada segmen
industri yang paling cepat tumbuh atau pada wilayah pasar yang biaya tetapnya
paling rendah dapat mengurangi dampak persaingan antar anggota industri. Untuk
masalah persaingan dalam industri, Perusahaan Keripik ubi “ Barokah “perlu
melakukan identifikasi posisi pesaing yang ada. Meskipun untuk skala produksi
yang sejenis Perusahaan keripik ubi barokah tidak memiliki pesaing yang tergolong
besar khususnya di wilayah Desa Pesanggerahan. Dengan memperhatikan berbagai
peluang yang dapat mendukung perkembangan bisnis sejenis tersebut dimungkinkan
dapat menjadi pesaing yang potensial bagi Perusahaan. Pesaing disini dapat
masuk melalui kemampuan melakukan inovasi produk maupun melalui perolehan
pembeli potensial.
e.
Barang Subsitusi
Dalam industri pengolahan terutama bergerak di bidang
makanan dan minuman khususnya jajanan atau camilan, produk kripik ubi sangat
mudah ditemukan produk substitusinya di pasaran. Produk substitusi seringkali
masuk dengan cepat ke dalam industri yang dapat mengakibatkan turunnya harga
atau sebaliknya meningkatkan kinerja perusahaan. Produk tersebut misalnya
berupa kripik-kripik lain seperti kripik pisang, kripik apel, kripik singkong,
dan kripik lainnya. Bisa juga berbentuk jajanan lain selain jenis kripik.
Penetapan batas harga tertinggi akan membatasi potensi produk atau jasa
substitusi suatu industri. Jika industri tidak mampu meningkatkan kualitas
produk atau mendefinsikannya, laba dan pertumbuhan industri dapat terancam.
Produk dan jasa substitusi tidak hanya membatasi laba dalam masa-masa normal
melainkan juga mengurangi laba maksimal yang dapat diraih industri dalam masa keemasan.
5. Aspek Finansial
Salah satu komponen yang mendukung
pembangunan nasional adalah tersedianya lembaga intermediasi yang mempunyai
fungsi menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali ke masyarakat
dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya. Lembaga intermediasi yang
ada dibedakan dalam 3 kategori yakni :
a. Berbentuk
Bank tunduk pada Undang-Undang Pokok Perbankan
b. Berbentuk
Koperasi Simpan Pinjam tunduk pada Undang-Undang Koperasi
c. Lembaga
Keuangan Mikro lainnya yang belum diatur undang-undang
Lembaga
keuangan mikro yang membantu mengembangkan iklim wirausaha di Indonesia diatur
dalam Surat Edaran Menteri Keuangan No. SE-31/MK/2000 tanggal 5 Mei 2000
tentang Pelaksanaan Program PUKK. Dalam hal ini Pembinaan Usaha Kecil dan
Koperasi mengacu kepada Surat Keputusan Menteri Keuangan No.316/KMK.016/1994
tanggal 27 Juni 1994 yang menggantikan Surat Keputusan Menteri BUMN/Kepala
Badan Pembina BUMN No. Kep.216/M-PBUMN/1999 tanggal 28 September 1999. Sumber
pendanaan dari Program Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi (PUKK) berasal dari
penyisihan laba BUMN termasuk saldo dana Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi
(PUKK) tahun-tahun sebelumnya yang merupakan sumber pendanaan utama dalam
merealisir terwujudnya pemerataan kehidupan perekonomian masyarakat melalui
kemitraan dengan para pengusaha kecil dan koperasi serta lingkungan masyarakat
sekitarnya. Pelaksanaan Program Pembinaan Usaha Kecil, Koperasi (PUKK) dan Bina
Lingkungan dilaksanakan di dalam lingkup masyarakat yang bertujuan untuk
mendorong tercapainya pertumbuhan ekonomi rakyat, melalui pemerataan di sektor
ekonomi dimana anggota masyarakat golongan pengusaha kecil dan koperasi di beri
kesempatan untuk melakukan perluasan usahanya, berdasarkan bantuan pinjaman
untuk modal kerja / pinjaman lunak yang berasal dari penyisihan laba BUMN.
6. Aspek Hukum
Aspek Hukum
meliputi perizinaan untuk melaksanakan kegiatan industri. Usaha Kripik ubi
barokah membutuhkan surat perizinaan berupa :
a.
Pembuatan surat perijinan ke Bappeda
Pembuatan surat perijinan ke Bappeda bertujuan untuk
mendapatkan perijinan tentang usaha yang akan dikelola. Audiensnya yaitu
kesekretariatan direktur beserta jajarannya yang bertanggung jawab tentang
perijinan.
b.
Pembuatan surat standarisasi BPOM
Pembuatan surat standarisasi BPOM bertujuan untuk meminta
standarisasi produk/barang yang dihasilkan perusahaan. Audiensnya yaitu para
manager produksi, karena produksi harus sesuai dengan standar yang ditetapkan
oleh pemerintah. Saluran komunikasinya yaitu formal dengan pembuatan surat ijin
rekomendasi untuk standarisasi yang produknya telah dilakukan pengujian
sebelumnya
c.
Sertifikat halal dari MUI
7. Aspek Ekonomi,
Sosial dan Politik
Para manajer
akan selalu terlibat dengan masalah-masalah biaya, sumber daya-sumber daya yang
dibutuhkan perusahaan. Biaya-biaya ini setiap waktu selalu berubah-ubah karena
factor-faktor ekonomi. Karena itu menurut Handoko (1994:68), manajer senantiasa
menganalisa dan mendiagnosa faktor-faktor ekonomi seperti kecenderungan inflasi
atau deflasi harga barang-barang dan jasa, kebijaksanaan-kebijaksanaan moneter,
devaluasi atau revaluasi dan yang menyangkut tingkat bunga,
kebijaksanaan-kebijaksanaan fiskal, keseimbangan neraca pembayaran dan harga-harga
yang ditetapkan oleh para pesaing dan penyedia. Jadi, manajer-manajer
perusahaan harus mencurahkan waktu dan sumber daya-sumber daya untuk melakukan
peramalan ekonomi dan antisipasi perubahan-perubahan harga. Faktor ekonomi
berkaitan dengan sifat dan arah sistem perekonomian tempat suatu perusahaan
beroperasi. Faktor ekonomi ini merupakan faktor yang sangat rawan dan sering
menjadi bahan pertimbangan dalam upaya pengambilan keputusan oleh manajemen
dalam perusahaan, apalagi di tengah situasi yang tidak menentu seperti ini.
Terdapat beberapa indikator ekonomi yang perlu dianalisis untuk memberikan
pertimbangan yang akurat dalam menentukan strategi perusahaan seperti
pertumbuhan ekonomi, inflasi ataupun pendapatan nasional. Sisi pendapatan
nasional perkapita merupakan salah satu indikator yang digunakan untuk mengukur
tingkat kesejahteraan penduduk. Pendapatan nasional perkapita dapat dilihat
dari daya beli masyarakat secara umum. Pada tahun-tahun terakhir ini,
pendapatan perkapita Indonesia mengalami kenaikan. Kenaikan pendapatan
perkapita tersebut mengindikasikan adanya daya beli potensi oleh masyarakat
yang dapat memberi peluang bagi kegiatan bisni ini. Aspek Ekonomi dan sosiaal
usaha Keripik Ubi “ Barokah “ adalah sebagai berikut :
a.
Pembukaan Lapangan kerja dan Pemerataan
kesempatan kerja
b.
Peningkatan penghasilan devisa negara/
pendapatan negara sebab berkurangnya jumlah pengangguran dan bertambahnya
pendapatan masyarakat setempat
c.
Penghematan devisa sebab usaha ini
menggunakan bahan baku hasil negeri sendiri, tidak mengimport.
d.
Aspek sosial meliputi semakin ramainya
daerah tempat usaaha tersebut, sebab usaha ini akan dijadikan tempat berkunjung
untuk dijadikan oleh-oleh dari Pesanggerahan sehingga membuka kesempatan bagi
industri pendukung untuk beroperasi disekitar usaha ini.
C. Pemanfaatan Teknologi Informasi
Dalam
persaingan bisnis yang semakin keras dan ketat saat ini, informasi teknologi
memegang peranan penting dalam pengembangan bisnis. Yang menjadi titik point
adalah bagaimana teknologi dapat digunakan dan apa yang perlu diketahui bisnis
mengenai teknologi sehingga memberi dampak terhadap stategi bisnis dan selalu
terlibat dalam berbagai perencanaan serta pengkajian strategi bisnis.
Pemanfaatan sistem teknologi informasi memberikan lima peran utama di dalam
organisasi :
a)
Meningkatkan efisiensi, yaitu
menggantikan manusia dengan teknologi di proses produksi.
b)
Meningkatkan efektivitas, yaitu
menyediakan informasi bagi para manajer di organisasi untuk mendukung proses
pengambilan keputusan dengan lebih efektif yang didasarkan dengan informasi
yang akurat, tepat waktu, dan relevan sehingga mendapat hasil produksi yang
akurat dan bebas dari cacat produksi sesuai dengan sasaran produksi yang
diinginkan.
c)
Meningkatkan komunikasi, yaitu
mengintegrasikan penggunaan sistem teknologi informasi dengan menggunakan email
dan chat.
d)
Meningkatkan kolaborasi.
e)
Meningkatkan kompetitif, yaitu sistem
teknologi informasi digunakan untuk keunggulan kompetisi.
D. Analisis Resiko Usaha
Menggambarkan
hal-hal yang mungkin mengganggu pelaksanaan investasi dan pengembalian
pinjaman.
a)
Adanya perubahan selera pasar yang
kemungkinan akan terjadi.
b)
Kenaikan harga bahan baku diatas 25%
c)
Kebijakan pemerintah yang sewaktu-waktu
akan berubah.
d)
Resiko yang dihadapi ketika
perekonomian tidak stabil adalah akan terganggunya produktivitas yang akan
dihasilkan.
e)
Adanya persaingan dari pihak tertentu
yang mengambil keuntungan dari usaha ini.
f)
Kenaikan upah tenaga kerja sebesar 30%
g)
Penurunan Daya Beli Masyarakat
h)
Kerusakan mesin – mesin peralatan
Antisipasi
Resiko Usaha menggambarkan strategi/kegiatan yang dilakukan dalam
mengantisipasi dan meminimalkan resiko usaha.
a)
Pembelian stock bahan baku dan bahan
penolong.
b)
Membuat kontrak kerja dengan tenaga
kerja.
c)
Menyediakan fasilitas pendukung untuk
pekerja agar tetap loyal.
d)
Memperluas saluran distribusi
pemasaran.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Selain sebagai
sumber karbohidrat, ubi jalar (Ipomoea batatas Poir.) juga mengandung
vitamin A, C, dan mineral. Ubi jalar yang daging umbinya berwarna ungu, banyak
mengandung anthocyanin yang sangat bermanfaat bagi kesehatan, karena berfungsi
mencegah penyakit kanker.
Dalam melakukan studi kelayakan suatu
usaha, analisis bisnis yang perlu dilakukan adalah menilai aspek-aspek seperti
aspek pasar dan pemasaran, aspek operasi, aspek SDM, aspek lingkungan bisnis,
aspek finansial, aspek hukum, aspek ekonomi sosial dan politik. Selain itu,
dengan keras dan ketatnya persaingan usaha pada era modern ini, pemanfaatan
teknologi informasi juga tidak boleh diabaikan. Tanpa melupakan resiko usaha
yang mungkin datang setiap saat, setiap pengusaha harus siap dan tanggap dengan
perubahan lingkungan yang terjadi agar usahanya tetap lancar, maju berkembang
dan mendapatkan untung yang banyak.
B.
Saran
Studi kelayakan
usaha ini dilakukan dengan waktu yang cukup banyak, namun penulis agak lalai
dalam menenyelesaikannya, untuk para pembaca yang budiman jangan lupa
mengerjakan tugas tepat pada waktunya agar semua terselesaikan tanpa-tanpa
tergesa-gesa dan hasilnya memuaskan.
DAFTAR PUSTAKA
Desmintha, Teh. 2012. Studi Kelayakan Bisnis Keripik Nangka.
http://abuamahteh. blogspot.com/2012/10/studi-kelayakan-bisnis-keripik-nangka.html.
Diakses pada hari Senin 4 Nopember 2013.
Julita, Sarmi. 2011. Tanaman Ubi Jalar. http://julitasweet.blogspot.com/2011/09/
tanamanubijalar.html. diakses pada hari Senin 4 Nopember 2013.
Subscribe to:
Posts (Atom)